Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Cara Membuat Trading Plan Saham

24 Feb 2022, 11:37 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Cara Membuat Trading Plan Saham adalah hal yang paling penting bagi trader. Salah satu tokoh paling berpengaruh asal AS Benjamin Franklin pernah berkata “if you fail to plan, you plan to fail.” Artinya kalau kamu gagal untuk membuat sebuah rencana, maka sama saja seperti berencana untuk kegagalan. Nah, mindset seperti inilah yang penting dimiliki oleh para trader.

Sayangnya masih banyak trader yang keliru dalam membuat perencanaan trading atau trading plan. Bahkan beberapa di antaranya terjun ke pasar saham tanpa dibekali trading plan sama sekali. Padahal ini jadi cara yang paling efektif dan mudah dilakukan untuk menjaga psikologis selama aktif melakukan trading saham.

Lalu, gimana cara membuat trading plan saham? Berikut penjelasannya.

Pahami Tujuan Beli dan Karakter Saham

Sebelum membuat trading plan, kita mesti punya tujuan terlebih dahulu. Apakah saham yang dibeli untuk trading atau investasi? Pasalnya beda tujuan otomatis akan beda pilihan sahamnya. Bisa jadi saham A cocok untuk jangka panjang tapi mungkin akan kurang perform kalau disimpan dalam jangka pendek. Begitu pun sebaliknya.

Jika sudah yakin dengan tujuannya, baru setelah itu kenali lebih jauh karakter saham yang ada supaya bisa pilih yang sesuai dengan tujuan tersebut. Seperti yang kita tahu jangka waktu investing biasanya lebih dari satu tahun. Maka pilihlah saham big cap dari perusahaan yang fundamentalnya kuat, berkapitalisasi besar, rajin bagi-bagi dividen, dan punya story yang bagus. Akan lebih baik lagi kalau sahamnya diminati oleh investor asing.

Sedangkan untuk trading sebenarnya tergantung dengan jangka waktu atau strategi yang digunakan. Biasanya pilihannya ada pada saham second dan third liner.

·         Super trading = Beli dan hold selama 1 sampai 6 bulan (follow the trend). Pilih saham yang berada di fase akumulasi berupa sideways panjang dan volume konvergen. Pertimbangkan pula kondisi teknikal dan story sebagai pelengkap.

·         Swing trading = Beli dan hold selama kurang dari 1 bulan. Fokus pada teknikal dan pergerakan candle daily.

·         Scalping = Beli dan hold selama 1 hari. Fokus pada frekuensi perdagangan, candle intraday, dan likuiditas yang meningkat.

Baca juga: Mengenal Saham Multibagger yang Bisa Bikin Untung Berkali-Kali Lipat

Kapan Beli?

Hal yang harus ditentukan di dalam trading plan selanjutnya adalah timing untuk beli saham. Ini juga akan berbeda tergantung dengan strategi yang kita pakai.

·        Investasi = Harus lihat valuasi dulu. Biasanya saham yang ideal untuk dibeli adalah saham yang valuasinya murah karena kondisi eksternal bukan internal.

Cara mengukur valuasi saham dilakukan dengan membandingkannya secara historikal. Apakah valuasinya lebih rendah dari data 3-5 tahun terakhir? Atau Dibandingkan dengan peers satu industri.

Selain itu investor juga bisa membeli saham apabila perusahaan memiliki story dan fundamental yang menarik serta monthly chart menunjukkan adanya bullish reversal.

·       Super trading = Saat terjadi breakout dari sideways panjang. Breakout adalah kondisi harga saham yang berhasil menembus harga atap atau titik resisten. Biasanya saham yang breakout akan lanjut naik dan memasuki siklus harga kedua, yaitu fase partisipasi (bullish continuation).

Cara beli kedua untuk strategi super trading adalah dengan buy on retracement setelah breakout. Saham yang ter-breakout akan mengalami koreksi teknikal ke area support yang baru dan memberikan tanda pantulan. Buy on retracement bisa dilakukan pada tahap ini.

cara membuat trading plan saham

·         Swing trading = Buy on weakness yang sahamnya dibeli pada harga rendah yang memantul dari support dan muncul candle berwarna hijau. Atau Buy on breakout dengan volume transaksi yang tinggi.

cara membuat trading plan saham

·         Scalping = Saham scalping dibeli ketika frekuensi aktif dengan strategi buy on weakness atau buy on breakout pada chart intraday.

Baca juga: Belajar Trading dari Nol

Kapan Jual?

·       Investasi = Kalau saham dibeli ketika valuasinya di bawah rata-rata, maka timing jualnya juga harus tunggu valuasinya menjadi premium atau naik di atas rata-rata. Ada pula pertimbangan lainnya adalah ketika terjadi perubahan fundamental secara negatif, risiko keuangan meningkat, dan monthly chart menunjukkan bearish reversal.

·       Super trading = Saham dijual ketika breakdown (tembus support) dari uptrend, sideways atas, atau indikator MA20.

·       Swing trading = Saham dijual ketika harga sahamnya masih mengalami penguatan dan berada di atas resisten. Strategi ini disebut sell on strength yang tujuannya untuk mengamankan profit kalau harganya tertahan di resisten dan mengalami penurunan. Selain itu swing trader biasanya menjual saham dengan cara menunggu adanya tanda bearish reversal. Selengkapnya baca di artikel di bawah ini.

Baca juga: Cara Profit Taking dengan Swing Trading

·       Scalping = Pada dasarnya prinsip scalping adalah cuan bungkus. Sehingga apabila harganya mulai turun setelah dibeli, maka trader harus segera menjual sahamnya.

Yang harus diperhatikan:

Dalam cara membuat trading plan saham, kita bisa menentukan level beli dan pembatasan dari awal. Namun sebaiknya level profit taking jangan ditarget. Sekalipun kita pasang auto sell, tetap harus mengamati pergerakan harganya. Sebab saham belum tentu bisa menyentuh target yang diinginkan. Ketika harganya nggak mampu bergerak mendekati target dan sudah keluar tanda reversal, saham harus segera dijual agar kerugian nggak membesar.

Berapa Banyak yang Dibeli?

Menghadapi pasar saham yang berfluktuasi sebagai seorang trader menjadi suatu hal yang cukup challenging. Alasannya karena seringkali sisi psikologi ikut terpengaruh. Misalnya saja ketika pasar saham sedang uptrend, kita jadi tergoda untuk tambah muatan terus. Begitu market jatuh, bingung cara cut loss-nya. Alhasil sahamnya nyangkut karena jumlahnya terlalu banyak.

Maka dari itu, penting untuk mengatur portofolio dari awal. Caranya dengan mengalokasikan sebagian besar modal untuk saham investing terlebih dahulu atau saham-saham yang punya fundamental kuat. Lalu diikuti dengan swing trading, trend following, dan scalping.

cara membuat trading plan saham

Baca juga: Apa itu Right Issue Saham? Cari Tahu Selengkapnya di Sini

Tips: 

Porsi untuk swing trading, trend following, dan scalping boleh dibalik atau disesuaikan kembali tergantung dengan skill dan kondisi market. Contohnya ketika market uptrend, porsi trend following bisa diperbanyak. Sedangkan kalau tanda-tanda uptrend baru muncul tipis, alokasi trading bisa dimaksimalkan untuk swing.

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.





Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi