Saham LPPF ARB, Begini Prospek ke Depannya

Saham LPPF mengalami auto rejection bawah (ARB) setelah turun sebesar 6,64% pada sesi-1 4 April 2022, seiring dengan adanya aksi jual asing senilai Rp4,18 miliar. Meskipun  begitu, saham LPPF telah mencatatkan kenaikan 35,5% secara year to date.  Apakah LPPF masih menarik?

Ada Apa dengan LPPF?

Kami menilai penurunan harga saham LPPF pada 4 April 2022 kemungkinan disebabkan oleh aksi taking profit. Hal itu melihat dengan kenaikan harga saham LPPF selama 1 tahun terakhir sudah tembus 298%. 

Tren harga saham LPPF melejit dalam setahun terakhir karena ditopang oleh kinerja yang solid pada 2021. LPPF mencatatkan laba bersih senilai Rp912 miliar pada 2021 dibandingkan dengan rugi bersih Rp873 miliar pada 2020. 

Dari sisi penjualan, LPPF juga mencatatkan kenaikan sebesar 15,4% menjadi Rp5,5 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Sisi positif lainnya, LPPF sudah melunasi total utang bunga dan posisi kasnya senilai Rp661 miliar pada 2021. Hal ini merefleksikan kondisi neraca keuangan LPPF yang makin solid. 

BACA JUGA: Begini Cara Laporan Keuangan Saham yang Kamu Koleksi

Kami melihat salah satu spotlight kinerja LPPF di 2021 adalah bagaimana emiten ritel itu bisa menurunkan beban operasional sebesar 26,4% secara tahunan, sedangkan penjualan mencatatkan pertumbuhan yang substansial. 

Penurunan beban operasional itu didorong oleh strategi LPPF yang memaksimalkan penerapan segmen penjualan bisnis konsinyasi yang dinilai lebih efisien dibandingkan penjualan eceran.

Konsinyasi adalah strategi penjualan bisnis lewat kerja sama dengan pihak lain. Skemanya, pemilik barang akan menitipkan barangnya di toko milik ritel. Jadi, peritel sebagai penyalur barang produsen. Konsep ini sering digunakan dalam strategi bisnis ritel.  

Sebagai gambaran, penjualan eceran LPPF pada 2021 tercatat tumbuh 13% menjadi Rp3,4 triliun dibandingkan dengan 2020. Lalu, penjualan konsinyasi naik 27% menjadi Rp2,1 triliun. 

Kenaikan penjualan konsinyasi itu telah mendorong penurunan pembayaran ke pemasok sebesar 5,69% sepanjang 2021. Penurunan pembayaran ke pemasok itu menjadi salah satu faktor yang membuat arus kas operasi LPPF menjadi Rp2,4 triliun.

Kenaikan penjualan di segmen konsinyasi juga ikut mendorong gross margin LPPF pada 2021 menjadi sebesar 64% dibandingkan dengan 48,4% pada 2020. 

Dengan begitu, kenaikan harga saham yang agresif sebelumnya adalah respons investor yang telah priced-in terhadap kinerja LPPF di 2021. 

Prospek LPPF

Sektor ritel tengah diekspektasikan memiliki upside kinerja yang menarik pada tahun ini. Apalagi, setelah mobilitas masyarakat makin membaik jelang lebaran 2022. 

Dalam konsensus Bloomberg, saham LPPF diprediksi mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 29,8% menjadi Rp7,25 triliun pada 2022. Lalu, laba bersih LPPF juga naik 36% menjadi Rp1,24 triliun pada tahun ini. Secara umum, kinerja LPPF diprediksi bisa makin membaik sepanjang tahun ini. 

Lalu, bagaimana strategi trading dan investasi saham LPPF? Yuk Join VIP member Emtrade untuk mendapatkan edukasi hingga rekomendasi jual-beli saham beserta alasannya. 

Valuasi

LPPF saat ini diperdagangkan dengan P/E sebesar 12.9x, di atas dari rata-rata P/E 5 tahun terakhir di level 10x. Begitu juga dengan EV/EBIT yang saat ini dihargai di level 11.1x, mendekati level +1SD di level 13.2x. Maka demikian, LPPF secara teoritis dinilai cukup overvalued untuk saat ini.

Figure 1: Rata-Rata P/E LPPF (2017-2022)

Figure 2: Rata-rata EV/EBITDA LPPF (2017-2022)

Analisis Teknikal

LPPF secara teknikal breakdown MA 20 Daily. Dalam jangka pendek LPPF berpotensi melemah menguji support 5300.