Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Apa Itu Debt to Equity Ratio? Ini Pengertian, Rumus, dan Implementasinya

4 Agu 2022, 11:57 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Bagi seorang investor, ukuran bahwa suatu perusahaan dikatakan sehat atau tidak cukup hanya diukur dari bagaimana kinerja penjualan dan laba bersihnya saja. Bagaimana perspektif pengelolaan keuangan internalnya juga merupakan indikator yang dapat digunakan investor untuk mengukur apakah suatu perusahaan memiliki tingkat pengelolaan yang baik.


Sebagai catatan, salah satu cara yang dapat mengukur efektifitas rasio utang yang baik adalah dengan mengetahui rasio Debt to Equity (DER). 


Meskipun demikian, tidak semua investor memahami tentang apa itu DER. Padahal sebagai investor, sangat penting untuk mendalami dan memahami apa itu DER agar terhindar dari risiko kesalahan dalam berinvestasi. Lantas, apa sih DER itu? Berikut akan kami bahas secara detail.


Pemahaman Debt to Equity Ratio (DER)

Secara definisi, Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio utang terhadap ekuitas yang membandingkan seberapa besar total utang berbunga terhadap nilai total ekuitas suatu perusahaan pada periode tertentu. Selain disebut DER, rasio ini juga kadang juga disebut sebagai rasio leverage atau rasio pengungkit yang mengukur seberapa besar modal yang disetor dari utang berbunga yang ada dalam suatu perusahaan.


Dengan definisi demikianlah maka rumus Debt to Equity Ratio dapat dihitung sebagai berikut:

 

DER = Total utang (Berbunga) : Ekuitas


Namun perlu dicatat, dalam menghitung DER:

  1. Utang yang disebut merupakan utang yang memiliki biaya modal alias yang menimbulkan bunga. Dengan demikian, investor harus memisahkan dahulu komponen liabilitas yang tidak tergolong pada utang dengan biaya modal.

  2. Ekuitas yang disebut tidak termasuk dengan ekuitas yang dimiliki oleh non-pengendali. Karena itu, investor harus memisahkan antara ekuitas non-pengendali dengan ekuitas total yang dimiliki oleh perusahaan sebelum menghitung rasio DER.




Interpretasi dari DER

Dengan mengetahui definisi DER hingga rumusnya, maka seharusnya investor dapat menginterpretasikan berapa angka yang ideal bagi suatu perusahaan jika diukur dari rasio DER. Pada umumnya, semakin tinggi suatu utang, maka akan semakin tinggi pula rasio DER-nya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah utang suatu perusahaan, maka akan semakin rendah pula rasio DER-nya. Artinya, semakin tinggi DER, semakin tinggi pula risiko suatu investor terhadap suatu saham.


BACA JUGA: Harga Satu Lot Saham BBCA, Tertari Beli?


Biasanya, investor akan menghindari rasio DER suatu perusahaan yang berada di atas angka 1. Tingginya DER di atas 1 mengimplikasikan bahwa utang perusahaan 1 kali lebih tinggi dari total ekuitas perusahaan sehingga risiko gagal bayar utang sangat tinggi sekali. Begitu juga sebaliknya. Apabila suatu perusahaan memiliki rasio DER dibawah 1 kali yang artinya utang berbunga perusahaan lebih rendah dari 1 kali ekuitasnya. 


Contoh perhitungan dan Implementasi


Sebagai contoh, kami akan menggunakan laporan keuangan PT. Gudang Garam tbk (GGRM) pada tahun 2019 sebagai basis perhitungan dari implementasi DER. sebagaimana yang tertera pada laporan keuangan, perusahaan memiliki data-data sebagai berikut:


  • Meski GGRM tercatat memiliki total liabilitas sebesar Rp27,7 triliun, untuk menghitung DER maka investor tidak dapat menggunakan keseluruhan total liabilitas sebagai objek perhitungan DER. sebagai catatan, dari total liabilitas tersebut, tercatat utang yang bersifat bunga berbunga hanya sebesar Rp17,4 triliun saja. Ini merupakan gabungan dari total utang bank yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

  • Dari sisi ekuitas, GGRM tercatat memiliki ekuitas sebesar Rp50,9 triliun.


Maka DER dari GGRM pada tahun 2019 adalah sebagai berikut:


DER = Rp17,4 triliun : Rp50,9 triliun = 0,34x


Dengan demikian, DER GGRM yang tercatat pada tahun 2019 adalah 0,34x yang artinya, dari 100% total ekuitas yang dimiliki perusahaan, total utang berbunga yang dimiliki oleh perusahaan hanya sebesar 34%-nya saja, alias lebih rendah dari total ekuitas. Ini mengindikasikan bahwa GGRM memiliki rasio utang yang sehat, karena rendahnya rasio DER yang dimiliki oleh perusahaan alias dibawah dari standar ideal di 1x.


Kesimpulan


Meski rasio DER merupakan indikator yang dapat mengukur tingkat terhadap bagaimana kondisi keuangan internal suatu perusahaan, untuk beberapa sektor DER tidak relevan untuk dipergunakan. Misalnya saja sektor konstruksi yang secara operasional tentunya akan menggunakan tingkat leverage yang tinggi untuk mengeksekusi proyek kontrak yang dimilikinya. Karena itu, selain mengukur dari rasio DER, investor juga harus menggunakan indikator lain agar penilaian kondisi sehat tidaknya perusahaan menjadi sempurna. Misalnya, investor dapat menggunakan rasio net margin bersih, Return on Equity (RoE), dan lainnya.


Mau belajar saham langsung dengan mentor berpengalaman yang bisa ditanya kapanpun? yuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-WS-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.







Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?

6 Des 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi