Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Adu Kinerja Saham Semen, Pilih INTP atau SMGR?

11 Jul 2022, 15:52 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
saham semen

PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk. (INTP) dan PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) menjadi dua saham yang cukup underperform dalam 1 tahun terakhir. 


INTP misalnya. Sejak awal tahun lalu, kinerja saham perusahaan semen dengan merek Tiga Roda ini telah koreksi 24,1% sepanjang 2022. Disisi lain, SMGR sedikit lebih baik hanya karena penurunan yang lebih rendah dari INTP atau sebesar 7,9%. Meski demikian, SMGR sendiri telah anjlok 34% dalam 1 tahun terakhir dibanding INTP yang telah turun 18%. Jadi bisa dibilang, kedua saham ini telah terjerembab di dalam 1 tahun terakhir, dengan penurunan mencapai lebih dari 10% dalam 1 tahun terakhir.


BACA JUGA: Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?


Dengan penurunan agresif ini, apakah ini mengindikasikan bahwa investasi di sektor semen mulai menarik? Mari kita ulik secara mendalam.


Apa yang terjadi pada sektor Semen?

Melonjaknya harga batu bara memang masih menjadi kambing hitam dari turunnya margin kotor perusahaan semen di dalam 2 tahun terakhir. 


Pada bulan Juli, ketika melihat agresifitas harga batu bara yang telah mencapai level all time high nya di atas US$400 per metrik ton. Artinya, lebih dari 100% lebih mahal dari harga pada tahun sebelumnya, tepat sebelum dimulainya konflik antara Rusia dan Ukraina. Naiknya harga komoditas batu bara inilah yang mendongkrak kenaikan biaya produksi perusahaan dalam menghasilkan produksi semen yang manfaatnya banyak dirasakan bagi sektor konstruksi dan properti.




Sementara itu, meski ekonomi perlahan mulai pulih sejak kuartal III/2021 hingga saat ini, kinerja emiten pendapatan di sektor konstruksi justru malah melempem. Jika diakumulasikan diantara kedua emiten ini, maka terlihat bahwa pendapatan SMGR & INTP telah melambat 15,19% di kuartal I/2022. Hal ini juga diikuti oleh penurunan margin dari 36,5% di kuartal IV/2021 menjadi 27,5% di kuartal I/2022.


Turunnya aktivitas pembangunan konstruksi di kuartal I/2022, terutama dari proyek pemerintah masih menjadi alasan kuat sebagai penyebab turunnya kinerja pendapatan di sektor semen. Hal yang sama juga terjadi pada kurtal pertama 2020 dan 2021, yang secara kinerja kuartalan mencatatkan penurunan yang cukup agresif.


Jadi, sudah bisa entry di sektor semen?

Dengan posisi harga batu bara yang masih berada pada level psikologis di US$400 per metrik ton, maka berat bagi industri semen untuk bisa unjuk gigi di tahun ini. Apalagi, munculnya permintaan signifikan dari Eropa khususnya dari Jerman yang mengirim proposal untuk meminta 150 juta ton batu bara dari Indonesia kembali memperlebar ruang potensi kenaikan bagi harga batu bara dalam jangka menengah. Namun tetap, ini akan menjadi risiko bagi industri semen nasional termasuk SMGR dan INTP.


Meski demikian, turunnya saham di industri semen perlahan mulai menyisakan peluang bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang. Terutama jika melihat valuasi saham sektor semen yang berdasarkan Price to Earnings Ratio (P/E) telah turun dibawah dari rata-rata P/E 5 tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa saham di sektor perlahan sudah mulai atraktif, meski risiko jangka pendek masih berpotensi untuk terjegal kembali.




Pilih SMGR atau INTP?

Meski sama-sama atraktif dari sisi valuasi, perbedaan kinerja kedua emiten ini relatif cukup berbeda.


Jika diukur dari kinerja rata-rata pertumbuhan pendapatan dalam 10 tahun terakhir, SMGR tercatat memiliki growth yang lebih baik atau mencapai 6,64% dibanding INTP yang justru mencatatkan penurunan sebesar 1,73%. Dengan dominasi market share SMGR yang mencapai lebih dari 50% di level nasional, maka tidak heran apabila SMGR mampu mengambil jatah konsumsi semen yang lebih tinggi dibandingkan INTP.


Namun sayang, meski SMGR mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan penjualan yang lebih solid, INTP memiliki struktur bisnis yang lebih efisien. Hal ini terefleksi dengan Net Profit Margin (NPM) yang mampu dihasilkan oleh INTP dengan rata-rata 5 tahun terakhir sebesar 11,3%. Ini lebih besar dibanding NPM SMGR yang hanya berada di 7,3%. Maka demikian, secara pertumbuhan SMGR mungkin dapat diapresiasi, namun secara efisiensi-pun INTP harus diapresiasi.


BACA JUGA: Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN


Terakhir, rencana SMGR yang akan merger dengan Semen Baturaja (SMBR) pada kuartal 4 mendatang pun patut untuk direspon serta dimonitor dengan positif. Dengan demikian, SMGR mampu meningkatkan market-share nya yang lebih besar hingga stabilnya kompetitor dalam lingkup lingkungan sesama BUMN. Disisi lain, INTP juga tengah memperpanjang aksi buyback dengan periode 7 Juni 2022 hingga 6 September 2022 mendatang. Dengan sisa dana yang masih dapat digunakan sebesar Rp782 miliar, maka masih ada ruang eksekusi bagi INTP untuk memperkecil jumlah saham yang beredar.


Jadi menurut Emtraders, pilih SMGR atau INTP?


Mau dapat realtime trading signal real time? yuk upgrade ke VIP member Emtrade.


Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-TN-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
premium-iconArtikelSaham

Summary Kinerja Lapkeu Emiten Kuartal 2 2024

26 Jul 2024, 09:41 WIB
article
premium-iconArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
premium-iconArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
premium-iconArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi