Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

Tips Investasi, Begini Cara Cari Saham Valuasi Terdiskon yang Benar

18 Jan 2022, 14:55 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Bagi investor, valuasi merupakan salah satu indikator penting yang tidak bisa dilepas dalam menilai sebuah prospek investasi. Umumnya valuasi digunakan sebagai model dalam mencari nilai wajar untuk menentukan apakah nilai perusahaan saat ini terdiskon, sudah wajar, atau premium untuk pilihan investasi.

Dalam analisa fundamental, investor bisa saja melihat potensi yang menarik dari bisnis model perusahaan, konsistensi pertumbuhan kinerja historis, atau profil manajemen yang telah teruji yang bisa dijadikan alasan bahwa suatu emiten memiliki prospek yang baik. Tetapi tanpa valuasi, investor tidak memiliki acuan proyeksi nilai wajar yang mungkin dicapai oleh perusahaan tersebut.

Sehingga valuasi menjadi menu wajib dalam menilai dan mengevaluasi sebuah prospek investasi.


Valuasi Absolut dan Relatif

Sebelum membahas detail mengenai model-model valuasi, ada baiknya kita membahas perbedaan valuasi relatif dan absolut, jenis valuasi yang secara umum biasa digunakan oleh investor.

Valuasi Absolut

Absolute Valuation merupakan kategori valuasi untuk menentukan nilai intrinsik sebuah perusahaan berdasarkan proyeksi arus kas perusahaan terkait. Sehingga valuasi absolut hanya mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan nilai perusahaan, tanpa membandingkan dengan perusahaan lain.

Terdapat beberapa model valuasi absolut yang umum digunakan seperti Discounted Cash Flow (DCF), Dividen Discounted Model (DDM), dan Free Cash Flow (FCF). Selain model valuasinya yang relevan digunakan di seluruh model bisnis, jenis valuasi ini juga terkenal dengan kerumitannya karena menggunakan banyak asumsi proyeksi fundamental. Sehingga relatif jarang digunakan oleh investor retail secara umum.

Valuasi Relatif

Berbeda dengan jenis valuasi sebelumnya, relative valuation lebih umum didengar oleh investor dengan beberapa model valuasi seperti Price to Book Value (PBV), Price to Earnings Ratio (PER atau PE), dan Enterprise Value to Earnings Before Interest, Tax, Depreciation, and Amortization (EV/EBITDA). Disamping perhitungan dan penggunaanya yang lebih mudah, valuasi relatif bisa digunakan untuk membandingkan valuasi antarperusahaan dan valuasi historis. Meski begitu, dalam penggunaanya perlu dibedakan model valuasi tiap sektor untuk mendapatkan valuasi yang tepat dan reliable.

Baca juga: Cara Menilai Valuasi Perusahaan


Kenapa Valuasi Relatif Tiap Sektor Bisa Berbeda? 

Meskipun dapat digunakan untuk membandingkan nilai intrinsik antar perusahaan di satu sektor, terdapat perbedaan penggunaan model valuasi pada tiap sektornya, karena kondisi keuangan dan model bisnis yang berbeda.

Pada dasarnya, dalam valuasi relatif terbagi menjadi pembilang dan penyebut yang membandingkan nilai pasar dan kinerja perusahaan. Tidak terdapat acuan khusus indikator nilai pasar atau kinerja perusahaan yang harus digunakan. Sehingga selama dapat dibandingkan antarperusahaan, penggunaan nilai pasar dan kinerja perusahaan bersifat fleksibel.


Model  Valuasi Relatif & Sektornya

Meskipun cukup fleksibel dalam menggunakan indikator nilai pasar dan kinerja perusahaan. Terdapat beberapa valuasi yang umum digunakan untuk beberapa sektor:

Price to Book Value (P/BV)

Valuasi P/BV merupakan valuasi yang paling dasar digunakan, dengan membandingkan antara harga saham dengan nilai bukunya. Umumnya valuasi PBV digunakan pada sektor perbankan dimana modal inti menjadi salah satu faktor penilaian kondisi keuangan perusahaan, atau perusahaan-perusahaan yang belum memiliki earnings atau laba.

Price to earning (P/E)

Price to Earnings Ratio atau yang umum di sebut sebagai P/E atau PER merupakan valuasi yang paling banyak digunakan karena dapat mencakup sektor yang cukup luas. Valuasi ini membandingkan antara harga saham dengan jumlah laba per saham perusahaan. Sehingga selama perusahaan masih menghasilkan laba, valuasi ini bisa digunakan (exclude: perbankan & infrastruktur).

Model valuasi ini bisa digunakan pada sektor, manufaktur, retail, komoditas, properti, dll



Enterprise Value to Ebitda (EV/Ebitda)

Berbeda dengan kedua valuasi sebelumnya, EV/EBITDA memiliki cakupan sektor yang lebih spesifik. Dimana, sektor yang dimaksud adalah yang memiliki biaya non-kas seperti depresiasi dan amortisasi tinggi karena tingginya nilai aset pada sektor tersebut.

Industri-industri di sektor infrastruktur seperti menara dan telekomunikasi menjadi sektor yang bisa menggunakan valuasi EV/EBITDA. Terkadang sektor pertambangan juga dapat divaluasi menggunakan EV/EBITDA karena tingginya biaya non-kas dari peralatan tambang dan smelter.


Model valuasi ini membandingkan antara Enterprise Value yang didapat dari Market Cap + Debt (atau utang pembiayaan) – Kas dan setara kas, dibagi dengan EBITDA atau laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Enterprise Value to Gross Merchandise Value (EV/GMV) 

Model valuasi EV to GMV menjadi model valuasi untuk sektor new economic yang belum lama familiar di kalangan investor. EV/GMV merupakan valuasi untuk menghitung nilai intrinsik dari sektor e-commerce dengan cara membandingkan Enterprise Value dengan Gross Merchandise Value (GMV) atau total nilai pembelian pengguna platform e-commerce.


Munculnya valuasi ini menjadi salah satu bukti bahwa valuasi merupakan sebuah seni yang terus berkembang dan tidak terikat pada sebuah standar.

Enterprise Value/User (EV/User) 

Selain EV/GMV terdapat model valuasi EV/User untuk menghitung nilai intrinsik pada perusahaan new economic. Model valuasi ini umum digunakan pada perusahaan yang memiliki basis pengguna sebagai salah satu indikator kinerjanya, biasanya perusahaan tersebut beroperasi mengandalkan sebuah platform dimana jumlah pengguna dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Contoh paling umum adalah sektor bank digital dan platform media.


Model valuasi ini membandingkan antara nilai Enterprise value dengan jumlah pengguna platform terkait.

Valuasi yang Menarik

Setelah memahami jenis dan model valuasi, akan timbul pertanyaan ‘valuasi seperti apa yang menarik?’. Jawaban singkatnya adalah, valuasi yang terdiskon atau murah. Lalu valuasi bagaimana yang bisa dikatakan terdiskon? ada 3 hal yang perlu diperhatikan:

1. Forward Valuation

Proyeksi valuasi atau yang biasa disebut forward valuation merupakan cara menentukan nilai intrinsik paling ideal, dimana investor membuat proyeksi kinerja (seperti: EPS atau EBITDA) yang selanjutnya akan tergambar pada nilai target valuasi. Dapat dikatakan terdiskon jika valuasi forward menawarkan nilai yang lebih tinggi dibanding valuasi saat ini.

2. Valuation Band

Valuation Band merupakan sebuah grafik yang menunjukan valuasi sebuah perusahaan secara historis dimana terdapat garis horizontal yang merupakan garis standar deviasi dan rata-rata valuasi selama periode tertentu. Secara instan, garis horizontal tersebut bisa dijadikan sebagai target valuasi, tentu dengan mempertimbangkan kondisi fundamental lainnya.

Dapat dikatakan terdiskon jika valuasi saat ini berada dibawah rata-rata valuasi 5 tahunnya.


3

3. Dibanding Peers

Disamping membandingkan dengan valuasi historis dan forward dari perusahaan bersangkutan, investor juga bisa membandingkan valuasi peers nya atau kompetitor yang bergerak dalam satu sektor. Sehingga valuasi sebuah perusahaan bisa dikatakan terdiskon jika nilai valuasinya lebih rendah dibandingkan industri atau kompetitor (peers).

Gimana? Sudah paham cara penggunaan dan penghitungan valuasi kan. Jadi apa pilihan saham yang dengan valuasi yang menarik? Temukan selengkapnya dengan upgrade menjadi VIP member

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

 

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIPmember Emtrade.

-AVV-


Emtrade.id/disclaimer




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi