Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Apa itu Debt Equity Ratio (DER) dalam Analisis Fundamental Saham?

2 Jun 2022, 15:45 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
apa itu debt equity ratio

Sebagai seorang investor, kemampuan analisis fundamental merupakan salah satu bekal yang harus dibawa saat bertransaksi di pasar saham. Dalam hal ini, analisis fundamental dan laporan keuangan perusahaan menjadi dua hal yang saling berkaitan.

Laporan keuangan akan mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan serta kemampuan tim manajemen dalam mengelola perusahaan. Dengan begitu kita bisa lebih mudah memilih saham potensial yang akan dibeli.

Untuk mempermudah, ada sejumlah rasio yang digunakan dalam melakukan analisis laporan keuangan. Salah satunya adalah DER atau debt equity ratio yang juga termasuk rasio solvabilitas. Apa itu debt equity ratio? Berikut adalah ulasannya.

Apa itu Debt Equity Ratio?

Debt Equity Ratio (DER) adalah jenis rasio solvabilitas yang membandingkan utang pembiayaan dengan ekuitas perusahaan. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar utang serta menilai struktur modal. Dari struktur modalnya kita bisa mengetahui apakah operasional perusahaan tersebut dibiayai oleh modal atau utang.

Semakin rendah rasionya, akan semakin bagus. Sebab hal ini dapat menunjukkan bahwa utang yang dimiliki perusahaan tidak lebih besar daripada ekuitasnya.

Umumnya rasio ini kurang cocok digunakan untuk menganalisis saham dari sektor perbankan. Karena dana tabungan dari para nasabah masuk ke dalam pos utang atau kredit. Ini bisa menyebabkan DER dari perusahaan tersebut meninggi. Sebab semakin besar tabungan nasabah, akan semakin besar pula DER-nya. Maka tidak heran kalau saham perbankan biasanya punya DER yang cukup besar.

Baca juga: 6 Tips Investasi Saham untuk Pemula

Rumus Debt Equity Ratio

Sebelum menghitung rasio DER, ketahui dulu rumus debt equity ratio sebagai berikut:

apa itu debt equity ratio

Keterangan:

Financing debt = Utang pembiayaan

Equity = Total modal

Sebenarnya ada beberapa versi rumus debt equity ratio. Ada yang mengikutsertakan total utang ke dalam perhitungan, ada juga yang hanya menggunakan utang pembiayaan. Utang pembiayaan adalah utang berbunga baik itu jangka pendek maupun jangka panjang, seperti utang bank, obligasi, utang hipotek, atau utang sindikasi. Emtrade sendiri menggunakan utang pembiayaan untuk menghitung DER karena lebih mengabaikan utang usaha yang lebih terkait operasional dibandingkan struktur modal.

Sementara itu ekuitas atau modal adalah kepemilikan aset perusahaan setelah dikurangi oleh liabilitas.

Baca juga: Alasan Kenapa Trader Harus Punya Big Caps di Portofolio

Cara Menghitung Debt Equity Ratio

Studi kasus laporan keuangan Q1 2022 milik PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).

apa itu debt equity ratio

Karena kita menggunakan utang pembiayaan sebagai pembanding, maka ketahui dulu mana yang termasuk utang pembiayaan. Berdasarkan data di atas, utang pembiayaan UNVR terdiri dari pinjaman bank serta liabilitas sewa jangka pendek dan jangka panjang.

Utang pembiayaan = Rp400.000.000.000 + Rp72.322.000.000 + Rp812.253.000.000

= Rp1.284.575.000.000

apa itu equity debt ratio

Diketahui:

Utang pembiayaan = Rp1.284.575.000.000

Ekuitas = Rp6.383.093.000.000

DER = Utang Pembiayaan / Ekuitas

= Rp1.284.575.000.000 / Rp6.383.093.000.000

= 0,2 x

 Baca juga: 7 Hal yang Wajib Kamu Ketahui Saat Musim Pembagian Dividen

Cara Membaca Debt Equity Ratio

Selain memahami apa itu debt equity ratio beserta cara menghitungnya, ketahui juga nilai debt equity ratio yang baik. Untuk mengetahui apakah hasilnya masuk ke dalam kategori baik atau buruk bagi perusahaan, perhatikan beberapa panduan cara membaca debt equity ratio berikut ini.

  • DER di bawah atau sama dengan 1 atau 100%

Perusahaan masuk ke dalam kategori sehat. Nilai DER 1 mengindikasikan utang sama dengan jumlah ekuitas. Sehingga apabila mengalami gagal bayar, ekuitas yang dimiliki perusahaan mampu menutupi utang-utang tersebut.

  • DER di atas 1 atau 100%

Kondisi perusahaan patut diwaspadai. Kalau ternyata menemukan saham dengan DER di atas 1, perhatikan lagi laporan keuangannya. Dari mana sumber utang perusahaan tersebut? Apakah utang bank, obligasi, atau utang usaha?

Sumber utang yang berasal dari utang bank dan obligasi menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik. Namun jika utangnya berasal dari utang usaha, maka bisa dibilang kondisi perusahaan baik-baik saja dan dapat dipertimbangkan kembali untuk investasi. Dengan catatan pastikan lagi bahwa rasio DER menyusut berdasarkan data historikal.

  • DER di atas 2 atau 200%

Kondisi perusahaan tidak aman dan berisiko tinggi. Katakanlah DER perusahaan A 2,5 kali. Artinya, utang perusahaan A 2,5 kali lebih banyak daripada ekuitasnya. Dengan begitu mungkin saja perusahaan tidak bisa menghasilkan cukup uang untuk membayar penuh semua kewajibannya.

Nilai DER yang tinggi juga menandakan strategi perusahaan belum cukup efektif dalam memanfaatkan laba yang diperoleh. Intinya semakin tinggi DER, semakin besar perusahaan menggunakan utang dibandingkan modal.

Itu tadi adalah tiga cara membaca debt equity ratio. Kendati demikian perlu diperhatikan lagi bagi perusahaan market leader yang bisnisnya sudah mature. Di mana biasanya perusahaan ini sudah mampu mencetak laba secara konsisten setiap tahunnya.  

Sehingga rasio DER lebih dari 1 belum tentu menunjukkan kondisi perusahaan yang tidak aman selama mereka bisa memanfaatkan utang secara maksimal dan mengonversikannya menjadi laba. Oleh karenanya, penting untuk memahami rasio keuangan lainnya guna mengukur lebih lanjut performa perusahaan.

Baca juga: 4 Tips Screening Saham Multibagger

Nah, setelah memahami tentang apa itu debt equity ratio, apakah kamu sudah siap untuk mulai berinvestasi saham? Jika tertarik untuk belajar analisis fundamental lebih lanjut sekaligus dapat live trading signal, yuk upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade.

Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
premium-iconArtikelSaham

Summary Kinerja Lapkeu Emiten Kuartal 2 2024

26 Jul 2024, 09:41 WIB
article
premium-iconArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
premium-iconArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
premium-iconArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi