Rilis Laporan Keuangan Grup ASTRA, Mana yang Paling Cuan?
https://emtrade.id/blog/8439/rilis-laporan-keuangan-grup-astra-mana-yang-paling-cuan
Saham ASII atau PT Astra International Tbk. (ASII) memiliki lini bisnis yang beragam. Lini bisnis yang dimilikinya mulai dari otomotif, keuangan, pertambangan, agribisnis, infrastruktur, teknologi, sampai properti.
Nah, dari berbagai macam bisnis Grup Astra itu, mana yang berkontribusi paling besar ke laba ASII?
source: Astra International
Astra Internasional Tbk (ASII)
Pergerakan saham ASII sedang menanjak sepanjang tahun ini. Sampai 9 Mei 2022, harga saham ASII sudah naik 26,2%. Kinerja itu membuat ASII menjadi saham ke-9 di LQ45 dengan kenaikan harga saham paling tinggi.
Salah satu pendorong saham ASII adalah aksi akumulasi investor asing yang mencatatkan net buy senilai Rp3,9 triliun.
Secara kinerja, ASII sebagai induk usaha dari seluruh konglomerasi, berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan sepanjang kuartal I/2022 dengan laba bersih sebesar Rp 6,9 triliun, naik 31,4% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini didukung oleh pendapatan yang naik 8,8% terutama dari segmen otomotif dan alat berat & tambang yang masing-masing naik 25% dan 75%.
BACA JUGA: Apa Itu Siklus Ekonomi yang Disebut Menyebabkan Rotasi Sektoral di Pasar Saham?
Selain itu, bagi hasil dari
ventura bersama yang naik 28,8% dibanding kuartal I 2021 menjadi Rp 1,2 triliun
juga turut mendorong kinerjanya.
Secara umum, kinerja ASII masih
berpotensi membaik di tahun ini dengan momentum dari tingginya harga komoditas
serta insentif PPnBM hingga kuartal 3 tahun ini. Meskipun terdapat risiko
berupa kelangkaan semi konduktor mobil serta kenaikan suku bunga.
Analisis Teknikal ASII
Astra Otoparts Tbk (AUTO)
AUTO merupakan segmen bisnis Astra yang berfokus pada produksi dan perdagangan komponen otomotif roda 2 dan 4 membukukan performa harga saham yang relatif flat dengan naik 0,46%.
Sejalan dengan kinerja segmen
otomotif dari ASII, AUTO berhasil meningkatkan laba bersihnya sebesar 36%
dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp225 miliar. Dimana pendapatan yang
tumbuh 11,4% menjadi Rp4,6 triliun meskipun terdapat peningkatan beban operasional
sebesar 16%.
Kami menilai performa AUTO masih cenderung positif tahun ini sejalan dengan industri otomotif roda empat di Indonesia yang diperkirakan tumbuh 1,4%.
Sedangkan, di kuartal 2
tahun ini kami menilai ada dorongan positif dari kecenderungan konsumen untuk
mereparasi rutin kendaraan sebelum mudik lebaran. Meski demikian potensi
penjualan mobil yang melemah ditengah tren kenaikan suku bunga di AS dan potensi
mobilitas yang kembali dibatasi menjadi risiko kinerja AUTO kedepan.
Analisis Teknikal AUTO
United Tractor Tbk (UNTR)
Sejalan dengan sektor yang berkaitan dengan komoditas, performa harga saham UNTR tercatat naik sebesar 38,02% dari awal tahun hingga penutupan 10 Mei 2022. Bersamaan dengan kenaikan tersebut investor asing melakukan net buy senilai Rp 1,94 triliun. Dimana UNTR menjadi saham tercuan diantara saham Astra Grup dan tercuan ke-5 di indeks LQ45.
Sejalan dengan performa harga
sahamnya, UNTR mencatatkan laba bersih yang spektakuler menjadi Rp 4,3 triliun,
naik 76% dibanding kuartal IV/2021 dan naik 131% dibanding kuartal I/2021.
Kinerja yang positif tersebut menggambarkan penjualan alat berat UNTR yang naik 146% menjadi 1.694 unit sejalan dengan aktivitas pertambangan dan konstruksi yang melanjutkan pertumbuhannya di 2021.
Ditambah, harga batu bara dan emas yang meningkat
mendorong pertumbuhan pendapatan meskipun volume penjualan turun sekitar 20%
dibanding kuartal yang sama tahun 2021.
Di sisi lain terdapat risiko
berupa fluktuasi harga komoditas dan rendahnya belanja modal alat berat
perusahaan tambang, konstruksi, dan forestry yang bisa memengaruhi kinerja UNTR.
Analisis Teknikal UNTR
Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Saham AALI menjadi salah satu saham Astra Grup yang menanjak setelah mencatatkan kenaikan harga sebesar 27,85% sepanjang 2022. Investor asing mencatatkan aksi net buy saham AALI sepanjang tahun ini senilai Rp790 miliar.
Momentum naiknya harga CPO global sebesar 21,5% di kuartal I/2022 mendorong pendapatan AALI naik 4,3% dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 6,6 triliun. Meski demikian, laba bersih secara kuartalan turun 3,6% menjadi Rp 484 miliar.
Kami menilai penurunan laba bersih AALI disebabkan oleh kenaikan harga pupuk, serta kebijakan pembelian tandan buah segar (TBS) berdasarkan harga yang sudah diatur. Hal itu terlihat dari kenaikan biaya harga pokok penjualan sebesar 36,2% menjadi Rp5,6 triliun.
AALI masih menghadapi situasi
yang cukup menantang kedepan karena adanya larangan ekspor CPO dari pemerintah serta
harga pupuk yang tinggi dapat menekan kinerja AALI.
Analisis Teknikal AALI
Astra Graphia Tbk (ASGR)
ASGR merupakan unit bisnis Astra yang bergerak pada bidang teknologi informasi yang fokus pada bisnis printing dan digital services. Sepanjang 2022 sampai 10 Mei 2022, harga saham ASGR meningkat 12,4%. Namun, investor asing justru melakukan net sell senilai Rp373 miliar.
Secara kinerja, pendapatan ASGR cenderung stagnan di level Rp618 miliar dibandingkan dengan kuartal I/2021. Secara kuartalan, pendapatan ASGR turun 53% dibandingkan dengan kuartal IV/2021. Namun, kinerja saham ASGR ini memang cenderung impulsif di setiap kuartal keempat.
Hal tersebut juga tercermin pada laba bersih perusahaan yang mengalami penurunan hampir 69% jika membandingkan kuartal I/2022 dengan kuartal IV/2021.
Secara tahunan, laba ASGR tumbuh atraktif sebesar 1.029% menjadi Rp1,4 miliar dibandingkan dengan kuartal I/2021. Hal itu didorong oleh penurunan beban administrasi dan tambahan pendapatan keuangan.
Analisis Teknikal ASGR
Ascet Indonusa Tbk (ACST)
Berbeda dengan unit bisnis Astra Group lain yang mencatatkan kenaikan haga saham. Saham ACST justru mencatatkan penurunan harga saham sepanjang 2022. Sampai penutupan 10 Mei 2022, harga saham ACST sudah turun 19,05%. Hal ini sejalan dengan performa saham industri konstruksi yang secara rata-rata turun 17,2% sepanjang periode tersebut.
Performa saham yang negatif tersebut juga menggambarkan
kinerja keuangan ACST yang masih merugi senilai Rp25 miliar. Dari segi pendapatan yang masih melemah sebesar 30% secara
kuartalan dan 24% secara tahunan menjadi Rp290 miliar.
Kami nilai kinerja ACST itu disebabkan aktivitas konstruksi yang belum
sepenuhnya pulih, masih 64% di bawah level sebelum Covid-19 serta meningkatnya
beban penjualan hingga 17 kali lipat menjadi Rp9,4 triliun.
Meski demikian segmen infrastruktur dan logistik hanya
menyumbang 2,5% dari total pendapatan ASII sepanjang kuartal I/2022.
Analisis Teknikal ACST
Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.
Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/8439/rilis-laporan-keuangan-grup-astra-mana-yang-paling-cuan
Tren Harga Batu Bara Lagi Naik, Sahamnya Ikutan Naik?
Holding Geothermal Bakal Segera Dibentuk, PGEO Jadi Induknya
Lagi Genjot Ekspansi, Saham Kesehatan Makin Bergairah di Tengah Isu Polusi?
Perancis Dorong Harga Batu Bara, Gimana Prospek Sahamnya?
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial