Rencana Larangan Ekspor Timah, Gimana Nasib TINS?
https://emtrade.id/blog/8520/rencana-larangan-ekspor-timah-gimana-nasib-tins
Sejak awal tahun ini pemerintah telah merencanakan kebijakan
larangan ekspor beberapa komoditas metal seperti timah, nikel, dan bauksit.
Rencana tersebut kembali ditegaskan Presiden Joko Widodo siaran langsung
Sekretariat Presiden, dimana Presiden menyebutkan saat ini masih dalam proses
kalkulasi dan kebijakan larangan tersebut bisa berlaku tahun ini atau tahun
depan.
Timah menjadi salah satu komoditas yang menjadi perhatian
dari rencana larangan ekspor tersebut, melihat timah merupakan salah satu
komoditas andalan di Indonesia dan Timah Tbk (TINS) merupakan produsen besar yang
posisinya signifikan di dunia.
Posisi Pasar Timah Indonesia di Kancah Dunia
Menurut Kementerian ESDM, Indonesia memiliki cadangan timah
sebesar 800 ribu ton yang hampir seluruhnya berada di Bangka Belitung dan Riau,
cadangan tersebut setara dengan 17% dari cadangan dunia menjadikan Indonesia
memiliki cadangan timah terbesar ke 2 di dunia setelah China. Ranking serupa juga diemban dari sisi
produksi dimana pada tahun 2021, produksi timah Indonesia berada di level
34.050 ton.
BACA JUGA: Cara Baca Laporan Keuangan Emiten
Pada tahun 2021, masyarakat global tercatat telah
mengkonsumsi timah sejumlah 390,9 ribu ton yang 48%nya digunakan sebagai solder
pada industri elektronik dan 17%nya sebagai timah kimia untuk keperluan
industri keramik, kaca, dan lainnya. Sehingga dalam jangka panjang, permintaan
timah akan terus tinggi seiring dengan penggunaan elektronik, kendaraan, dan
bahan baku industrial yang lebih tinggi terutama yang berkaitan dengan
ekosistem green energy.
Risiko Ekonomi Tekan Harga Timah Global
Tahun ini harga timah LME (London Metal Exchange), index
harga yang digunakan sebagai acuan harga timah global bergerak sangat volatile.
Sejak awal tahun harga timah mengalami kenaikan sebesar 25,2% hingga level
puncaknya di US$48.650/ton karena gejolak geopolitik yang terjadi di Rusia,
pasca kenaikan tersebut harga timah perlahan turun hingga level US$19.338/ton pada
penutupan 18 Oktober 2022, turun lebih dari 50% sejak awal tahun hingga
mencapai level terendahnya sejak akhir 2020.
Penurunan tersebut disebabkan prospek ekonomi China sebagai negara
manufaktur terbesar yang mengalami pelemahan akibat lockdown yang
berkepanjangan, sehingga prospek permintaan timah global relatif akan menurun
mengingat konsumsi timah dari China mewakili 40% dari timah global.
Dampak Larangan Ekspor Timah ke TINS
PT Timah Tbk (TINS) menjadi emiten di IDX yang memiliki
korelasi terdekat dengan sentimen larangan ekspor timah, dimana seluruh
pendapatan TINS diperoleh dari bisnis timah. Dalam hal produksi TINS memiliki
kapasitas produksi sebesar 76.800 metrik ton timah per tahun, menjadi
perusahaan dengan produksi timah tertinggi di dunia setelah Yunnan Tin,
perusahaan asal China.
Pada tahun 2021, TINS memproduksi timah sejumlah 26.500
metrik ton atau setara dengan 78% dari total produksi timah tahunan Indonesia. Dari
sisi tujuan penjualan, 95% volume penjualan TINS ditujukan ke pasar ekspor yang
sebagian besar merupakan negara-negara di regional Asia seperti Korea Selatan
dan Jepang, serta Eropa seperti Belanda dan Italia.
Sehingga jika larangan ekspor diperlakukan, TINS akan
kehilangan hampir seluruh pasarnya. Meski demikian, kami melihat bahwa
pemerintah akan mengamankan permintaan domestik terlebih dahulu sebelum
mengambil langkah larangan ekspor untuk menghindari risiko oversupply di pasar domestik.
Di sisi lain, kami melihat terdapat risiko dari sisi harga jual pasca larangan ekspor diberikan, karena melimpahnya pasokan domestik akan menekan harga jual lebih rendah yang dapat mengganggu potensi profitabilitas TINS.
Kinerja TINS Disokong Kenaikan Harga Jual
Melalui keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen
pada 1 September 2022, TINS membukukan pendapatan semester 1/2022 sebesar Rp7,5
triliun naik 27,4% dibandingkan semester 1 tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut
disebabkan kenaikan harga jual timah sebesar 48% menjadi US$41.110 per ton
meskipun volume penjualan mengalami penurunan 21% menjadi 9.901 ton.
Di sisi laba bersih, TINS berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,08 triliun naik 301% secara tahunan. Selain didorong oleh kinerja pendapatan, laba bersih yang melonjak signifikan tersebut juga di sumbang dari penurunan beban keuangan sebesar 47,6% dan berbaliknya rugi lain-lain sebesar Rp 18,9 miliar menjadi pendapatan lain-lain sebesar Rp49,5 miliar.
Prospek Bisnis TINS
Menjadi bagian dari Indonesia Asahan Alumunium (Inalum)
merupakan posisi yang cukup menguntungkan bagi TINS dari sisi ekosistem hilirisasi.
Besar kemungkinan TINS akan diikutsertakan dalam proyek-proyek hilirisasi metal
terutama yang berbasis green energy. Terlebih
bertambahnya kapasitas produksi timah sebesar 40 ribu metrik ton/tahun dari
Smelter Ausmelt yang ditargetkan akan selesai pada Nov-22 mendatang akan
semakin memperkokoh posisi TINS sebagai market leader.
Di sisi lain, harga timah global kami perkirakan belum akan
atraktif kedepan karena potensi penurunan permintaan karena perlambatan ekonomi
global terutama dari China.
Potensi diberlakukannya larangan ekspor akan berdampak
signifikan kepada performa tins. Meskipun terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan kedepannya:
1) Kepastian serapan hilirisasi
timah dalam negeri
2) Harga jual acuan untuk timah dalam negeri
Lalu, bagaimana strategi trading dan investasi saham TINS ke depannya? yuk upgrade VIP member Emtrade
Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
-AVV-
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/8520/rencana-larangan-ekspor-timah-gimana-nasib-tins
Tren Harga Batu Bara Lagi Naik, Sahamnya Ikutan Naik?
Holding Geothermal Bakal Segera Dibentuk, PGEO Jadi Induknya
Lagi Genjot Ekspansi, Saham Kesehatan Makin Bergairah di Tengah Isu Polusi?
Perancis Dorong Harga Batu Bara, Gimana Prospek Sahamnya?
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial