Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

9 Negara Terancam Resesi, Tapi Harga Sahamnya Melambung, Ada Indonesia

16 Jul 2022, 13:34 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Inflasi yang tinggi mulai menggerogoti ekonomi banyak negara. Baru-baru ini Sri Lanka jadi korban. Inflasinya melesat 54,6% year-on-year/yoy dan membuatnya bangkrut.

Nah… selain Sri Lanka ternyata ada 9 negara lain yang terancam memiliki nasib seperti Sri Lanka. Menurut catatan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kesembilan negara itu tersebar dari di Asia Tenggara, Asia, Afrika, hingga Amerika Selatan.

Akan tetapi dari kesembilan negara tersebut harga sahamnya ada yang melesat bahkan ketika tingkat inflasinya juga melonjak (joss!!!).

Lalu mana saja yang masuk daftar negara terancam collapse? Apakah ada Indonesia?

Berdasarkan laporan Crisis Response Group, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Afganistan, Argentina, Mesir, Laos, Lebanon, Myanmar, Pakistan, Turki dan Zimbabwe menjadi negara yang terancam mengalami kebangkrutan.

Kesembilan negara tersebut mengalami laju inflasi yang melambung tinggi.


Namun, ada fenomena unik ketika negara-negara tersebut memiliki kinerja bursa saham hingga saat ini yang tinggi.

Indeks saham Zimbabwe misalnya berhasil menguat 47,3% year-to-date (ytd) sepanjang 2022. Kemudian Turki dan Argentina yang menguat masing-masing 29,6% dan 22,5%.


Berikut sekilas gambaran bagaimana kondisi kesembilan negara tersebut:

Afganistan

Sekitar setengah dari 39 juta penduduk negara itu menghadapi tingkat kerawanan pangan yang mengancam jiwa dan sebagian besar pegawai negeri, termasuk dokter, perawat dan guru, tidak dibayar selama berbulan-bulan. 

Argentina

Sekitar empat dari setiap 10 orang Argentina miskin bank sentralnya kehabisan cadangan devisa karena mata uangnya melemah. Inflasi diperkirakan akan melebihi 70% tahun ini.

Mesir

Negara pesekpakbola Mohammed Salah inflasinya melonjak hampir 15% pada bulan April, menyebabkan kemiskinan terutama bagi hampir sepertiga dari 103 juta penduduknya yang hidup dalam kemiskinan.

Laos

Depresiasi 30% dalam mata uang Laos, kip, telah memperburuk kesengsaraan itu. Kenaikan harga dan hilangnya pekerjaan karena pandemi mengancam akan memperburuk kemiskinan.

Lebanon

Lebanon benar-benar terpuruk. Lombinasi beracun dari keruntuhan mata uang, kekurangan, tingkat inflasi yang menghukum dan kelaparan yang meningkat, antrian yang mengular untuk gas dan kelas menengah yang hancur. Ditambah mengalami perang saudara yang panjang, pemulihannya terhambat oleh disfungsi pemerintah dan serangan teror.

Pada akhir 2019 Mata uang mulai tenggelam dan Lebanon gagal membayar kembali senilai sekitar US$90 miliar pada saat itu, atau 170% dari PDB.

Myanmar

Pandemi dan ketidakstabilan politik telah melanda ekonomi Myanmar, terutama setelah tentara merebut kekuasaan pada Februari 2021 dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Ekonomi mengalami kontraksi sebesar 18% tahun lalu dan diperkirakan hampir tidak tumbuh pada tahun 2022.

Pakistan

Melonjaknya harga minyak mentah mendorong kenaikan harga bahan bakar yang pada gilirannya menaikkan biaya lain, mendorong inflasi ke lebih dari 21%.

Sayangnya seperti Sri Lanka, Pakistan telah melakukan pembicaraan mendesak dengan IMF, berharap untuk menghidupkan kembali paket bailout $6 miliar yang ditunda setelah pemerintah Perdana Menteri Imran Khan digulingkan pada bulan April.

Mata uang Pakistan, rupee, telah jatuh sekitar 30% terhadap dolar AS pada tahun lalu.

Pada akhir Maret, cadangan devisa Pakistan telah turun menjadi $13,5 miliar, setara dengan hanya dua bulan impor.

Turki

Memburuknya keuangan pemerintah dan defisit neraca perdagangan dan modal yang meningkat telah memperparah masalah Turki dengan utang yang tinggi dan meningkat, inflasi — lebih dari 60% — dan pengangguran yang tinggi. 

Sementara utang luar negeri Turki adalah sekitar 54% dari PDB, tingkat yang tidak berkelanjutan mengingat tingginya tingkat utang pemerintah.

Zimbabwe

Inflasi di Zimbabwe telah melonjak hingga lebih dari 130%, meningkatkan kekhawatiran negara tersebut dapat kembali ke hiperinflasi tahun 2008 yang mencapai 500 miliar persen dan menumpuk masalah pada ekonominya yang sudah rapuh.


Bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan survei Bloomberg, Indonesia masuk ke dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi. Indonesia menempati urutan ke-14 dengan probabilitas 3%.

Menanggapi survei tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia memiliki indikator ekonomi yang lebih baik.

"Indikator neraca pembayaran kita, APBN kita, ketahanan dari GDP (produk domestik bruto), dan juga dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga, serta monetary policy kita relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risikonya 3%, dibandingkan negara lain yang potensi untuk bisa mengalami resesi jauh di atas, yaitu di atas 70%," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers di Bali, Rabu (13/07).


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-FR-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.


Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi