Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Nilai Intrinsik Saham: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya

7 Apr 2022, 17:07 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Value investor kawakan dunia Warren Buffett pernah berkata “price is what you pay, value is what you get”. Nasihat ini dimaksudkan kepada para investor supaya nggak sekadar menilai suatu saham dari harganya saja.

Sebab harga hanya sebatas nominal uang yang harus dibayar untuk membeli saham tersebut. Di sisi lain nilai intrinsik atau harga wajar saham menjadi lebih penting karena dapat menentukan keberlangsungan investasi kita.

Apa itu nilai intrinsik saham? Mengapa penting untuk diperhatikan? Jika kamu berencana untuk berinvestasi dalam jangka panjang, simak pembahasannya sampai selesai, ya!

Pengertian Nilai Intrinsik Saham

Nilai intrinsik saham adalah nilai sesungguhnya dari suatu saham. Katakanlah saham ABCD mempunyai harga Rp1.000/saham. Harga tersebut belum tentu mencerminkan nilai asli dari saham itu sendiri. Apakah Rp1.000 terbilang murah, wajar, atau mahal jika dibandingkan dengan kondisi fundamental perusahaan? Nah, ini yang harus dicari tahu oleh investor.

Jika nilai intrinsik dipengaruhi oleh faktor fundamental, maka harga dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Biasanya ketika banyak yang beli, harga cenderung menguat. Sehingga kenaikan harga saham nggak selalu menjamin adanya peningkatan pada nilai intrinsic saham.

Begitu pun jika harga saham turun tajam, kita nggak bisa serta-merta menganggap bahwa harganya sedang terdiskon. Perlu dibandingkan terlebih dahulu dengan nilai dari perusahaan terkait. Karena bisa saja penurunan tersebut sejalan dengan kondisi fundamental yang memburuk.

Lain halnya kalau ternyata harga turun tapi perusahaan punya fundamental yang kuat. Di kondisi ini, harga saham tergolong undervalue atau murah.

Baca juga: Cara Hitung Valuasi Saham Paling Jitu selain P/E dan P/BV

Manfaat Mengetahui Nilai Intrinsik Saham

nilai intrinsik saham

Dalam berinvestasi saham, nilai intrinsik dari saham yang akan dibeli maupun jual sangat penting untuk diketahui oleh investor. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah harga pasar suatu saham tergolong undervalue, fair value, atau overvalue.

Long term investor cenderung tertarik untuk membeli saham dengan nilai yang terlalu rendah (murah). Sebab dalam jangka panjang return yang ditawarkan tentu jauh lebih maksimal. Sebaliknya, jika saham menunjukkan nilai yang terlalu tinggi (mahal), itu artinya saham tersebut dinilai layak untuk dijual.

Beli saham undervalue dianalogikan seperti membeli mobil Tesla dengan harga Avanza. Secara kualitas lebih bagus tapi harganya jauh lebih terjangkau. Hal ini sudah pasti sangat menguntungkan pembeli. Namun jika saham yang dibeli overvalue, maka sama saja seperti beli mobil Avanza dengan harga Tesla. Harga yang dibayar sama sekali nggak mencerminkan kualitasnya yang tergolong standar.

Dengan demikian penilaian saham dapat membantu investor dalam memperkirakan potensi keuntungan serta kerugian yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Baca juga: Cara Membaca Ebitda dalam Laporan Keuangan

Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Ada dua metode valuasi saham:

·         Valuasi Relatif

Valuasi relatif adalah metode valuasi yang paling sering digunakan investor retail karena perhitungannya lebih sederhana. Valuasi relatif membandingkan valuasi perusahaan pada emiten yang sama secara historikal sekitar 3-5 tahun dan perusahaan dengan peers satu sektor.

Contoh: Price to Book Value (P/BV), Price to Earnings Ratio (PER), Enterprise Value to Ebitda (EV/EBITDA), Enterprise Value to Gross Merchandise Value (EV/GMV), dan Enterprise Value to User (EV/User).

·         Valuasi Absolut

Valuasi ini mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan fundamental perusahaan tanpa membandingkan dengan perusahaan lain. Perhitungannya tergolong lebih rumit karena harus buat modelling laporan keuangannya, sehingga jarang dipakai oleh investor retail.

Contoh: Discounted Cash Flow (DCF), Dividend Discounted Model (DDF), dan Free Cash Flow (FCF)

Indikator dalam menghitung valuasi:

·         Harga < nilai intrinsik: undervalue (murah)

·         Harga = nilai intrinsik: fair value (harga wajar)

·         Harga > nilai intrinsik: overvalue (mahal)

Contoh perhitungan:

Harga saham dari suatu emiten properti saat ini Rp2.000/saham dengan EPS tahunan Rp250/saham. Untuk menghitung nilai intrinsik emiten properti, rasio yang cocok digunakan adalah PER.

PER = Harga saham / EPS (laba per saham)

= 2.500 / 250

= PER saat ini 8 kali

Jika rata-rata PER 5 tahun sebesar 6 kali, artinya valuasi saat ini berada di atas rata-rata valuasi wajarnya (overvalue). Maka harga wajar saham dari emiten tersebut:

PER = Harga saham / EPS

6 = Harga saham / 250

Harga saham = 6 x 250

Harga saham = 1.500

Baca juga: Cara Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi