Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Tesla Bakal Beli Nikel dari Indonesia, Emiten Mana yang diuntungkan?

10 Agu 2022, 13:24 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Setelah kunjungan Tesla, salah satu perusahaan pemegang pangsa pasar BEV (Battery-electric Vehicle) dan PHEV (Plugin Hybrid Electric Vehicle) terbesar di dunia ke Indonesia pada awal Mei lalu, akhirnya pemerintah mengkonfirmasi kesepakatan dengan Tesla untuk mengamankan persediaan nikel senilai US$5 miliar (~Rp72,5 triliun) dari Indonesia untuk lima tahun kedepan.

Jika dirupiahkan, setidaknya akan ada transaksi pembelian nikel dari Tesla senilai Rp 14,5 triliun tiap tahunnya. Langkah Tesla tersebut diambil untuk mengamankan persediaan nikel untuk baterai lithiumnya dari negara dengan cadangan terbukti (reserve) nikel terbesar di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kontrak tersebut akan dilaksanakan dengan 2 perusahaan yang beroperasi di Morowali, Sulawesi Tengah. Menurut Bloomberg, meskipun belum cukup jelas, dua perusahaan tersebut adalah Zhejiang Huayou Cobalt Co. dan CNGR Advanced Material Co.

 

Siapa Huayou dan CNGR? Apa Hubungannya dengan Emiten di Indonesia?

Zhejiang Huayou Cobalt Co. merupakan perusahaan asal China yang berdiri pada 2020 dengan spesialisasi di bidang R&D, manufaktur, serta sumberdaya energi terbarukan berbasis baterai Li-ion dan cobalt. Huayou memiliki partnership dengan emiten MDKA sebagai salah satu penambang nikel di SCM, unit bisnis nikel MDKA, serta emiten INCO dengan kerjasama pembangunan smelter HPAL bersama Ford.

Sedangkan CNGR Advanced Material Co. merupakan bagian dari Hunan CNGR Holding yang berfokus pada R&D bahan baku energi dimana Hunan CNGR merupakan salah satu pemain pada industri baterai lithium. CNGR memiliki proyek kerjasama pembangunan kawasan industri bersama dengan ANTM untuk produksi nikel matte, salah satu produk turunan bijih nikel yang dapat digunakan sebagai bahan baku baterai dengan kapasitas 80 ribu ton per tahun.

Alhasil, transaksi antara Tesla dengan emiten nikel yang listing di Indonesia memiliki hubungan yang relatif secara tidak langsung. Meski demikian, ini menjadi bukti bahwa pemain EV global seperti Tesla, Ford, Hyundai, General Motor, dan lainnya sedang menjadi pasokan bahan baku nikel untuk jangka panjangnya, dimana Indonesia dengan cadangan nikel terbesar di dunia akan diuntungkan dengan potensi kontrak-kontrak baru kedepannya.

BACA JUGA: Begini Efek Rencana Kebijakan Pajak Ekspor Nikel 

Sebesar Apa Pendapatan Nikel Tiap Emiten?

Dari ketiga emiten diatas, INCO menjadi perusahaan yang bisnisnya paling fokus pada komoditas nikel, dimana 100% pendapatan INCO berasal dari penjualan nickel matte salah satu nikel yang menjadi bahan baku baterai. Sedangkan MDKA baru saja memonetisasi bisnis nikelnya pada kuartal 2 tahun ini dengan kontribusi sebesar 42% dari total pendapatan sepanjang semester 1/2022, dimana seluruh produk nikel MDKA berupa jenis nickel pig iron yang digunakan sebagai bahan baku stainless steel. ANTM menjadi emiten dengan kontribusi bisnis nikel ke total pendapatan terendah diantara ketiganya, dimana pada kuartal 1/2022 bisnis emas Antam masih menyumbang lebih dari 60% pendapatan sedangkan bisnis nikel diperoleh dari penjualan feronikel dan bijih nikel yang masing-masing berkontribusi sebesar 19% dan 17% ke total pendapatan kuartal 1 tahun ini.



Jadi emtraders pilih emiten mana untuk trading dan investasi? Temukan strateginya di member VIP emtrade


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-AVV-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi