Tak Lagi Merugi, Ini Penyebab MDKA Berbalik Untung

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berhasil membalikan kerugian menjadi keuntungan pada kuartal I-2022. MDKA semula rugi US$ 6,3 juta menjadi US$ 65,4 juta pada kuartal-I 2022. Hal ini didukung oleh pendapatan perusahaan yang melonjak 164,4% year-on-year (yoy) menjadi US$ 123,1 juta.

Penjualan emas dan tembaga mendorong kinerja apik MDKA pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Baik volume penjualan maupun harga jual rata-rata (average selling price/ASP) MDKA naik dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu.

MDKA berhasil menjual 38.320 ons emas dengan rata-rata harga jual sebesar US$ 1.869/troy ons. Volume penjualan emas meroket 166,67% yoy. Sedangkan ASP emas naik 50,6% yoy.

Sementara volume penjualan tembaga tercatat 4.649 ton, melesat 117,34% yoy. ASP-nya pun naik 25,85% yoy menjadi US$ 9.920/ton.

Selain karena perolehan pendapatan yang fantastis, raihan laba MDKA juga terdorong dari pengeluaran beban pokok yang lebih efisien. Proporsi beban pokok pendapatan terhadap pendapatan sebesar 63% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 105%. Sehingga perusahaan mampu mencatatkan laba kotor sebesar US$ 45,6 juta.

Selain itu, pendapatan keuangan dan pendapatan lain-lain juga turut mendongkrak raihan laba MDKA. Pendapatan keuangan MDKA tercatat US$ 3,2 juta, melonjak 795% yoy.

Kemudian, MDKA memperoleh pendapatan lain-lain sebesar US$ 57,6 juta. Jumlah ini melonjak 3.169,4% yoy. ‘Durian runtuh’ tersebut diperoleh MDKA dari pendapatan atas klaim asuransi atas insiden di proyek tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, pada tanggal 12 September 2020.

Misal kemudian pos pendapatan lain-lain tidak dihitung pun, MDKA tetap mencatatkan laba pada kuartal I-2022. Jumlahnya sebesar US$ 7,8 juta. Sehingga kinerja profitabilitas MDKA tetap ciamik.

Jajaki Bisnis Nikel

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memperluas bisnisnya dengan memasuki tambang nikel. MDKA masuk nikel dengan mengakuisisi sebagian saham milik Hamparan Logistik Nusantara melalui anak usahanya PT Batutua Tambang Abadi yang dimiliki 99,99%.

Batutua akan membeli saham baru yang diterbitkan Hamparan Logistik sebesar Rp 5,36 triliun. Kepemilikan saham yang didapatkan adalah 55,67% dari modal yang ditempatkan dan disetor.

Hamparan Logistik berinvestasi di PT J&P Indonesia dan PT Jcorps Industri Mineral. Keduanya memiliki Hamparan Logistik sebesar 95,3% dan 99,9%,yang dalam perjanjian ini secara bersama-sama disebut dengan aset-aset akuisisi.

Aset-aset Akuisisi terdiri dari berbagai investasi PT J&P Indonesia dan PT Jcorps Industri Mineral. PT J&P Indonesia memiliki 51% saham di PT Sulawesi Cahaya Mineral. Perusahaan tersebut memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang belum berkembang.

Selain itu, PT Sulawesi Cahaya Mineral juga jadi pemilik 49% PT Cahaya Smelter Indonesia dan 28,4% PT Bukit Smelter Indonesia. Keduanya merupakan pabrik nikel Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF) yang beroperasi.

PT Jcorps Industri Mineral sebagai pengendali saham mayoritas di berbagai perusahaan yang memiliki IUP Batugamping dan proyek pembangkit listrik tenaga air. PT Jcorps Industri Mineral juga merupakan pemegang saham minoritas sebesar 32% saham Indonesia Konawe Industrial Park.

Lini bisnis nikel bisa jadi sumber pendapatan potensial MDKA selain dari emas dan tembaga. Sebab harga nikel dunia yang tinggi ditambah permintaan nikel yang akan membludak untuk memenuhi kebutuhan energi hijau seperti baterai kendaraan listrik.

Bagaimana strategi trading MDKA?