Masalah pertama seorang trader adalah menentukan posisi beli yang pas. Jangan sampai, beli saham, tapi setelah itu malah turun terus karena sahamnya lagi downtrend. Lalu, saat cut loss saham, setelah itu harganya malah melejit. Lalu, gimana cara menentukan waktu  masuk untuk trading?

Salah satu cara untuk menentukan waktu beli dan jual adalah dengan menggunakan trendline. Ada dua jenis trendline, yaitu uptrend (tren naik) dan downtrend (tren turun). Jika kondisi saham sedang uptrend, maka kondisi tersebut dapat juga disebut cenderung naik. Begitu juga dengan downtrend (cenderung turun) maka kondisi tersebut dapat juga disebut cenderung turun.

Lalu, bagaimana cara menggunakan trendline dalam trading saham ya?

Cara Menggambar Trendline

1. Garis Uptrend

Cara menggambarkan garis uptrend adalah dengan cara menghubungkan 2 lembah atau 2 titik low dari suatu pergerakan saham.

Pada gambar diatas, L menunjukkan titik low atau lembah yang pertama. Sedangkan HL adalah singkatan dari Higher Low yang menunjukkan lembah atau titik low kedua yang lebih tinggi dibandingkan yang pertama. Jadi ketika kamu menemukan pola pergerakan suatu saham yang terus membentuk Higher Low atau titik low yang lebih tinggi dari low sebelumnya, maka bisa dikatakan bahwa saham tersebut sedang dalam trend naik/ uptrend.

2. Garis Downtrend

Cara menggambarkan garis downtrend adalah dengan cara menghubungkan 2 puncak atau 2 titik high dari suatu pergerakan saham.

Pada gambar diatas, H menunjukkan titik high atau puncak yang pertama. Sedangkan LH adalah singkatan dari Lower High yang menunjukkan lembah atau titik high kedua yang lebih rendah dibandingkan yang pertama. Jadi ketika kamu menemukan pola pergerakan suatu saham yang terus membentuk Lower High atau titik high yang lebih rendah dari high sebelumnya, maka bisa dikatakan bahwa saham tersebut sedang dalam trend naik/downtrend.

Cara Trading menggunakan Trendline

1. Cara Entry

Garis Trend bisa kita gunakan sebagai acuan support dan resistance dalam sebuah pergerakan saham. Contohnya, ketika suatu saham dalam masa uptrend kita bisa entry ketika harga saham memantul dari garis uptrend nya. Dalam hal ini garis uptrend berperan sebagai support.

Bisa dilihat pada gambar setelah harga saham mendekati atau bahkan menyentuh garis uptrend nya, harga kembali naik. Hal tersebut bisa kita manfaatkan untuk entry beli dengan strategi buy on weakness memanfaatkan pantulan dari area support uptrend line nya dengan harapan harga saham akan kembali naik.

2. Cara Jual

Seperti yang kita ketahui sebelumya bahwa garis uptrend bisa digunakan sebagai support kuat dari sebuah pergerakan saham, maka strategi jual dengan menggunakan garis uptrend adalah ketika harga breakdown dari support garis uptrend nya.

Pada gambar diatas harga sebuah saham breakdown dari support trendline nya. Ketika harga suatu saham breakdown dari garis uptrend maka berpotensi aka nada perubahan arah tren, dari uptrend menjadi downtrend. Oleh karena itu, jika terlambat menjual maka risikonya kerugian akan semakin besar.

Dengan strategi trendline tadi, kita dapat menentukan titik entry yang pas ketika beli maupun saat yang tepat untuk jual. Mau belajar lebih lanjut mengenai trendline beserta case study langsungnya? Yuk gabung VIP user emtrade

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade. 

-AFA-

Emtrade.id/disclaimer