Margin of safety adalah salah satu istilah dalam dunia investasi yang kerap bikin bingung pemula. Kalau kamu termasuk salah satunya, penting untuk paham prinsipnya karena margin of safety dapat mengukur potensi keuntungan serta kerugian dalam berinvestasi, termasuk di pasar saham.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh bapak value investing, Benjamin Graham bersama dengan rekannya, David Dodd pada tahun 1928. Sejak saat itu margin of safety menjadi satu hal yang sangat diperhatikan investor. Simak selengkapnya di artikel berikut ini, ya!
Margin of Safety Adalah
Sebelum dibahas lebih lanjut, coba kamu jawab beberapa pertanyaan ini. Apakah kamu menabung? Apakah kamu menyimpan uang ekstra saat liburan? Dan ketika mau naik kereta apakah kamu tiba di stasiun 15-30 menit lebih awal atau bahkan lebih sebelum jadwal keberangkatan? Jika kamu jawab ‘ya’, artinya kamu sudah menerapkan margin of safety dalam kehidupan sehari-hari. Di mana kamu mengupayakan berbagai hal untuk berjaga-jaga apabila tidak berjalan sesuai rencana.
Begitu pun penerapannya di pasar saham. Di dalam bukunya yang berjudul The Intelligent Investor, Benjamin Graham menuliskan, “jika Anda ingin mengetahui rahasia investasi yang baik dalam tiga kata, kami menggunakan motto MARGIN OF SAFETY”.
Prinsip margin of safety atau batas aman yang dimaksud oleh Graham di sini merujuk pada selisih nilai intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini. Secara teori, semakin jauh harga saham di bawah nilai intrinsik, semakin besar margin of safety-nya terhadap ketidakpastian masa depan dan semakin besar ketahanan saham terhadap penurunan pasar.
Katakanlah kamu beli saham seharga Rp1.000 per lembar dengan nilai intrinsik Rp3.000 per lembar. Maka selisih Rp2.000 merupakan margin of safety yang terbilang cukup besar dan aman untuk dibeli. Jika margin of safety-nya terlalu tipis, bisa dibilang cukup berisiko.
Lalu apa maksud dari harga saham di bawah nilai intrinsik? Analoginya seperti beli barang dengan kualitas tinggi dengan harga yang murah. Investor kawakan Warren Buffett mendefinisikan margin of safety seperti membeli US$1 seharga US$50 sen. Sehingga dalam konteks saham, harganya dinilai murah, bukan secara harga per lembarnya, melainkan secara valuasi (undervalue).
Warren Buffett sendiri menerapkan target harga saham yang secara valuasi terdiskon 50%. Sedangkan prinsip utama Benjamin Graham dalam margin of safety adalah membeli saham apabila nilai intrinsiknya menunjukkan 2/3 dari harga saham tersebut.
Baca juga: Cara Cari Saham Diskon dan Menentukan Waktu Beli untuk Investasi
Rumus Margin of Safety
Besaran margin of safety ini bersifat subjektif dan bisa jadi berbeda dari satu investor dengan investor lainnya. Hal ini dikarenakan investor dapat menetapkan margin of safety berdasarkan profil risiko masing-masing dan tergantung dari pendekatan yang digunakan saat mencari valuasi. Rumus margin of safety adalah sebagai berikut:
Margin of Safety: 1 – (harga saham / nilai intrinsik) x 100%
Dari rumus tersebut, kamu harus cari tahu dua hal, yaitu harga saham saat ini dan nilai intrinsiknya. Gimana cara menghitung nilai intrinsik? Simak poin berikutnya.
Baca juga: 7 Metode Valuasi Saham dalam Analisis Fundamental
Cara Menghitung Margin of Safety
Jika kita menggunakan metode Benjamin Graham, nilai intrinsik suatu saham bisa dihitung dengan rumus berikut ini:
Nilai intrinsik = (EPS x (8,5 + 2g) x 4,4) / Y
Keterangan:
EPS (earning per share) tahunan
8,5 adalah indikator P/E yang dianggap normal apabila perusahaan dalam kondisi tidak mencatatkan pertumbuhan
G adalah ekspektasi pertumbuhan rata-rata harga saham selama 7-10 tahun ke depan
4,4 adalah rata-rata suku bunga obligasi korporasi saat rumus ini diperkenalkan pada 1962 (angkanya boleh diubah sesuai data terbaru)
Y adalah suku bunga korporasi berkualitas terbaik grade AAA
Rumus di atas menggunakan asumsi makro seperti risk free rate dan yield obligasi korporasi untuk pasar amerika. Artinya, akan ada perbedaan untuk pasar Indonesia. Namun selain rumus yang dicetuskan oleh Graham, perhitungan nilai intrinsik bisa dilakukan dengan pendekatan lain. Penjelasan selengkapnya ada di link artikel di bawah ini.
Baca juga: Nilai Intrinsik Saham: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya
Jadi kesimpulannya, margin of safety adalah prinsip investasi yang memberikan perlindungan dari risiko penurunan dengan membeli saham ketika harganya jauh di bawah nilai intrinsiknya. Nah, kalau kamu tertarik belajar saham lebih banyak sekaligus dapat trading signal, yuk upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.