Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

IHSG Mei 2022: From Zero to Hero

31 Mei 2022, 15:42 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Pasar saham Indonesia sempat geger pada pertengahan Mei. Tepatnya setelah libur lebaran. Kala itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok dalam. Jika kalian ingat, hari pertama IHSG diperdagangkan pada Senin (9/5/2022) ambles 4,42% ke level 6.909, hampir saja trading halt.

Yaps… Minggu itu memang jadi yang terkelam setelah virus Covid-19 menerjang pasar saham Indonesia. Dalam sepekan, IHSG ditutup turun 8,73% dan mencapai level 6.500. Dana asing yang ‘pulang kampung’ mencapai Rp 43,94 triliun dalam sepekan. IHSG adalah Zero!

Sentimen negatif datang dari negara Adidaya Amerika Serikat (AS). Kala itu bank sentral AS (Federal Reserves/The Fed) menaikan suku bunganya sebesar 50 basis poin (bps). Tujuannya untuk menekan inflasi yang terus memanas, efek perang Rusia dan Ukraina.

Efek kenaikan ini kemudian tertunda hingga pasar dibuka. Investor merespon negatif keputusan bos The Fed ‘Jay’ Powell dkk. Sata itu, imbal hasil obligasi AS melejit menjadi sinyal risiko tinggi. Aksi The Fed dipandang bak 2 sisi mata koin, meredam inflasi dan memicu resesi. Ini yang kemudian membuat pemegang dana menyerbu aset yang lebih aman, obligasi dan dolar. Meninggalkan pasar saham yang penuh risiko.


Kembali ke momen saat kenaikan suku bunga The Fed, pasar saham sedang libur lebaran. Yang terjadi. ekonomi Indonesia sedang merasakan ‘derasnya’ aliran uang saat musim libur panjang. Perputaran uang selama libur lebaran bahkan diperkirakan mencapai Rp42 triliun. Tatkala ini jadi momentum besar kebangkitan ekonomi.

Harus diakui momen tertentu seperti lebaran berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia. Sebab motor laju pertumbuhan ekonomi sang Garuda adalah konsumsi. Analis memperkirakan momen lebaran tahun 2022 akan mendorong pertumbuhan ekonomi sebanyak 0,14 poin.

Di sisi lain, Indonesia juga merasakan berkah dari harga komoditas global yang masih berada di puncak. Indonesia bahkan berhasil mencetak nilai ekspor tertinggi sepanjang masa.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia pada bulan April 2022 mencapai US$27,33 miliar, naik 47,76% dibanding April 2021 (year-on-year/yoy). Sementara secara akumulatif Januari-April, nilai ekspor Indonesia sebesar US$93,47 miliar, naik 39,12% yoy. Pendorongnya apalagi jika bukan komoditas.


Dua kombinasi ini yang kemudian diandalkan jadi penopang IHSG. Ditambah dengan Bank Indonesia yang masih setia dengan kebijakan suku bunga rendah. Perry Warjiyo dari jalan Thamrin mengumumkan bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia ditahan di 3,5%. Kebijakan ini dinilai wajar. Toh inflasi Indonesia tercatat 3,47% yoy, masih dalam rentang target BI di 2-4%.

Hampir ketinggalan, dibukanya kembali ekspor CPO oleh Presiden RI Joko Widodo membuat optimisme kembalinya devisa yang ditutup sejak 28 April 2022.

Dalam dua minggu pun IHSG kembali ke level 7.000. Pada Jumat (28/5/2022) IHSG tercatat 7.026,256, melonjak 2,07% dibandingkan posisi hari sebelumnya. Bahkan, IHSG ditutup tembus 7.148 pada 31 Mei 2022 setelah asing net buy Rp4 triliun. IHSG menjadi Hero!


Bagaimana bulan Juni?

Berdasarkan data selama 10 tahun terakhir, IHSG turun -0,79% pada bulan Mei. Sehingga penghujung bulan ini bisa menjadi momentum terbaik bagi trader untuk membeli saham-saham atraktif yang harganya sudah terdiskon. Kemudian melihat bulan Juni IHSG rata-rata naik 0,14%, trader bisa pertimbangkan untuk take profit atau tambah porsi saham apabila kenaikan belum begitu terasa. 

Sementara itu bulan Juli menjadi yang paling bullish di awal kuartal 3 di mana secara historis rata-rata naik sebesar 1%. Pada bulan ini trader bisa lakukan profit taking terlebih dahulu sebelum IHSG mengalami penurunan di bulan Agustus berdasarkan data historis.

Sektor yang menarik adalah komoditas CPO, batubara, metals, minyak dan gas, dan perkapalan. Mengapa? Karena kita masih perlu antisipasi risiko-risiko yang akan terjadi dalam sebulan hingga dua bulan ke depan terutama adanya kenaikan The Fed rate dan BI rate. Maka yang perlu dilakukan adalah trading di sektor komoditas yang masih akan diuntungkan dari kenaikan harga komoditas untuk satu sampai tiga bulan ke depan.

strategi trading dan investasi saham juni 2022

Lalu, bagaimana strategi trading dan investasi saham di bulan Juni? Yuk upgrade ke VIP member Emtrade

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-FR-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi