Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconRisk Management

Perbedaan Modal Trading Saham Porsi 5% dengan 10%

11 Apr 2022, 16:21 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
money management dalam saham

Banyak trader pemula sering merasa kebingungan berapa modal trading saham yang ideal untuk membeli sebuah saham. Nah, alokasi modal ini berkaitan dengan money management, salah satu bagian terpenting dalam trading saham. Lalu, kenapa money management penting?


Money management adalah cara trader atau investor agar tidak kehabisan modal dalam melakukan pembelian saham. Dengan melakukan money management, trader atau investor bisa memahami bobot saham di dalam portofolionya.

Dengan begitu, money management bisa mempermudah trader atau investor dalam mengambil keputusan untuk menambah, mengurangi, atau menjual saham yang ada di portofolionya.  


Baca juga: Berapa Modal Ideal untuk Trading Saham?


Apakah money management trading vs investasi berbeda?

Ada perbedaan money management untuk trading dan investasi, salah satunya besaran alokasi porsi beli. Soalnya, tujuan dari pembelian saham untuk trading dan investasi berbeda.

Saat trading, tujuan pembeliam saham adalah berharap keuntungan dari kenaikan harga saham dalam jangka pendek, waktunya kurang dari 5 bulan.

Di sisi lain, saat investasi, tujuan pembelian saham berharap keuntungan kenaikan harga saham dan dividen dalam jangka panjang sekitar 3 hingga 5 tahun.

Baca juga: Cara Investasi Saham dengan Modal Rp100 ribu

Beberapa saham berfundamental bagus yang bisa menjadi alternatif pilihan investasi diantaranya adalah BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, dan ASII. Tentu saja porsi beli disini sebagai modal investasi saham bisa mencapai 25% dari total modal di porto. 

Sedangkan saham second liner atau third liner lebih cocok untuk trading dengan porsi beli berkisar 5% - 10% dari total modal.

Money management dalam saham

Lalu apa perbedaan beli 5% dan beli 10%? 

Perbedaan signifikan alokasi beli 5% dan 10% dari modal adalah jumlah saham dan nominal beli setiap saham yang bisa dibeli.

Misalkan modal untuk trading sebesar Rp30 juta. Jika ingin mengalokasikan modal 10% dari total modal. Berarti, maksimal jumlah saham yang dimiliki tidak lebih dari 10 saham. Soalnya, alokasi modal masuk per saham menjadi Rp3 juta per saham.

Simulasi:.

30 juta : 10 saham = 3 juta / saham (artinya 10% dari modal)

Perhitungan ini sama dengan 10% x 30 juta = 3 juta tiap entry 10%

Lalu, jika mengalokasikan 5% dari total modal setiap sahamnya, berarti jumlah nominal jumlah modal di setiap sahamnya senilai Rp1,5 juta. 

Simulasi:

1,5 juta atau 5% x 30 juta = Rp1,5 juta per saham tiap entry dengan alokasi 5%. 


3 Alasan Entry Beli Saham Cuma 5%

Ada 3 alasan yang bisa kita pertimbangkan:


1. Masuk ke Saham Third Liner

Saham tersebut masuk dalam kategori thirrd liner yang mempunyai volatilitas tinggi dan likuiditas kurang baik. Sehingga saham ini lebih cocok untuk day trading, sekalipun menginap di portofolio sebaiknya tidak lebih dari 3 hari.



Gambar di atas adalah contoh bid-offer saham third liner BOSS yang mana likuiditasnya cukup baik, sayangnya tingkat volatilitasnya cukup tinggi. Sehingga, tipe saham seperti ini lebih baik entry porsi 5% saja.



Chart saham BOSS di atas tercermin bahwa saham BOSS berada di area support horizontal line dan berhasil memantul dari area support 83, sehingga menarik untuk melakukan pembelian buy on weakness. Dijual profit taking ketika menyentuh area resistance horizontal line di area 102 yang diperoleh dari high 4 Maret 2022.


Baca juga: Mengenal Support Resistance dalam Saham


2. Dalam Posisi Puncak Stage 2

Saham tersebut berada dalam stage 2 yang mana berada dalam tren naik, namun kenaikannya sudah cukup tinggi. Biasanya tercermin dari pergerakan harga saham yang naik menjauh dari MA 20 daily.



Dari contoh chart saham ESSA di atas terlihat bahwa MA 20 daily cukup jauh, sehingga pembelian dengan porsi 5% akan lebih aman, mengantisipasi jika ternyata harga saham ESSA gagal menguat. 

ESSA berhasil breakout dari pola ascending triangle sehingga emtrade melakukan entry beli area 810-820. Proyeksi dari target pola tersebut di area 900 yang bisa dijadikan sebagai area profit taking. 


Baca juga: Pola Bullish Saham Potensi Lanjut Naik


3. Saham Baru Masuk Awal Stage 1

Saham tersebut masih berada dalam early stage 1, artinya saham tersebut baru saja jatuh dalam atau sebelumnya berada dalam tren turun (stage 4), dan kondisi saat ini saham tersebut sideways di stage 1. Meskipun saham tersebut sideways di stage 1, tidak menutup kemungkinan saham tersebut bisa melemah kembali dan breakdown support kuatnya. 


Kita sebagai trader, tentu saja tidak ingin modal trading mengendap terlalu banyak pada suatu saham, yang mana setengah modal tersebut  sebenarnya bisa dialokasikan pada saham lain yang lebih potensial.



Contoh di atas mencerminkan bahwa ACES sebelumnya berada dalam tren turun (stage 4), kemudian mulai muncul tanda akumulasi, sideways di stage 1. Emtrade melakukan pembelian buy on support karena ACES sudah dekat dengan support horizontal line nya di area 960. Jika ACES breakdown dari area support 960 maka ACES dapat melanjutkan penurunan, sebaliknya jika menguat maka potensi menguji area resistance 1120. Maka dari itu, porsi 5% disini bisa kita gunakan untuk entry sembari menunggu pola reversal terbentuk.


Baca juga: Pola Bullish Reversal, Saham Potensi Naik 


Lalu kapan beli 5% lagi supaya jadi 10%?

Kita sebagai trader dapat melakukan tambah beli sebesar 5% ketika saham tersebut berhasil breakout dari stage 1. Hal ini akan lebih mengkonfirmasi potensi pergerakan harga saham dari sideways berubah menjadi uptrend.


Jika saham tersebut setelah breakout dan mengalami rally kenaikan harga cukup yang signifikan, kapan tambah beli? Kita bisa tunggu adanya retracement pada saham tersebut untuk melakukan tambah beli.



Sebagai contoh dari saham ANTM di atas menunjukkan bahwa harga saham ANTM memantul dari area support 1720, sehingga emtrade melakukan pembelian pertama di area 1760-1820 sebanyak 5% pada 2 Februari 2022. Kemudian pada tanggal 18 Februari 2022 saham ANTM berhasil breakout 1960, kita bisa melakukan tambah beli di area tersebut dengan strategi buy on breakout.

Namun jika belum sempat melakukan tambah beli dan harga saham ternyata mengalami rally kenaikan harga cukup tinggi, maka kita bisa menunggu retracement.

ANTM mengalami retracement pada 16 Maret 2022 dan berhasil memantul dari area support 2350, sehingga jika kita baru punya porsi 5% di portofolio maka kita bisa melakukan tambah beli sebesar 5% kembali di area 2330-2380. Total porsi ANTM di portofolio kita nantinya akan menjadi 10%.


Baca juga: Strategi Average Up


Pergerakan harga saham di stage 2 atau berada dalam tren naik, lalu kenapa suruh beli 5% dulu, kemudian 5% lagi ketika retrace? 

Hal ini bertujuan untuk menjaga supaya kita sebagai trader mendapatkan average harga saham yang lebih baik.



Tercermin dari chart saham SMRA di atas, emtrade melakukan pembelian pada 22 Maret 2022 pada range harga 760-800, dengan notes “beli 5% di harga sekarang, beli 5% lagi ketika retracement”. Pada tanggal tersebut harga bawah 760 belum tersentuh karena range harga SMRA baru bergerak di area 775-800.

Area harga 760 baru tersentuh pada tanggal 24 Maret 2022 dan emtrade memberikan reminder jika belum punya, bisa beli porsi 10%. Dengan melakukan pembelian di beberapa range harga beli emtrade, akan membuat average harga saham yang kita koleksi lebih baik.

Itu tadi adalah penjelasan mengenai perbedaan beli saham porsi 5% vs beli saham porsi 10%. Cukup mudah bukan?


Mau belajar saham lebih lengkap? Yuk gabung VIP user Emtrade. 


Dengan menjadi user VIP emtrade kamu bisa mendapatkan konten edukasi, konten analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, seminar rutin, sampai morning dan day briefing setiap hari perdagangan. 


Klik di sini untuk menjadi VIP user Emtrade

-HF-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.








Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi