Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPerencanaan Keuangan

Mengenal Alokasi Aset: Pengertian, Faktor Penting, dan Jenisnya

15 Agu 2022, 15:14 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
alokasi aset

Investasi saham adalah salah satu cara terbaik untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang. Namun terlepas dari potensi keuntungannya, saham memiliki risiko tinggi yang harus disadari oleh setiap investor. Maka dari itu sebaiknya jangan gunakan 100% modal hanya di pasar saham saja.

Bahkan investor Warren Buffett memilih untuk tidak memasukkan semua uangnya ke saham di mana 10% dari portofolio dialokasikan untuk berinvestasi di obligasi pemerintah dengan jatuh tempo kurang dari empat tahun. Nah, di sini lah alokasi aset berperan.

Apa itu Alokasi Aset?

Alokasi aset adalah strategi investasi di mana investor membagi komposisi portofolionya ke beberapa kelas aset yang berbeda. Strategi ini bertujuan untuk menyeimbangkan risiko dan return dengan mengalokasikan sebagian portofolio ke kelas aset yang rendah risiko guna mengimbangi risiko dari aset yang nilainya lebih fluktuatif seperti saham.

Hal ini dikarenakan masing-masing aset biasanya akan merespons tren pasar dengan cara yang berbeda-beda. Sehingga memadukannya dalam portofolio investasi dapat membantu memitigasi kerugian dalam penurunan pasar serta membuat nilai portofolio secara keseluruhan lebih stabil.

Baca juga: 5 Cara Menabung dengan Cepat untuk Mewujudkan Tujuan Keuangan

Faktor yang Perlu Diperhatikan


sumber gambar: ET Money

Nah, dalam hal alokasi aset, bobot masing-masing aset atau instrumen investasi bisa ditentukan sendiri. Misalnya sebagian besar porsi portofolio untuk aset yang berisiko dengan return yang tinggi. Atau aset yang rendah risiko dengan return yang rendah.

Sebelum menentukan alokasi aset, ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan. Nantinya ini akan mengarahkanmu ke aset yang cocok dan sesuai dengan kenyamanan dalam berinvestasi.

  • Profil Risiko

Investasi selalu beriringan dengan risiko dan keuntungan. Keduanya bergerak ke arah yang sama. Dengan kata lain, high risk, high return. Instrumen yang tinggi risiko cenderung menawarkan keuntungan yang tinggi pula. Low risk, low return. Instrumen yang rendah risiko biasanya potensi keuntungannya juga rendah.

Walaupun begitu bukan berarti calon investor harus memaksakan berinvestasi di instrumen yang high risk supaya bisa dapat return besar. Sayangnya hal ini kerap menjadi salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula.

Sebelum menentukan alokasi aset, penting untuk memahami profil risiko diri sendiri. Profil risiko adalah indikator yang menggambarkan tingkat toleransi risiko terhadap instrumen investasi. Profil risiko dibagi menjadi tiga jenis, konservatif, moderat, dan agresif. Nah, kamu bisa sesuaikan alokasi aset dengan profil risiko agar keuntungannya menjadi lebih sustainable.

  • Usia

Usia adalah faktor lain yang harus dipertimbangkan saat menetapkan strategi alokasi aset. Dalam hal ini, investor muda boleh mempertimbangkan untuk memiki alokasi saham lebih besar di portofolio daripada aset rendah risiko lainnya. Sebab secara usia, investor tersebut masih berada di usia produktif untuk mendapatkan penghasilan. Sehingga memungkinkan untuk mengambil risiko yang jauh lebih besar.

Sedangkan investor senior yang sudah mendekati masa pensiun boleh meningkatkan persentase instrumen pendapatan tetap di portofolio. Ini bertujuan agar ketika pensiun aset yang dimiliki menghasilkan keuntungan yang maksimal karena nilainya tidak berfluktuasi dan cenderung stabil.

Namun ini bukan aturan pasti. Semua kembali lagi ke preferensi dan kenyamanan masing-masing investor.

  • Tujuan

Tujuan finansial menjadi faktor lain yang mendorong investor untuk mencapai tingkat pengembalian tertentu karena alasan atau keinginan tertentu. Tujuan yang berbeda akan memengaruhi cara seseorang berinvestasi dan mengambil risiko. Oleh sebab itu, penting untuk membuat tujuan yang jelas agar lebih mudah diidentifikasi. Berapa banyak uang yang dibutuhkan dan berapa lama periode waktu untuk berinevstasi agar nominal tersebut terkumpul saat nanti dibutuhkan.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Piramida Keuangan? Dan Gimana Urutannya?

Jenis Kelas Aset

  • Ekuitas

Ekuitas memberi investor klaim kepemilikan dalam bisnis. Beberapa di antaranya adalah saham, reksa dana saham,dan exchange traded fund (ETF) yang mengombinasikan saham dan reksa dana. Kelas aset ini menghasilkan pembayaran dividen dan capital gain dengan persentase keuntungan yang maksimal tetapi juga dibayangi risiko yang tinggi.

  • Pendapatan tetap

Kelas aset pendapatan tetap lebih dikenal dengan istilah obligasi. Dikatakan sebagai pendapatan tetap karena memungkinkan investor untuk memperoleh pendapatan secara berkala dari kupon yang didapatkan. Sedangkan pokoknya akan diberikan di akhir saat jatuh tempo.

Ada dua jenis obligasi, yaitu obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Obligasi pemerintah dijamin oleh negara dan tertuang dalam Undang-Undang. Sehingga tergolong lebih rendah risiko dibandingkan obligasi korporasi. Investor juga bisa memiliki kelas aset ini melalui reksa dana pendapatan tetap.

  • Kas dan setara kas

Kas dan setara kas adalah kelas aset yang paling tidak berisiko. Namun di sisi lain juga paling rawan terkena risiko inflasi karena nilainya tidak bertumbuh atau bahkan jika bertumbuh persentasenya cukup kecil. Contohnya ada uang tunai, rekening tabungan, deposito, dan reksa dana pasar uang.

Baca juga: 3 Instrumen Pasar Modal Selain Saham untuk Investasi

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelPerencanaan Keuangan

4 Metode Membuat Tujuan Keuangan 2023 Agar Cepat Tercapai

27 Des 2022, 16:22 WIB
article
ArtikelPerencanaan Keuangan

Begini Cara Menghitung Dana Darurat yang Ideal Saat Mengelola Uang

11 Nov 2022, 16:21 WIB
cara menghitung dana darurat yang ideal
ArtikelPerencanaan Keuangan

Financial Checkup Sebelum Berinvestasi yang Wajib Dilakukan

2 Nov 2022, 15:49 WIB
article
ArtikelPerencanaan Keuangan

Delayed Gratification: Rahasia Menuju Financial Freedom

4 Okt 2022, 16:12 WIB
delayed gratification
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi