Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Apa itu Dot Com Bubble? Peristiwa Runtuhnya Industri Startup

29 Jun 2022, 17:22 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
apa itu dot com bubble

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) belakangan ini sedang marak terjadi di industri startup atau perusahan rintisan. Setidaknya ada tujuh startup yang melakukan PHK selama tahun 2022. Sebut saja beberapa di antaranya adalah startup ternama seperti Zenius dan LinkAja. Melihat hal tersebut, banyak orang yang mengaitkannya dengan peristiwa dot com bubble.

Apa itu dot com bubble? Makna bubble sendiri dalam ranah ekonomi dimaknai sebagai siklus yang ditandai dengan pertumbuhan nilai pasar, seperti valuasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai intrinsiknya. Ini disebabkan oleh proyeksi masa depan yang terlalu optimis hingga akhirnya pasar mulai menyadari dan kembali bersikap rasional. Hal itu mengakibatkan pecahnya gelembung seperti saat era dot com bubble.

Bedanya, digitalisasi di tahun 2022 dinilai sudah bukan sekadar aksi spekulasi lagi karena produknya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan booming digital ini sudah banyak mengubah gaya hidup yang serba go digital. Lantas apakah fenomena dot com bubble akan terulang? Mari kita telusuri sejarahnya lebih lanjut.

Apa itu Dot Com Bubble?

Apa itu dot com bubble? Dot com bubble adalah peristiwa di mana pasar Amerika Serikat (AS) mengalami booming industri yang berkaitan dengan teknologi dan kemudian membuat valuasi sahamnya menjadi terlalu tinggi. Peristiwa ini kerap disebut sebagai guncangan terbesar dalam dunia startup yang berlangsung di awal era milenium tahun 1998-2000.

Euforia dan popularitas internet yang memuncak merupakan pemicu utama terjadinya dot com bubble. Para investor berspekulasi bahwa masa depan industri ini sangat prospektif mengingat adopsi penggunaan internet semakin meluas. Dengan demikian mereka terpikat untuk berinvestasi besar-besaran di perusahaan teknologi.

apa itu dot com bubble

sumber

Merespons hal tersebut, harga sahamnya pun meningkat jauh lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya. Indeks Nasdaq lantas terdorong naik sebesar 586% dari 751,49 menjadi 5.132,72 terhitung dari Januari 1995 sampai Maret 2000.

Akibatnya saham mulai dianggap over value karena tidak sejalan dengan nilai intrinsik. Pecahnya gelembung mengakibakan panic selling secara masif di pasar yang membuat harga saham menurun drastis. Nasdaq jatuh dalam pada 4 Oktober 2000 menjadi 1.139,90 sekitar 76% dari titik puncaknya di bulan Maret.

Alhasil sebagian besar perusahaan bangkrut. Bahkan harga saham teknologi kategori blue chip seperti Intel, Cisco, dan Oracle turun lebih dari 80%. Hingga tahun 2002 kerugian investor diperkirakan sekitar US$ 5 triliun. Di sisi lain Nasdaq butuh 15 tahun untuk kembali mencapai titik puncak pada 24 April 2015.

Baca juga: Prospek Pasar Saham Ketika Inflasi Lagi Tinggi

Penyebab Dot Com Bubble

Beberapa faktor yang menyebabkan fenomena dot com bubble adalah:

  • Valuasi terlalu tinggi

Sebagian besar perusahaan internet dan teknologi yang terdaftar di bursa saat itu dinilai overvalue karena demand meningkat dan kurangnya model penilaian yang solid. Perhitungan valuasi menggunakan metode high multiplier menghasilkan nilai yang tidak realistis.

  • Ramainya aksi IPO tanpa prospek yang jelas

Pada tahun 1999 ada sekitar 457 perusahaan internet melakukan IPO. Meskipun harga sahamnya bisa naik dua hingga tiga kali lipat dalam sehari, faktanya perusahan-perusahan tersebut belum menghasilkan laba bersih. Ditambah, model bisnis yang masih belum matang dan produk yang belum dibutuhkan pasar.

  • Besarnya pendanaan

    apa itu dot com bubble

sumber

Selanjutnya penyebab dot com bubble adalah aliran modal besar yang salah satunya dari venture capital. Seperti yang kita lihat, selama puncak dot com bubble, total investasi venture capital mencapai lebih dari US$ 30 miliar secara kuartalan. Nominalnya enam kali lebih besar dibandingkan tahun lainnya di tahun 90-an.

Adapun derasnya investasi dari investor retail. Alasannya karena di awal tahun 90-an The Fed menurunkan suku bunga yang membuat pasar saham dilihat lebih atraktif dibandingkan obligasi. Tidak hanya itu, rendahnya suku bunga memudahkan akses untuk memperoleh debt financing. Hal ini mendorong pertumbuhan industri yang semakin tidak terkendali.

  • Faktor media

Banyak media seperti Forbes, The Wall Street Journal, Bloomberg, dan lainnya yang “mempromosikan” saham teknologi dengan menjajakan ekspektasi yang terlalu optimis. Selain itu pidato Alan Greenspan pada 5 Desember 1996 juga dianggap sebagai salah satu katalis terbentuknya dot com bubble. Greenspan, Ketua The Fed periode itu, memperingatkan tentang euforia yang berlebihan di pasar. Namun orang-orang justru menganggapkan sebagai sinyal potensi kelanjutan bullish.

Baca juga: Dampak Kenaikan Suku Bunga BI Terhadap Saham

Dampak Dot Com Bubble

Pecahnya gelembung dot com menyebabkan bear market yang cukup parah. Bahkan menurut sebagian analis dot com bubble menyebabkan resesi ringan, meskipun efeknya tidak separah resesi di tahun 2008.

Ketika modal investasi di perusahaan “dot com” mulai mengering, angka pengangguran AS pun bertambah. Mereka kekurangan dana untuk melanjutkan operasional bisnis yang berujung pada PHK besar-besaran. Perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar hingga ratusan juta dolar menjadi perusahaan tak bernilai dalam hitungan bulan. Industri lain yang berkaitan seperti periklanan juga ikut terpengaruh karena perusahaan teknologi gagal memompa dana untuk proyek pemasaran.

Pada akhir tahun 2001 mayoritas perusahaan dari industri teknologi dan internet terpaksa gulung tikar. Di antaranya adalah:

  • Boo.com

  • Global Crossing

  • Pets.com

  • Webvan

  • Worldcom

  • Northpoint Communications

Sedangkan perusahaan yang mampu bertahan dari dot com bubble adalah:

  • Amazon

  • eBay

  • ARM

  • ASML

  • Adobe Systems

  • Oracle

  • Sandisk

  •  Intuit

  • IBM

  • Booking Holdings (Kayak, Priceline, CheapFlights, dan sebagainya)

Potensi Dot Com Bubble di Era Sekarang

Satu persamaan antara industri startup saat ini dengan era dot com bubble adalah valuasi yang berada di atas nilai sesungguhnya. 

apa itu dot com bubble

(Diambil dari: Bisnis)


Terlihat valuasi startup teknologi Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di Asean sebesar US$ 35 miliar. Melalui Bisnis, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan situasi dot com bubble berpotensi terulang di Indonesia dewasa ini. Pada akhirnya, fenomena ini akan menciptakan keseimbangan baru di industri tersebut.


Untuk itu yang dapat dilakukan investor dalam menghadapi potensi dot com bubble adalah dengan mengetahui bahwa biasanya bubble erat kaitannya dengan hype atau euforia yang berlebihan di masyarakat. Fokuslah pada kinerja perusahaan di masa sekarang serta hindari beriorientasi pada masa depan perusahaan yang berangkat dari spekulasi semata.


Baca juga: 3 Rasio Keuangan Saham Teknologi: GMV, TPV, dan GTV

Berkaca dengan pembahasan di atas tentang apa itu dot com bubble, sebaiknya lakukan analisis secara mendalam terlebih dahulu sebelum mulai berinvestasi agar tidak terjebak di dalam gelembung yang sewaktu-waktu bisa pecah. Tertarik belajar analisis saham sekaligus dapat live trading signal? Yuk, upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.






Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelPemula

Perhitungan Break Even Point Supaya Kamu Tahu Sudah Untung atau Belum

13 Jan 2023, 16:28 WIB
article
ArtikelPemula

Istilah Price In Harga Saham, Apa Maksudnya?

10 Nov 2022, 16:18 WIB
price in harga saham
ArtikelPemula

Aset Safe Haven Emas, Pahami Maksud dan Keuntungannya Di Sini

11 Nov 2022, 16:21 WIB
aset safe haven emas
ArtikelPemula

Ekonomi AS Diprediksi Double-Dip Recession, Apa Maksudnya?

2 Nov 2022, 15:45 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi