Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Begini Ciri-ciri Laporan Keuangan Emiten yang Bagus

1 Agu 2022, 15:17 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Karateristik apa saja yang harus ditunjukkan dalam suatu laporan keuangan? Bagaimanakah tanda suatu kinerja laporan keuangan yang baik itu? Yang pasti, laporan keuangan yang baik seharusnya berisi 3 karakteristik penting yang akan dibahas dalam bersama Emtrade di dalam blog ini.


Dalam praktiknya, setiap perusahaan pasti memiliki laporan keuangan yang didesain sebagai bentuk bukti pertanggungjawaban sekaligus tolak ukur bagi manajemen atas kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Melalui laporan keuangan, pihak berkepentingan dapat melihat apakah suatu manajemen di perusahaan sudah melakukan fungsinya dengan baik dalam menjalankan operasional bisnis.


Dalam pembuatannya, Laporan Keuangan suatu perusahaan yang baik seharusnya ditampilkan secara kuantitatif dengan memiliki karateristik laporan keuangan yang baik sebagai berikut:


1. Kinerja pendapatan bisnis konsisten bertumbuh

Tolak ukur utama bagi suatu perusahaan dapat disebut bertumbuh dengan baik adalah ketika perusahaan dapat menghasilkan tingkat pertumbuhan kinerja pendapatan dan penjualan yang bertumbuh setiap tahunnya.


Meski tidak ada acuan yang konkret untuk menggambarkan tingkat pertumbuhan bisnis yang baik, namun tingkat pertumbuhan dengan rata-rata di atas 10% per tahun biasanya dianggap sebagai pertumbuhan kinerja yang cukup bagus bagi pelaku pasar di Indonesia. 


Beberapa pihak juga mengukur perbandingan tingkat pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebagai acuan dalam menilai tingkat pertumbuhan suatu perusahaan. Artinya, apabila suatu perusahaan dapat mencatatkan compund annual growth rate (CAGR) atau rata-rata pertumbuhan per tahun di atas 5% (rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional), maka perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan kinerja yang mapan.


2. Memiliki Arus Kas Operasi yang Surplus

Secara umum, akan lebih mudah bagi investor untuk mengevaluasi laba dan rugi suatu perusahaan untuk memutuskan apakah suatu perusahaan stabil atau tidak. Namun, investor rata-rata lupa bahwa tanpa arus kas operasi yang surplus, kinerja laba suatu perusahaan tidak akan ada artinya. Kenapa bisa demikian?


Dalam pencatatan akuntansi, penerapan akuntansi pada laporan arus kas (cash-flow statement) dicatat dengan metode cash basis. Dengan penerapan cash-basis inilah, perusahaan dapat secara aktual menggambarkan posisi kas yang masuk dan keluar secara operasional. Maka apabila arus kas operasi suatu perusahaan mengalami defisit alias minus, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan sedang mengalami kerugian secara operasional.


BACA JUGA: Begini Cara Raih Cuan Optimal dengan Metode Darvas Box


Lantas, bagaimana dengan laporan laba dan rugi suatu perusahaan? Sebaliknya, laporan laba rugi menerapkan sistem perpetual basis. Dalam praktiknya, pendapatan yang belum seharusnya diakui sebagai pendapatan dapat dengan legal diakui di dalam laporan laba rugi. 


Begitu juga dengan beban operasional. Beberapa beban yang bersifat “non-cash” seperti depresiasi akan dianggap mengurangi pendapatan dan dianggap sebagai beban operasional. Maka jangan heran apabila jumlah pendapatan dan laba yang tertera pada laporan keuangan akan berbeda dengan jumlah kas yang masuk dari laporan arus kas operasi.


Lantas, bagaimana seorang investor menyikapinya? Intinya, investor harus memprioritaskan untuk mereview laporan arus kas operasi dalam tahap analisis sebelum melihat laba atau rugi yang tertera pada laporan laba rugi. Apabila suatu perusahaan memiliki arus kas operasi surplus, sementara perusahaan mencatatkan kerugian di dalam laporan laba rugi maka sejatinya perusahaan tersebut masih dianggap untung secara operasional. 


Begitu juga sebaliknya, apabila suatu perusahaan mengalami defisit pada arus kas operasi sementara disisi lain mencatatkan keuntungan pada laporan laba rugi, maka perusahaan secara praktik tetap mengalami kerugian.


Maka dengan demikian, menemukan perusahaan yang memiliki arus kas operasi yang surplus merupakan suatu keharusan. Meski demikian, kualitas perusahaan yang baik akan semakin sempurna apabila kinerja arus kas operasi maupun laba operasional suatu perusahaan mengalami posisi surplus.



3. Struktur Neraca Keuangan (Balance sheet) yang efisien

Efisien dalam arti sederhana adalah tidak memiliki aset tidak berwujud (goodwill) dengan nilai yang “buncit” serta rasio utang bank yang rendah terhadap ekuitas.


Goodwill secara definitif merupakan aset tak terwujud yang muncul dari selisih angka pembelian perusahaan (akuisasi) terhadap perusahaan lain karena membeli di luar nilai buku atau aset bersih perusahaan serta di atas harga pasar. Meski secara teoritis Goodwill dianggap sebagai aset, namun secara praktiknya aset goodwill tidak dianggap memiliki nilai tambah yang material kepada perusahaan dan hanya dianggap sebagai pelengkap pembukuan saja. 


Maka demikian, apabila suatu perusahaan memiliki aset Goodwill yang tinggi, maka aset total aktual perusahaan tersebut menjadi tidak relevan untuk menggambarkan kondisi aset perusahaan secara keseluruhan.


Disisi lain, rasio utang bank yang rendah dalam ekuitas, atau dikenal dengan rasio debt to equity (DER) merupakan indikator untuk mengukur seberapa besar utang berbunga suatu perusahaan bila dibandingkan dengan total ekuitasnya. Semakin tinggi utang bank terhadap ekuitasnya, maka akan semakin beresiko suatu perusahaan dalam menjaga kelangsungan operasional bisnisnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah rasio DER, maka akan semakin rendah risiko suatu perusahaan dari risiko default.


Nah sekarang Anda sudah paham bukan bahwa untuk mengetahui karateristik yang baik dari suatu perusahaan melalui laporan keuangan dapat dilihat dari 3 hal yang sudah dibahas di atas. Namun perlu dicatat bahwa masing-masing sektor dan industri memiliki karateristik yang berbeda-beda sehingga penelurusan lebih lanjut sangat dibutuhkan agar menciptakan kesimpulan analisis yang kuat bagi investor saham.


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.


Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.


-AFA-


Emtrade.id/Disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?

6 Des 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi