Mining 101 – Batubara: Pemahaman dan Cara Analisisnya
https://emtrade.id/blog/9141/mining-101--batubara-pemahaman-dan-cara-analisisnya
Industri tambang batubara merupakan salah satu industri yang
berada pada Sektor Energi menutut klasifikasi Bursa Efek Indonesia, dimana
Sektor Energi menjadi sektor yang memiliki performa pergerakan saham paling kinclong setelah naik 52,8% sepanjang tahun ini. Kenaikan itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG hanya naik 4,2%.
Kenaikan tersebut tidak lepas dari kinerja bisnis batubara yang melonjak di sepanjang 1H22, terutama melihat harga batubara yang telah menyentuh di atas level US$400 per ton. Lantas, poin-poin apa yang perlu diperhatikan dalam analisa fundamental industri tambang batubara? Berikut penjelasanya.
- Cadangan dan
Kapasitas Produksi
Berbeda dengan sektor
lain yang umumnya menggunakan pangsa pasar dalam menilai besar kecilnya
kapasitas usaha di industri, di industri batubara cenderung lebih fokus kepada
cadangan komoditas dan kemampuan produksinya pertahun. Dalam menilai cadangan
tambang dikenal 2 istilah:
-
Resource
Istilah yang digunakan
untuk jumlah cadangan yang diperkirakan dapat diambil manfaat ekonominya oleh
perusahaan. Bisa dikatakan, resource merupakan
estimasi kadar komoditas yang ada di wilayah tambang perusahaan.
-
Reserve
Sedangkan reserve
adalah jumlah cadangan yang sudah diketahui secara pasti ukuran, bentuk,
sebaran, jumlah, serta kualitasnya. Dengan kata lain, reserve merupakan
cadangan yang sudah betul-betul bisa perusahaan pastikan keberadaannya.
Selain cadangan, kapasitas produksi juga menjadi ukuran yang digunakan berbarengan untuk menilai seberapa lama cadangan komoditas perusahaan dapat dimanfaatkan.
- Jenis Batubara
& Kalori
Tiap hasil tambang
batubara memiliki spesifikasi produk yang berbeda baik dari jenis batubara
maupun besaran kalorinya. Berdasarkan kegunaannya batubara terbagi menjadi 2
jenis:
- Batubara Termal (thermal coal)
Jenis batubara termal
utamanya digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik, dimana uap panas hasil
pembakaran batubara akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin pembangkit
listrik.
- Batubara
Metalurgi/Kokas (coking coal)
Sedangkan batubara
kokas, sebagaimana namanya ‘metal’urgi, penggunaan batubara jenis ini cukup
spesifik pada industri metal sebagai bahan bakar dalam proses peleburan bijih
metal di furnace.
Selain dari jenisnya, batubara juga
dibedakan dari sisi kalori. Kalori merupakan kandungan energi yang dapat
dihasilkan dari hasil pembakaran. Dimana semakin tinggi kalori, semakin tinggi
efektifitas energi yang dihasilkan dan juga lebih ramah lingkungan karena
tingkat emisi yang semakin rendah.
Jenis dan kalori batubara akan menentukan harga jualnya, batubara metalurgi dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan termal, begitu juga kalori yang semakin tinggi akan punya nilai jual yang lebih tinggi.
- Indeks Harga
Acuan
Meskipun rata-rata
harga jual perusahaan atau yang biasa disebut ASP (average selling price) ditentukan berdasarkan kontrak dengan
pelanggan, umumnya perusahaan batubara menggunakan acuan indeks tertentu dalam
menentukan harga jual batubaranya. Terdapat 2 indeks yang umum dijadikan acuan
harga, yaitu:
- Newcastle Coal Index
- Indonesia Coal Index (ICI)
- Makroekonomi
& Tujuan Penjualan Batubara
Menilai kondisi
makroekonomi merupakan salah satu kunci penting dalam menilai prospek bisnis
batubara, terutama berkaitan dengan permintaan-penawaran batubara yang dapat
berdampak pada potensi volume penjualan dan harga jual batubara. Kebijakan
ekspor-impor dan penggunaan komoditas energi juga menjadi poin penting dalam
makroekonomi industri batubara.
Tujuan penjualan
batubara tiap perusahaan juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap
profitabilitas. Karena Indonesia memberlakukan skema harga khusus untuk
penjualan domestik yang disebut DMO (Domestic
Market Obligation). Dimana penjualan batubara untuk pembangkit listrik
dipatok US$70/ton dan penjualan ke industri pupuk dan semen hanya sebesar
US$90/ton. Sedangkan harga batubara acuan Newcastle saat ini berada di sekitar
US$400/ton.
Artinya ketika perusahaan memiliki fokus penjualan ke pasar domestik, perusahaan tidak dapat memaksimalkan profitabilitas dari momentum harga batubara yang tinggi.
- Bisnis Selain
Batubara
Sebagian dari
perusahaan batubara memiliki bisnis pendukung lain selain batubara, sehingga
katalis yang terjadi pada segmen bisnis non-batubaranya juga dapat mempengaruhi
kinerja keuangannya, tergantung porsi kontribusi dari tiap segmen bisnis.
Meskipun sebagian besar memiliki kontribusi yang relatif kecil terhadap total
pendapatan perusahaan, beberapa contoh seperti HRUM, INDY dan PTBA memiliki
potensi peningkatan kontribusi dari bisnis non-batubara maupun hilirisasi.
- Arah Renewable
Energi
Pemerintah telah
menetapkan target zero-emission
Indonesia pada tahun 2060, artinya pada tahun 2060 sumber energi Indonesia akan
diperoleh sepenuhnya dari energi bersih. Mengindikasikan batubara tidak lagi
akan digunakan sebagai pembangkit listrik kedepannya. Hal ini menjadi alasan
yang mendasar untuk perusahaan batubara perlu secara bertahap menggeser
bisnisnya ke arah yang energi bersih atau semacamnya. Perkembangan tersebut
akan menjadi rerating catalyst bagi sustainability bisnis perusahaan.
- Valuasi
Terdapat cukup banyak model valuasi yang dapat digunakan harga wajar dari perusahaan di industri batubara. Mulai dari price to earnings ratio (P/E) yang paling sering digunakan, atau EV/EBITDA untuk menilai valuasi dari profitabilitas operasionalnya. Tak jarang meskipun cukup kompleks penggunaannya, valuasi discounted cash flow (DCF) juga cukup sering digunakan untuk memvaluasi industri batubara.
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/9141/mining-101--batubara-pemahaman-dan-cara-analisisnya
Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?
Saham Bank Umum vs Daerah, Mana yang Lebih Bagus?
Begini Cara Kerja Bisnis Properti dan Faktor Penggeraknya!
4 Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti, Saham Bank Kamu yang Mana?
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial