Peluang Sektor Pulp & Paper Setelah China Reopening
https://emtrade.id/blog/8996/peluang-sektor-pulp--paper-setelah-china-reopening
China merupakan negara dengan permintaan pulp & paper terbesar di dunia, dimana pada tahun 2021 China mengimpor wood chips, salah satu bahan baku pembuatan kertas sebesar 35 juta m3, atau setara dengan 56% impor wood chips dunia.
Meskipun sejak tahun 2008 China cukup agresif dalam ekspansi kapasitas pabrik industri pulp & paper nya, menurut Rabobank China masih bergantung pada pulp impor yang mencapai 60% dari permintaan.
BACA JUGA: Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?
Sehingga tak heran ketika kebijakan lockdown
di China yang ‘flip-flop‘ selama
beberapa kuartal terakhir menjadi sentimen yang cukup signifikan bagi sektor
pulp & paper di Indonesia yang memiliki pangsa pasar terbesar ketiga dan
keempat untuk industri pulp dan kertas di Asia. Tercermin pada harga saham TKIM
dan INKP yang turun 19,5% dan 10,2% sejak awal tahun.
2 Kota Terbesar di China Mulai Reopening
Meski demikian, China kembali mengumumkan pelonggaran pembatasan
mobilitasnya pada akhir Juni lalu dengan memotong waktu karantina pelancong
internasional serta membuka kembali sekolah setelah Beijing dan Shanghai
mencatatkan 0 kasus baru Covid-19.
Hal ini menjadi katalis positif bagi permintaan komoditas pulp & paper. Pasalnya, kedua provinsi tersebut adalah penyumbang terbesar perekonomian China. Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh indeks PMI Manufaktur China yang tercatat diatas 50 untuk pertama kalinya pada Juni sejak Maret 2022 lalu, menandakan aktifitas manufaktur China yang mulai kembali ekspansif.
Penggunaan Bahan Ramah Lingkungan non-Plastik
Selain permintaan industri yang meningkat, konsumsi alat makan masyarakat yang berasal dari kertas juga berpotensi meningkat seiring dengan mobilitas yang membaik.
Pasalnya pada Januari 2021 lalu pemerintah China telah
melarang seluruh restoran untuk menggunakan sedotan plastik sekali pakai dan
toko-toko besar mengunakan plastik belanja. Tak main-main, pemerintah juga akan
mengenakan sanksi berupa denda sebesar 10ribu hingga 100ribu yuan, atau setara
dengan Rp22,3 juta – Rp223 juta bagi yang melanggar.
Hal ini tentu akan meningkatkan penggunaan alat makan dan kantong
belanja yang berasal dari kertas sebagai alternatif ‘sekali pakai’ paling mudah
didapat.
Momentum Kuat untuk Penjualan Ekspor
Kinerja historis INKP dan TKIM menunjukan bahwa kontribusi penjualan
ekspor relatif lebih besar dibandingkan penjualan domestik terhadap pendapatan
tahunan perusahaan, dimana penjualan ekspor terbesar berasal dari regional Asia
yang didominasi oleh China.
Di saat ini dimana ekonomi Regional Asia relatif tahan banting dibanding
perekonomian negara barat seperti AS dan Eropa, WorldBank memperkirakan ekonomi
Asia-Pasifik masih dapat bertumbuh 5,0% (vs 5,8% di 2021). Ekonomi Indonesia
dan China sendiri diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 5,0% dan 5,1%,
dibandingkan dengan ekonomi global yang pertumbuhannya melambat menjadi 2,9%
(vs tahun sebelumnya 5,7%).
Harga Pulp yang Melambung, Angin Segar bagi INKP & TKIM
Ditengah harga-harga komoditas yang melambung, komoditas pulp & paper juga mencatatkan kenaikan harga yang cukup signifikan. Menurut SunSirs, harga hardwood pulp China meningkat hingga 23,6% sepanjang tahun ini mencapai harga 6.600 renminbi per ton pada 10 Juli 2022. WestRock, salah satu produsen produk pulp & paper mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata hingga 65% pada kuartal 2/2022 dibandingkan kuartal 4/2021 menjadi US$718 per ton.
BACA JUGA: Saham Bank Umum vs Daerah, Mana yang Lebih Bagus?
Meskipun INKP dan TKIM belum memberikan detail perolehan harga jual mereka, performa yang baik tercermin dalam kinerja kuartal 1/2022nya dimana pendapatannya masing-masing tumbuh 19,3% dan 11,6% dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya. Bahkan capaian tersebut hampir mencapai level pendapatan kuartalan tertinggi yang pernah dicapai oleh INKP dan TKIM.
Risiko Investasi
Meskipun sektor pulp & paper memiliki prospek yang cukup meyakinkan
di tahun ini, tetap investor perlu waspada terhadap beberapa risiko investasi
yang bisa mengurangi potensi-potensi diatas.
1) Kebijakan Zero-covid cases di China
Meskipun China telah
mengumumkan reopening, kebijakan zero-covid cases yang masih
dipertahankan memungkinkan sewaktu-waktu China kembali lockdown dan mengurangi
potensi permintaan produk pulp & paper.
2) Biaya Ekspor yang Tinggi
Tarif pengapalan antarnegara
masih tercatat pada level yang cukup tinggi dibandingkan sebelum Covid, hal ini
dapat membebani perusahaan yang memiliki orientasi penjualan ekspor.
3) Biaya Produksi Meningkat
Meningkatnya komoditas energi
berpotensi menjadi menekan margin perusahaan dengan biaya produksi yang
memeningkat.
4) Dividen Tidak sesuai
Ekspektasi
INKP dan TKIM cukup dikenal
dengan dividen yang relatif kecil, dimana secara historis TKIM hanya membagikan
19% dari laba bersihnya untuk dividen sedangkan INKP 19% saja. Sehingga
investor cenderung memiliki ekspektasi potensi dividen kedepan yang tidak
terlalu besar secara nominal.
Mau tau bagaimana valuasi INKP dan TKIM serta strategi investasi dan
tradingnya? yuk upgrade ke VIP member Emtrade
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/8996/peluang-sektor-pulp--paper-setelah-china-reopening
Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play
Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?
Tren Harga Batu Bara Lagi Naik, Sahamnya Ikutan Naik?
Holding Geothermal Bakal Segera Dibentuk, PGEO Jadi Induknya
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial