4 Indikator Teknikal Saham yang Paling Sering Digunakan Trader
https://emtrade.id/blog/8540/4-indikator-teknikal-saham-yang-paling-sering-digunakan-trader
Dalam analisis teknikal saham, indikator adalah alat bantu atau tools untuk mengkalkulasi secara matematis data historis harga dan volume suatu saham. Indikator teknikal memberikan informasi berupa sinyal beli dan jual yang dapat membantu trader untuk membuat keputusan trading yang tepat, sehingga keuntungannya bisa lebih optimal dan risikonya lebih terukur.
Ada empat indikator teknikal yang biasa digunakan oleh para trader. Di antaranya adalah moving average, RSI, MACD, dan Fibonacci retracement. Apa kegunaan dari keempat indikator teknikal ini? Dan apa bedanya? Berikut ulasannya.
Moving Average
Moving average adalah indikator teknikal yang menghitung pergeratakan rata-rata harga saham selama beberapa hari. Nilai rata-rata ini disajikan dalam bentuk sebuah garis yang bisa dilihat di layar trading. Perhitungan moving average membuat harga rata-rata terus diperbaharui selama periode jangka waktu tertentu.
Moving average termasuk indikator lagging atau telat dalam memberikan sinyal. Walaupun begitu indikator ini memiliki akurasi yang lebih tinggi, sehingga sering digunakan untuk mengonfirmasi tren harga saham.
Saat menggunakan moving average, trader dapat memilih rentang waktu yang ingin diketahui nilai reratanya. Rentang waktu ini cukup bervariasi. Biasanya yang paling umum digunakan adalah 20 hari, 50 hari, 100 hari, dan 200 hari. Moving average ini akan tertulis MA20, MA50, MA100, dan MA200 di dalam chart saham.
Penggunaan masing-masing moving average juga sangat bergantung pada timeframe-nya. MA20 dan MA50 biasanya untuk jangka pendek. Sedangkan MA100 dan MA200 untuk jangka panjang.
Fungsi moving average:
- Menjadi petunjuk tren.
- Menjadi support dan resisten.
- Menentukan seberepa kuat tren yang berlangsung. Namun jika saham sideways, sebaiknya jangan hanya mengandalkan moving average karena seringkali sinyalnya menjadi kurang akurat.
Baca juga: Tips Menentukan Perubahan Tren dengan Moving Average
RSI
RSI atau Relative Strength Index adalah indikator teknikal yang biasanya dipakai untuk melihat volatilitas harga saham. RSI merupakan bagian dari indikator leading yang sifatnya prediktif dan mendahului pergerakan harga, sehingga sinyal yang diterima lebih cepat.
Cara membaca sinyal jual dan beli melalui RSI adalah dengan memperhatikan apakah indikatornya menunjukkan jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold). Indikasinya ketika overbought saham akan sulit melanjutkan kenaikan dan berpotensi terkoreksi. Sebaliknya, ketika oversold saham biasanya akan terkonsolidasi terlebih dahulu sebelum akhirnya lanjut naik dalam beberapa waktu mendatang.
RSI bergerak dalam rentang skala 0 – 100. Saham dianggap overbought kalau RSI berada di atas 70 dan oversold kalau RSI berada di bawah 30. Trader bisa melakukan pembelian ketika RSI berada di area oversold. Sedangkan untuk penjualan bisa dieksekusi ketika RSI berada di area overbought. Keduanya harus dikonfirmasi oleh reversal candlestick.
Baca juga: Indikator untuk Swing Trading Saham
MACD
MACD atau Moving Average Convergence Divergence adalah indikator jenis osilator yang bersifat lagging dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Karena sifatnya lagging, MACD bisa menunjukkan sinyal tren pembalikan arah lebih awal.
MACD terdiri dari kombinasi garis MACD (biru) dan garis sinyal (merah). Ada du acara untuk menggunakan indikator ini, yaitu:
1. Membaca cross atau perpotongan
Perpotongan yang dimaksud adalah garis MACD yang memotong garis sinyal. Jika memotong ke atas (golden cross), artinya ada potensi pembalikan arah gerak saham menuju uptrend. Sebaliknya jika garis MACD memotong ke bawah garis sinyal (death cross), maka akan ada potensi pembalikan arah menuju downtrend.
2. Menilai arah dan jarak antara garis
Disamping itu, kita juga bisa menilai dari arah garis MACD yang geraknya cenderung senada dengan gerak harga sahamnya. Jika dikombinasikan dengan jarak antara garis MACD dan signal, maka kita dapat membaca kekuatan trend tersebut, semakin lebar jarak semakin kuat pula trend tersebut.
Baca juga: Trading dengan Indikator MACD
Fibonacci Retracement
Indikator selanjutnya yang sering digunakan trader adalah fibonacci retracement. Indikator ini memberikan petunjuak di mana area retracement (koreksi) suatu saham akan berhenti atau yang biasa disebut support.
Fibonacci retracement memiliki beberapa rasio yang menunjukkan support yang mungkin akan dicapai sebuah saham. Rasionya terdiri dari 0,236, 0,382, 1,618, 2,168, dan 4,236. Rasio tersebut berasal dari deret matematika pada abad ke-13 oleh Leonardo Pisano Fibonacci.
Dari beberapa rasio tadi, ada yang disebut sebagai golden ratio yang digunakan sebagai patokan titik koreksi, yaitu 0,382, 0,5, dan 0,618. Untuk mengetahui cara penggunaan fibonacci retracement lebih lanjut, baca di artikel berikut ini.
Baca juga: Cara Menggunakan Fibonacci Retracement untuk Trading
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/8540/4-indikator-teknikal-saham-yang-paling-sering-digunakan-trader
Strategi Trading Saham Saat Market Sideways
Ciri-Ciri Saham yang Menarik untuk Trading Saat Market Turun
Setting Moving Average Terbaik yang Wajib Kamu Tahu
Cara Kerja Big Fund Saat Jual-Beli di Pasar Saham
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial