Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Anggaran Pembangunan IKN 2023 Senilai Rp23,6 triliun, Begini Prospek Saham Konstruksi

18 Agu 2022, 16:16 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Pasca selesainya rapat tahunan MPR pada tanggal 16 Agustus 2022 lalu dalam membahas nota keuangan Anggaran Belanja tahun 2023, sektor konstruksi perlahan mengalami apresiasi yang atraktif dalam satu bulan terakhir. Misalnya Wijaya Karya (WIKA) yang sahamnya telah melonjak 13,8% dalam satu bulan terakhir, diikuti Pembangunan Perumahan (PTPP) sebesar 13,9%, Waskita Karya (WSKT) sebesar 12,6%, dan Adhi Karya (ADHI) yang menguat 6,67%. 


Lantas, ada apa yang terjadi pada saham konstruksi belakangan ini? Apakah pagelaran pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi pemicu apresiasi pada sektor konstruksi?


Anggaran IKN Mulai dibentuk lebih tinggi dari 2022


Sebelumnya sudah tercatat bahwa Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp23,6 triliun untuk pembangunan IKN dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa juga menyebut bahwa anggaran tersebut telah masuk dalam program reguler kementrian dan lembaga (K/L). 


Sebagai catatan, Pemerintah memang berencana membatasi penggunaan anggaran dari APBN untuk IKN sebesar 20% saja, atau mencapai Rp89,4 triliun. Sisanya, Pemerintah mengharapkan adanya kontribusi swasta sebesar Rp123 triliun hingga kerjasama pemerintah dan badan Usaha (KPBU) dengan nilai Rp253,4 triliun. Dengan demikian, sejalan dengan dialokasikannya anggaran pembangunan IKN sebesar Rp23,6 triliun, maka APBN masih memiliki tanggungan sisa sebesar Rp65,8 triliun.


BACA JUGA: IKN Segera Dibangun, Begini Deretan Saham Konstruksi yang Diuntungkan


Untuk partisipasi swasta, Pemerintah sendiri telah menawarkan pemanis berbentuk insentif berbentuk tax holiday hingga iming-iming kepada pihak swasta dengan menawarkan Internal Rate of Return (IRR) atau imbal hasil sebesar 11%. Tentu saja, penawaran IRR ini diyakini mampu menjadi magnet untuk menarik calon investor agar mau menanamkan dananya pada megaproyek IKN mengingat atraktifnya tingkat penawaran IRR dibandingkan dengan yield Surat Utang Negara (SUN).


Proyek IKN semakin nyata, stimulus bagi BUMN konstruksi?

Dimulainya pembangunan IKN pada September mendatang memang merupakan langkah awal dari membaiknya kinerja sektor konstruksi di tahun mendatang. Meski demikian, untuk tahun 2022 sendiri Pemerintah telah mengalokasikan Rp5,4 triliun yang akan digunakan untuk proyek prasarana dasar seperti jalan tol, jalan nasional, penyediaan air baku, drainase, dan kantor-kantor pemerintah. Bahkan, beberapa proyek saat ini sedang memasuki tahap pelelangan dimana pemenangnya akan diputuskan pada Agustus ini.


Meski demikian, rendahnya realisasi nilai anggaran IKN pada 2022 dinilai tidak memberikan sumbangsih besar bagi peraihan kontrak baru BUMN sektor konstruksi. Sebagai catatan, hingga semester 1H22 BUMN konstruksi belum sepenuhnya memenuhi setengah dari target Nilai Kontrak Bersih (NKB) di 2022. Misalnya, PTPP yang baru mencapai 35,2% dari target, diikuti oleh Adhi Karya (69%), Wijaya Karya (32%), dan Waskita Karya (31%). Maka tentunya BUMN Karya tidak bisa berharap banyak bahwa anggaran IKN akan mampu menambal sisa target NKB pada tahun 2022 yang nilainya hanya sebesar Rp5,4 triliun.


Gambar 1: Nilai Kontrak Baru (NKB) BUMN Karya dan Targetnya di 2022




Sumber: Emiten, Emtrade Research.


Namun, melihat dari kacamata jangka panjang seharusnya prospek BUMN konstruksi tidak bisa dianggap sepele. Misalnya jika diukur dari anggaran IKN pada tahun 2023 yang nilainya perlahan membesar atau sebesar Rp23,1 triliun. 


Bahkan, BUMN konstruksi harus bersiap untuk merealisasikan kontrak baru dari swasta dan KPBU yang nilainya cukup fantastis di masa yang akan datang. Ini menandakan bahwa prospek sektor konstruksi dalam jangka panjang seharusnya tidak boleh dianggap sepele oleh pelaku pasar.


Risiko yang diantisipasi: Ketidakpastian lanjutan proyek?

Memang, beberapa pelaku pasar melihat adanya ruang resiko dari ketidakpastian pembangunan IKN pasca berakhirnya masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada 2024 mendatang. Pelaku pasar tentunya belajar dari pengalaman sebelumnya dimana beberapa proyek mangkrak menjadi hal yang lumrah di Indonesia. 


Meski demikian, pemerintah telah memastikan bahwa IKN sendiri akan terus dijaga keberlanjutannya. Bahkan, Ketua MPR telah mengusulkan bahwa proyek IKN untuk dimasukan ke dalam Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN). Hal ini dilakukan agar kepastian pembangunan IKN dapat terus berlanjut walau Jokowi sudah lengser.


Meski demikian, risiko ketidakpastian ini masih tetap melekat di benak investor yang cenderung konservatif dalam menempatkan dana investasinya di proyek IKN. Namun, pemerintah tetap berharap bahwa risiko ketidakpastian ini dapat diredakan dengan pembangunan infrastruktur awal IKN yang sepenuhnya akan menggunakan dana APBN tersebut. Dengan dibangunnya infrastruktur dasar tersebut, diharapkan investor lebih percaya diri dalam memandang proyek IKN terlepas dengan selesainya masa periode Jokowi di tahun 2024.


Valuasi Sektoral Atraktif, pilih siapa?

Meski kenaikan sektor konstruksi mulai atraktif, namun secara valuasi penilaian pada saham BUMN Karya masih dinilai cukup undervalued.


Misalnya WIKA. Hingga saat ini, WIKA masih dihargai dengan Price to Book Value (P/BV) sebesar 0,73x, diikuti dengan PTPP (0,58x), dan ADHI (0,51x). Disisi lain, WSKT menjadi satu-satunya BUMN Karya yang memiliki valuasi cukup premium, atau di 1,48x P/BV. 


Meski demikian, WSKT memiliki kinerja bisnis yang mulai pulih pada semester 1 tahun 2022 ini. Hal ini belum mempertimbangkan harga rata-rata sektor konstruksi yang bisa disebut berada pada level yang bottom, atau berada di level hampir sama dengan penurunan pada tahun 2020 disaat terjadinya pandemi Covid-19.


Jadi menurut Emtraders, kira-kira sektor apa yang paling atraktif dari BUMN Konstruksi? Mau update trading signal real-time, yuk upgrade VIP member Emtrade.


Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-WS-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi