Ekspor Nikel Ada Pajaknya, Segini Kerugian ANTM!
https://emtrade.id/blog/7392/ekspor-nikel-ada-pajaknya-segini-kerugian-antm
Tak
puas dengan larangan ekspor bijih nikel, kali ini pemerintah berencana
mengenakan pajak progresif untuk ekspor nikel. Jenis yang akan dikenai pajak
adalah Nickel Pig Iron (NPI) dan Ferronickel.
Secara
umum tentu saja ini akan berdampak terhadap tergerusnya laba para pengekspor
jenis tersebut. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Antam Tbk.
Lantas, seberapa besar dampaknya dan bagaimana itung-itungan kerugian yang didapatkan ANTM?
Pajak Ekspor untuk Dorong Hilirisasi
Sebelum
lanjut, mari pahami dahulu alasan dibalik pemerintah yang begitu ketat terhadap
ekspor nikel.
Pajak ekspor nikel akan dimulai tahun ini, ungkap
Septian Hario Seto, deputi tambang dan investasi di Koordinator Kementerian
Maritim dan Investasi. Pajak ini sifatnya progresif mengikuti harga nikel.
“Contohnya, jika harga nikel naik hingga di atas
US$ 15.000/ton, kami akan kenakan pajak 2%. Jika harga makin tinggi, maka
tingkat pajak juga akan makin tinggi,” ujar Seto.
Larangan
ekspor dan yang terbaru pengenaan pajak ekspor adalah upaya pemerintah untuk
mendorong hilirisasi nikel. Ini semata-mata demi meningkatkan nilai ekspor
Indonesia. Selama ini Indonesia telah terlena dengan ekspor barang mentah.
Candu
ini ingin diubah oleh Presiden Joko Widodo. Presiden yang akrab dipanggil Pakde
Jokowi menegaskan hilirisasi barang tambang adalah bagian dari transformasi
ekonomi Indonesia.
"Pandemi Covid-19 tidak boleh menghentikan
transformasi besar ekonomi yang tengah dilakukan oleh pemerintah, yakni ekonomi
yang memiliki nilai tambah tinggi.Sudah berapa ratus tahun kita mengirim bahan
mentah ke luar, utamanya ke Eropa. Sejak zaman VOC. Ini harus kita
hentikan," tegas Jokowi dalam akun Instagram, Senin (17/1).
Jokowi
pun memberi ilustrasi keuntungan yang diberikan dari hilirisasi nikel bagi
Indonesia.
“Setelah pelarangan ekspor bahan mentah
itu, akhir tahun kemarin ekspor untuk besi baja dari Indonesia yang merupakan
turunan dari nikel, sudah menghasilkan US$20,8 miliar atau Rp300 triliun,” ujar
Jokowi.
"Dari Rp15 triliun melompat menjadi Rp300 triliun dan membuka lapangan pekerjaan yang banyak sekali," tambahnya.
Menghitung Dampak Pajak Ekspor ke ANTM
Kembali ke ANTM, perusahaan ini disebut-sebut
akan mendapat dampak dari kebijakan pajak ekspor nikel untuk jenis NPI dan feronikel.
Asal tahu saja, kontribusi feronikel saat ini sekitar
16% dari pendapatan ANTM. Sementara itu, nilainya nilai ekspornya senilai Rp 4,34
triliun per September 2021 yang menurut hemat kami merupakan mayoritas ekspor
adalah feronikel karena larangan ekspor bijih nikel.
Sehingga ekspor nikel diperkirakan mempengaruhi
laba yang didapatkan oleh Nikel.
Ada beberapa skenario dampak pajak ekspor
terhadap laba ANTM yang diugkapkan oleh riset danareksa pada Jumat lalu (14/1/2021).
Pertama, jika pajak ekspor yang dikenakan sebesar
1%, maka laba ANTM diperkirakan akan terdepresiasi 2,3%. Selanjutnya jika pajak
yang dikenakan sebesar 2% maka laba ANTM akan menyusut hingga 4,6%.
Selanjutnya jika pajak sebesar 3%, dampaknya
adalah laba akan turun 6,9%. Saat pajak 4%, dampak yang terasa adalah laba yang
berkurang 9,2% dan 11,6% jika pajak sebesar 5%.
Dampak lainnya adalah valuasi ANTM yang akan
semakin mahal sejalan dengan tingginya tarif ekspor pajak yang dikenakan.
Berikut tabel simulasi tarif ekspor pajak bagi ANTM:
Perlu digarisbawahi, pajak ekspor tidak berlaku
jika diolah menjadi barang jadi atau nikel hilirisasi.
Derita ANTM bisa berkurang seiring dengan
tumbuhnya smelter untuk ‘memasak’ nikel menjadi produk jadi. Terutama oleh
nikel yang bisa diserap oleh industri green
energy seperti baterai kendaraan llistrik (EV).
ANTM nantinya bisa menerima manfaat dari
pembangunan smelter nikel di Indonesia karena bisa menjual bijih nikel dengan
volume yang tinggi.
Hingga pertengahan tahun 2021, smelter nikel di
Indonesia berjumlah 13 dan rencana ada 17 smelter menurut data ESDM. Pada tahun
2024 ditargetkan akan ada 30 smelter pemurnian nikel beroperasi di Indonesia.
Pemurnian ini penting jika Indonesia ingin menjadi
poros EV dunia. Pasalnya saat ini nikel Indonesia masih kelas II yang memiliki
kandungan kurang dari 99,8%. Sedangkan kebutuhan baterai kendaraan listrik
adalah nikel kelas I dengan kandungan 99,8%.
Jadi, bisa disimpulkan dampak larangan ekspor
terhadap ANTM tidak terlalu signifikan dengan memasukan variabel pemurnian yang
bisa menopang pendapatan perusahaan.
Prospek cerah menanti ANTM di masa depan dengan
akselerasi green energy dan dorongan
setiap negara untuk mencapai dekarbonisasi atau net zero emission pada tahun
2050.
Bagaimana strategi selengkapnya?
Analisis dan strategi khusus user VIP. Klik di sini untuk upgrade ke VIP dan dapatkan full access.
-FR-
https://emtrade.id/blog/7392/ekspor-nikel-ada-pajaknya-segini-kerugian-antm
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial