Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Cara Menganalisis Saham IPO Agar Nggak Salah Pilih

31 Jan 2022, 10:47 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Setahun terakhir bursa saham Indonesia cukup ramai diwarnai banyaknya perusahaan baru yang melantai di bursa alias Initial Public Offering (IPO). Sepanjang tahun 2021, terdapat 54 perusahaan yang telah melaksanakan IPO, sedangkan sepanjang awal 2022 (hingga 18 Jan 2022) sudah terdapat 6 emiten baru yang sudah dan sedang dalam proses melantai di bursa.

Sehingga tidak heran jika investor banyak mencoba peruntungannya pada saham-saham yang akan listing tersebut. Tetapi terdapat perbedaan dalam menganalisa emiten yang akan IPO, selain chart harga saham yang belum terbentuk, secara fundamental belum ada pembuktian historis bagaimana emiten tersebut dapat memanfaatkan dana IPOnya dengan maksimal.

Tetapi bukan berarti emiten-emiten IPO tidak bisa dianalisa secara fundamental, ada beberapa trik yang bisa menjadi acuan untuk melihat potensi dari saham yang akan IPO.

Baca juga: IPO: Pengertian, Tujuan, Tips Beli, dan Penjelasan Mitos ARA


Prospektus: Sumber Informasi Saham IPO

Secara umum dalam menganalisa fundamental emiten IPO tidak jauh dengan emiten yang telah lama listing di bursa, seperti menganalisis industri dan bisnis model, profitabilitas, dan valuasi. Hanya saja informasi yang bisa diperoleh dari emiten IPO akan relatif terbatas. Oleh karena itu, dalam menganalisa emiten IPO investor akan sangat bergantung pada prospektus yang telah diberikan oleh emiten bersangkutan.

Investor dapat mengakses prospektus-prospektus tersebut di website e-ipo.co.id, yang merupakan website resmi dari IDX untuk pemesanan saham-saham IPO.

Tonton juga: Cara Beli Saham E-IPO

 

Industri & Model Bisnis

Menganalisis industri dan bisnis model perusahaan adalah langka pertama yang perlu dilakukan investor. Kondisi, isu, rumor, dan hal-hal lain yang berada pada industri emiten terkait akan menjadi katalis fundamental yang bisa berkaitan ke kondisi keuangan emiten ke depan. Sedangkan, analisis model bisnis emiten secara khusus juga tidak kalah penting untuk melihat posisi emiten dalam industri dan profil bisnisnya.

Untuk menganalisis kedua hal tersebut, investor dapat menemukan informasi-informasi terkait di website perusahaan dan prospektus perusahaan pada bagian ‘Kegiatan Usaha, Kecenderungan, dan Prospek Usaha’ serta ‘Keterangan Tentang Industri’.


Penggunaan Dana IPO

Penggunaan dana hasil IPO juga menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan, sebab sebagai investor kita berharap perusahaan dapat berkembang lebih pesat dengan ekspansi atau proyek setelah mendapat dana segera dari IPO. Sehingga rencana penggunaan dana IPO sebagai dana non-produktif seperti refinancing perlu menjadi perhatian khusus.


Profitabilitas & Balance Sheet Perusahaan

Meskipun belum bisa melihat profitabilitas emiten setelah disuntik dana IPO, investor setidaknya memiliki gambaran dari informasi laporan keuangan historis yang terdapat dalam prospektus. Kinerja historis seperti konsistensi pendapatan dan laba, serta kemampuan efisiensi dapat menjadi penguat untuk menentukan potensi emiten setelah IPO.

Baca juga: FA8: Laporan Laba Rugi

Disamping itu, investor juga perlu memperhatikan laporan posisi keuangan atau balance sheet perusahaan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan seperti posisi kas, aset, utang, atau struktur modal menggunakan rasio-rasio keuangan.

Baca juga: FA7: Laporan Keuangan Neraca (Balance Sheet)

Meski begitu, perlu diperhatikan untuk membandingkan antara posisi keuangan sebelum dan setelah IPO karena akan terdapat perbedaan terutama terkait permodalan seperti nilai modal dan jumlah saham beredar.


Valuasi Saham IPO

Selain hal-hal yang bersifat kondisi bisnis dan keuangan, investor juga perlu menganalisis valuasi perusahaan dari potensi harga IPO yang mungkin terbentuk. Valuasi relatif seperti P/E dan P/BV bisa menjadi alternatif yang cukup mudah diterapkan untuk menilai valuasi perusahaan. Meski begitu, karena belum terdapat valuasi historis, nilai valuasi emiten tersebut bisa dibandingkan dengan valuasi peers atau industri terkait untuk menentukan murah atau mahalnya valuasi.

Baca juga: Tips Investasi, Begini Cara Cari Saham Valuasi Terdiskon yang Benar

Tetapi dalam melakukan valuasi, investor perlu memperhatikan perubahan modal dan jumlah saham beredar setelah IPO karena akan mempengaruhi perhitungan valuasi seperti earnings per share (eps) dan book value per share (bvs).

 

Market Cap, Jumlah Saham Beredar, Subscription IPO

Poin terakhir tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh investor adalah kapitalisasi pasar, jumlah saham beredar (free float), dan juga subscription IPO. Hal ini perlu diperhatikan karena salah satu harapan investor adalah kenaikan harga saham saat IPO yang kemungkinan besar terjadi pada:

-      Market Cap yang tidak terlalu besar

Market cap bisa di cari dengan mengalikan jumlah saham setelah IPO yang dapat diperoleh dari prospektus (lihat tabel dibawah) dikalikan dengan harga penawaran IPO, semakin kecil maka volatilitas saat listing akan semakin besar.

-      Free float yang tidak terlalu besar

Free float merupakan jumlah saham yang beredar di masyarakat (lihat tabel dibawah), semakin rendah porsi free float akan volatilitas akan semakin tinggi.

-      Oversubscribed,

Ditandai dengan allotment (penjatahan) yang rendah saat pembagian saham IPO. Informasi tersebut dapat diperoleh dari keterbukaan informasi oleh underwriter setelah proses IPO selesai.

Tetapi bagaimanapun, trading/investing di saham IPO merupakan langkah spekulatif yang perlu dikendalikan risikonya. Sehingga, penggunaan modal kecil dan disiplin trading plan akan meminimalisir terjadinya kerugian yang berarti.

Gimana? Tertarik trading di saham IPO?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIPmember Emtrade.

 -AVV-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli & jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi