Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Libur Lebaran Usai, Investor dan Trader Wajib Pantau Sentimen Ini

6 Mei 2022, 09:34 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
update market

Menuju akhir liburan Lebaran, investor kembali mengukur kemungkinan apa yang akan terjadi di bursa setelah ditinggal libur sepekan. Apakah Mei akan menjadi market friendly or unfriendly bagi investor dan trader?


April 2022: Memuncak di Asia Pasifik, IHSG unggul 2.12% MoM

Kilas balik selama April, IHSG berhasil mengukuhkan posisinya sebagai indeks dengan kejayaan tertinggi di kawasan Asia Pasifik (AP) setelah menguat sebesar 2.12% hanya dalam 1 bulan. Hal ini mengakumulasi total keuntungan indeks IHSG sepanjang 2022 yang mencapai 9.84%, dengan kenaikan indeks tertinggi nomor 7 secara global. 


Kenaikan IHSG selama April telah diprediksi dengan baik oleh tim analis Emtrade pada akhir Maret setelah data historis menunjukan bahwa April merupakan bulan yang friendly bagi investor, dengan probabilitas bahwa IHSG akan hijau sebesar 68%. Maka kenaikan IHSG bukanlah hal yang mengejutkan, meskipun meningkatnya akumulasi asing sebesar Rp40 Triliun turut menjadi alasan meningkatnya penguatan indeks dalam 1 bulan terakhir.


Libur Satu Pekan di Mei 2022 : Apa yang telah terjadi?

Seperti yang telah diantisipasi, The Fed baru saja melakukan kebijakan kenaikan suku bunga sebesa 50 bps untuk menahan potensi laju inflasi Amerika Serikat (AS) yang disebut merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.


Bahkan, The Fed diprediksikan akan melakukan penyesuaian minimal 25 bps dalam setiap rapat meeting tiap bulannya. Hal ini, secara teoritis seharusnya menjadi poin kritis bahwa IHSG dimungkinkan akan mengalami gejolak di pembukaan aktifitas bursa setelah libur panjang. Bukan tidak mungkin, dalam beberapa bulan kedepan, risiko penurunan IHSG kian muncul.


Maka tidak heran, indeks Wallstreet merespon dengan negatif dampak kebijakan The Fed pada perdagangan Kamis (5 Mei 2022) dengan terpelesetnya indeks Nasdaq sebesar -4.99%, diikuti oleh S&P 500 sebesar -3.56% dan DJIA dengan penurunan -3.12%.


Disisi lain, memburuknya situasi geopolitik antara Rusia dan Negara barat juga turut mendorong hilangnya optimisme pasar kedepan. Terakhir, Russia kembali diberikan sanksi terkait penghentian impor pasokan minyak mentah dari Rusia selama 6 bulan.


BACA JUGA: Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed ke Pasar Saham Indonesia


Kebijakan ini mendorong harga batubara kembali melonjak ke level US$370/ton, yang kembali memunculkan kekhawatiran bahwa tingginya kebutuhan energi serta kenaikan harga yang substansial akan menjadi memicu secara berkelanjutan bagi inflasi di negara maju.


Oleh karena itu, kemungkinan inflasi akan tinggi tetap akan bertahan dan dengan demikian mengkonfirmasi kebijakan Bank Sentral secara global untuk menaikan suku bunganya kedepan. Dan tentu, ini merupakan risiko global yang saat ini perlu diantisipasi.


So, What to do ?

Bulan Mei sejatinya merupakan bulan yang tidak ramah bagi investor, tentu dengan jargon khasnya : sell in may and go away. Secara data Bloomberg, dalam 12 tahun terakhir rata-rata IHSG telah turun -1.11% di bulan Mei.


Maka ini memvalidasi investor bahwa Mei merupakan bulan yang perlu diantisipasi sekaligus peluang yang menarik untuk beli saham di harga yang menarik.


Namun diluar dari data, investor seharusnya perlu untuk mengkalibrasi ulang kemungkinan bahwa ekonomi secara nasional akan menantang kedepan. Isu yang perlu diantisipasi adalah: melambatnya ekonomi global yang akan mempengaruhi ekonomi nasional, kemungkinan inflasi yang lebih tinggi setelah Lebaran, menurunnya daya beli masyarakat, serta faktor kemungkinan adanya taking profit di market yang saat ini berada di area puncak.


Jika disimpulkan, faktor internal dan eksternal melengkapi kemungkinan bahwa kemungkinan kejatuhan pasar di Mei cukup nyata yang mengharuskan investor perlu mewaspadai segala kemungkinan terburuk.


Cash is King kini menjadi sugesti yang relevan untuk saat ini, dalam pandangan kami jika diukur dari segala yang telah tersebutkan di atas.


Kas akan menjadi senjata pamungkas yang menarik bila investor menemukan saham perusahaan bagus yang sedang terdiskon murah. Disisi lain, taking profit merupakan langkah yang cerdas jika Anda melihat keuntungan saham di portofolio sudah memberikan keuntungan yang berarti.


Optimisme di IHSG, apakah masih ada?

Kemungkinan IHSG akan tetap menguat diprediksikan masih akan terjadi mengingat seksinya ekonomi nasional yang diuntungkan oleh meningkatnya harga komoditas mulai dari batubara, kelapa sawit, hinggal minyak dunia. 


Maka jangan heran jika asing terus melakukan akumulasi pada IHSG di tengah melambatnya indeks secara global. Membaiknya harga komoditas, secara langsung akan memperbaiki neraca dagang nasional karena potensi penerimaan pajak ekspor yang maksimal akibat meningkatnya harga batubara saat ini.


Jika asing terus mengoleksi dan mengakumulasi, maka IHSG memiliki peluang untuk tetap menguat kedepan.


Namun demikian, risiko kembali datang apabila asing mulai kembali melakukan rotasi alokasi dana kembali ke negara maju jika The Fed terus melakukan kenaikan suku bunga. Tentunya, ini akan menjadi risiko lanjutan bagi IHSG di tengah perlambatan ekonomi yang diprediksikan akan terjadi pada 2022 ini.


Terakhir, investor juga dapat terus mencermati dan menangkap sinyal potensi ekonomi akan jatuh maupun rebound bersama tim Emtrade. Bahkan, Emtrade telah menyiapkan strategi jitu untuk menghadapi kemungkinan adanya turbulance pada IHSG di Mei nanti. 


So investor, watch your steps!


Nah, mau dapat signal trading serta strategi jual-beli saham real-time? yuk upgrade ke VIP member Emtrade.


Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.




Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Update Data Makro: Inflasi AS & China dan IKK Indonesia, Apa Implikasinya?

13 Mar 2024, 15:55 WIB
article
ArtikelInsight

Keluar dari MSCI, Indeks FTSE Siap Tampung CUAN

19 Feb 2024, 14:10 WIB
article
ArtikelInsight

Kembangkan Bisnis FTTH, ISAT Akuisisi Pelanggan MNC Play

21 Nov 2023, 12:01 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kinerja Marketing Sales Emiten Properti di Kuartal III/2023, Siapa Juaranya?

24 Okt 2023, 17:14 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi