Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Sektor Saham Potensial Saat Inflasi Indonesia Naik

1 Apr 2022, 10:43 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Indonesia diprediksi mengalami kenaikan inflasi pada 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi dan tren kenaikan harga bahan baku. Bank Indonesia memproyeksikan inflasi Indonesia bisa tembus 3% plus minus 1%. Angka inflasi itu lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi 2021 sebesar 1,87%.  



Realisasi inflasi Indonesia Maret 2022 mencapai 2,64% atau lebih tinggi daripada konsensus pasar sebesar 2,53%. Lalu, posisi inflasi itu juga jauh lebih tinggi daripada Februari 2022 sebesar 2,06%. 

Kami pun memperkirakan tren inflasi Indonesia berpotensi lanjut naik karena tren daya beli masyarakat meningkat, serta ada beberapa indikator lain yang dapat mendorong inflasi ke depan seperti: 

  • Harga komoditas global naik karena tensi Ukraina-Rusia, akan membebani biaya operasional produsen. Sehingga ada kecenderungan produsen menaikkan harga jualnya.
  • Harga Eceran Terendah (HET) minyak goreng dicabut, akan mendorong harga produk turunannya lebih tinggi. Terlebih mengingat minyak goreng merupakan bahan baku bagi banyak produk.
  • Harga BBM akan naik pada waktunya, dengan harga minyak global yang sudah naik 42,6% YTD sementara pemerintah masih menahan harga BBM.
  • Peak season di lebaran akan mendorong harga bahan baku lebih tinggi karena konsumsi masyarakat yang meningkat pada momentum tersebut.
  • Pemerintah menaikkan tarif PPN menjadi 11% (vs sebelumnya 10%), hal ini tentu akan berdampak pada harga barang yang diterima masyarakat lebih tinggi.

Secara umum, inflasi menjadi momok yang menantang bagi ekonomi, dalam perspektif perusahaan khususnya. Perusahaan didorong untuk meningkatkan harga jualnya agar dapat menjaga margin, sedangkan di sisi lain perusahaan juga dibayangi penurunan pangsa pasar jika masyarakat tidak bisa menerima harga yang tinggi tersebut.

Meski begitu, terdapat sektor yang cukup resilient atau bahkan diuntungkan ketika inflasi tinggi.

1.     Tambang & Komoditas

Kenaikan harga komoditas menjadi salah satu faktor utama potensi kenaikan inflasi pada tahun ini. Ketika sektor lain dibayang-bayangi oleh kenaikan biaya bahan baku, sektor tambang dan komoditas justru mendapatkan katalis positif dari kenaikan harga jual komoditasnya. Sehingga sektor tambang dan komoditas menjadi salah satu yang cukup tahan terhadap tekanan inflasi yang tinggi.


 

2.     Properti

Ketika inflasi tinggi, investor cenderung mencari instrumen yang memiliki kinerja relatif stabil dan tidak tergerus oleh tingginya inflasi. Kriteria tersebut dimiliki oleh aset properti yang nilainya stabil meningkat tiap waktu. Sehingga properti menjadi salah satu aset lindung nilai yang cukup dipertimbangkan investor di kala inflasi tinggi.

Hal tersebut tentu akan mendorong penjualan properti yang menjadi incaran investor untuk melindungi nilai aset mereka dari inflasi.


 

3.     Banking

Meskipun kenaikan inflasi menjadi salah satu indikasi ekonomi sedang bertumbuh, pada level tertentu inflasi yang terlalu tinggi menjadi tidak sehat bagi perekonomian dan perlu dikendalikan. Salah satu langkah bank sentral untuk mengendalikan inflasi adalah menaikkan suku bunga.

Tidak banyak sektor yang diuntungkan dengan naiknya suku bunga, salah satu yang paling terdampak positif adalah perbankan. Dimana perbankan berpotensi menerima kredit yield yang lebih tinggi dari konsumen dan akan berdampak pada potensi net interest margin yang lebih tinggi pula.

Dengan begitu, sektor perbankan akan cukup tangguh dalam menghadapi inflasi yang tinggi meskipun dampaknya tidak akan dirasakan secara tidak langsung.

Mau tahu strategi trading saham-saham potensi menanjak saat inflasi tinggi?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-AVV-

emtrade.id/disclaimer


Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul. 





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi