Melihat dari sentimen perpanjangan diskon properti dan prospek Ibukota baru di Kalimantan membuat saham sektor properti jadi menarik untuk dikoleksi. Namun, bagaimana caranya analisis saham di sektor tersebut yang punya potensi untuk investasi? Nah mari kita ulas selengkapnya dibawah ini.
Dalam melakukan analisis saham sektor properti secara fundamental, sebelumnya kita harus melakukan analisis secara makro dan industri terlebih dahulu, supaya kita akan lebih memahami secara big picture nya
Sektor Properti
Berdasarkan makro dan industri, sektor properti masih akan diuntungkan dengan perpanjangan diskon pajak properti hingga September 2022 dan suku bunga yang masih rendah di 3,5%. Serta properti, memiliki hubungan yang positif dengan kenaikan harga komoditas karena bisa digunakan sebagai aset hedging atas inflasi.
Berbalik dengan peluang, berdasarkan makro dan industri masih ada tantangan sektor properti yakni potensi kenaikan suku bunga acuan di paruh pertama tahun 2022 yang bisa menurunkan minat beli dan kenaikan harga semen yang potensi meningkatkan beban operasional.
Selanjutnya,
bagaimana cara analisis sektor properti secara fundamental?
Secara garis besar, ada 4 hal penting yang harus kita analisis sebagai berikut :
Source : Emtrade
1. Prospek Landbank
Landbank, merupakan suatu persediaan tanah yang dimiliki perusahaan yang bisa dikembangkan menjadi suatu bangunan ataupun tanah yang siap dijual.
Landbank bisa kita jadikan indikator untuk prospek saham properti ke depan, semakin besar landbank maka semakin besar prospek saham tersebut. Data untuk landbank ini bisa kita dapatkan secara lebih detail di laporan keuangan bagian persediaan.
Contoh Analisis Land Bank BSDE 9M21 :
Source : Laporan Keuangan BSDE 9M21
Berdasarkan data persediaan diatas, diketahui landbank BSDE merupakan tanah dan bangunan yang siap dijual ditambah dengan tanah yang sedang dikembangkan. Oleh karena itu, didapatkan landbank BSDE 9M21 sebesar Rp9,55 triiun (VS 9M20 Rp8,59 triliun). Bisa dibilang, BSDE memiliki memiliki land bank yang baik karena jumlahnya di 9M21 lebih besar daripada periode yang sama di tahun 2020.
2. Neraca Keuangan Harus Solid
Saham properti yang baik dan sehat tentunya harus memiliki neraca keuangan yang solid. Cara mudah menentukan neraca keuangan yang solid kita bisa check melalui 3 hal yakni sebagai berikut :
- Debt Ratio Solid, baca selengkapnya : Kegunaan Rasio Solvabilitas
- Cash Ratio Solid, baca selengkapnya : Rasio Likuiditas
- Arus Kas Operasi Surplus
3. Pahami Cara Kerja Bisnis Berdasarkan Pendapatan
Cara kerja bisnis properti berdasarkan pendapatan ini terbagi menjadi dua yakni pertama, pendapatan properti dari apartemen, ruko dan tanah. Kemudian yang kedua pendapatan operasional (recurring income), bisa dari mall, rumah sakit, taman, tempat wisata, dll.
Dari kedua jenis pendapatan tersebut tentunya berbeda cara analisisnya, sebagai berikut :
Pendapatan Properti : Apartemen, Ruko, & Tanah
- Analisis Uang Muka Penjualan (DP)
Uang muka penjualan properti menjadi indikator utama dari potensi penurunan/kenaikan penjualan. Semakin besar uang muka penjualan yang masuk maka semakin bagus untuk perusahaan karena menunjukkan demand properti yang tinggi.
Contoh Uang Muka Penjualan BSDE 9M21 :
Source : Laporan Keuangan BSDE 9M21
- Analisis pembelian lahan dari Laporan Arus Kas
Dalam melakukan analisis pembelian lahan, kita bisa dapatkan melalui laporan arus kas dari aktivitas investasi dibagian perolehan properti investasi dan penambahan aset tetap. Semakin konsisten perusahaan membeli lahan tiap tahunnya tentu akan semakin bagus karena potensi bisa menambah landbank.
Contoh Pembelian Lahan BSDE 9M21 :
Source : Laporan Keuangan BSDE 9M21
Pendapatan
Operasional (Recurring Income)
Pendapatan operasional atau recurring income merupakan pendapatan berulang yang didapatkan setiap tahun, bisa dari mall, rumah sakit, tempat wisata, dll.
Cara melakukan analisis recurring income ini kita harus bandingkan dengan beban operasional perusahaan. Recurring income yang lebih tinggi dari beban operasional akan bagus bagi perusahaan, karena kegiatan operasional perusahaan bisa dipenuhi atau dijaga dari recurring income tanpa mengambil dari pendapatan properti.
Contoh RecurringIncome APLN 9M21 :
Source : Laporan Keuangan APLN 9M21
4. Valuasi
Cara analisis yang terakhir dari sektor properti adalah melihat dari valuasi. Valuasi ini penting karena kita bisa menentukan apakan saham tersebut murah atau mahal.
Metode valuasi yang biasa dipakai saham properti antara lain : Price to Book Value (PBV), Price to Earning (P/E), dan EV/CFO (Enterprise Value/Cash Flow Operation).
Perlu diketahui, valuasi ini sifatnya subjektif dan komplementer. Jadi, kita juga bisa menggunakan beberapa metode valuasi dalam satu saham yang sifatnya akan saling melengkapi.
Baca juga : Cara Menghitung EV/CFO
Jadi itulah cara sederhana dalam melakukan analisis saham properti. Tonton selengkapnya di : Cara Analisis Saham Properti
Mau tahu saham properti apa saja yang menarik untuk investasi? Yuk join VIP User Emtrade
Dengan menjadi VIP user Emtrade. kamu
bisa mendapatkan fasilitas konten edukasi, analisis report, tanya-jawab
intensif, referensi saham, seminar rutin setiap hari, dll
Upgrade as VIP user untuk dapatkan full access. Klik
disini
-TN-
Investasi saham mengandung risiko yang wajib disadari dan diantisipasi masing2. Emtrade tidak bertanggungjawab atas risiko kerugian yang mungkin terjadi.
https://emtrade.id/blog/7787/begini-caranya-analisis-saham-properti-
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial