Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Mining 101 – Batubara: Pemahaman dan Cara Analisisnya

27 Jul 2022, 16:04 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Industri tambang batubara merupakan salah satu industri yang berada pada Sektor Energi menutut klasifikasi Bursa Efek Indonesia, dimana Sektor Energi menjadi sektor yang memiliki performa pergerakan saham paling kinclong setelah naik 52,8% sepanjang tahun ini. Kenaikan itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG hanya naik 4,2%.

Kenaikan tersebut tidak lepas dari kinerja bisnis batubara yang melonjak di sepanjang 1H22, terutama melihat harga batubara yang telah menyentuh di atas level US$400 per ton. Lantas, poin-poin apa yang perlu diperhatikan dalam analisa fundamental industri tambang batubara? Berikut penjelasanya.

  1. Cadangan dan Kapasitas Produksi

Berbeda dengan sektor lain yang umumnya menggunakan pangsa pasar dalam menilai besar kecilnya kapasitas usaha di industri, di industri batubara cenderung lebih fokus kepada cadangan komoditas dan kemampuan produksinya pertahun. Dalam menilai cadangan tambang dikenal 2 istilah:

-      Resource

Istilah yang digunakan untuk jumlah cadangan yang diperkirakan dapat diambil manfaat ekonominya oleh perusahaan. Bisa dikatakan, resource merupakan estimasi kadar komoditas yang ada di wilayah tambang perusahaan.

-      Reserve

Sedangkan reserve adalah jumlah cadangan yang sudah diketahui secara pasti ukuran, bentuk, sebaran, jumlah, serta kualitasnya. Dengan kata lain, reserve merupakan cadangan yang sudah betul-betul bisa perusahaan pastikan keberadaannya.

Selain cadangan, kapasitas produksi juga menjadi ukuran yang digunakan berbarengan untuk menilai seberapa lama cadangan komoditas perusahaan dapat dimanfaatkan.


  1. Jenis Batubara & Kalori

Tiap hasil tambang batubara memiliki spesifikasi produk yang berbeda baik dari jenis batubara maupun besaran kalorinya. Berdasarkan kegunaannya batubara terbagi menjadi 2 jenis:

-      Batubara Termal (thermal coal)

Jenis batubara termal utamanya digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik, dimana uap panas hasil pembakaran batubara akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.

-      Batubara Metalurgi/Kokas (coking coal)

Sedangkan batubara kokas, sebagaimana namanya ‘metal’urgi, penggunaan batubara jenis ini cukup spesifik pada industri metal sebagai bahan bakar dalam proses peleburan bijih metal di furnace.

Selain dari jenisnya, batubara juga dibedakan dari sisi kalori. Kalori merupakan kandungan energi yang dapat dihasilkan dari hasil pembakaran. Dimana semakin tinggi kalori, semakin tinggi efektifitas energi yang dihasilkan dan juga lebih ramah lingkungan karena tingkat emisi yang semakin rendah.

Jenis dan kalori batubara akan menentukan harga jualnya, batubara metalurgi dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan termal, begitu juga kalori yang semakin tinggi akan punya nilai jual yang lebih tinggi.



  1. Indeks Harga Acuan

Meskipun rata-rata harga jual perusahaan atau yang biasa disebut ASP (average selling price) ditentukan berdasarkan kontrak dengan pelanggan, umumnya perusahaan batubara menggunakan acuan indeks tertentu dalam menentukan harga jual batubaranya. Terdapat 2 indeks yang umum dijadikan acuan harga, yaitu:

-      Newcastle Coal Index

-      Indonesia Coal Index (ICI)



  1. Makroekonomi & Tujuan Penjualan Batubara

Menilai kondisi makroekonomi merupakan salah satu kunci penting dalam menilai prospek bisnis batubara, terutama berkaitan dengan permintaan-penawaran batubara yang dapat berdampak pada potensi volume penjualan dan harga jual batubara. Kebijakan ekspor-impor dan penggunaan komoditas energi juga menjadi poin penting dalam makroekonomi industri batubara.

 

Tujuan penjualan batubara tiap perusahaan juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap profitabilitas. Karena Indonesia memberlakukan skema harga khusus untuk penjualan domestik yang disebut DMO (Domestic Market Obligation). Dimana penjualan batubara untuk pembangkit listrik dipatok US$70/ton dan penjualan ke industri pupuk dan semen hanya sebesar US$90/ton. Sedangkan harga batubara acuan Newcastle saat ini berada di sekitar US$400/ton.

 

Artinya ketika perusahaan memiliki fokus penjualan ke pasar domestik, perusahaan tidak dapat memaksimalkan profitabilitas dari momentum harga batubara yang tinggi.



  1. Bisnis Selain Batubara

Sebagian dari perusahaan batubara memiliki bisnis pendukung lain selain batubara, sehingga katalis yang terjadi pada segmen bisnis non-batubaranya juga dapat mempengaruhi kinerja keuangannya, tergantung porsi kontribusi dari tiap segmen bisnis. Meskipun sebagian besar memiliki kontribusi yang relatif kecil terhadap total pendapatan perusahaan, beberapa contoh seperti HRUM, INDY dan PTBA memiliki potensi peningkatan kontribusi dari bisnis non-batubara maupun hilirisasi.

 


  1. Arah Renewable Energi

Pemerintah telah menetapkan target zero-emission Indonesia pada tahun 2060, artinya pada tahun 2060 sumber energi Indonesia akan diperoleh sepenuhnya dari energi bersih. Mengindikasikan batubara tidak lagi akan digunakan sebagai pembangkit listrik kedepannya. Hal ini menjadi alasan yang mendasar untuk perusahaan batubara perlu secara bertahap menggeser bisnisnya ke arah yang energi bersih atau semacamnya. Perkembangan tersebut akan menjadi rerating catalyst bagi sustainability bisnis perusahaan.


  1. Valuasi

Terdapat cukup banyak model valuasi yang dapat digunakan harga wajar dari perusahaan di industri batubara. Mulai dari price to earnings ratio (P/E) yang paling sering digunakan, atau EV/EBITDA untuk menilai valuasi dari profitabilitas operasionalnya. Tak jarang meskipun cukup kompleks penggunaannya, valuasi discounted cash flow (DCF) juga cukup sering digunakan untuk memvaluasi industri batubara.


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-AVV-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?

6 Des 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi