Apa itu January Effect? Memahami Tren Musiman di Pasar Saham
https://emtrade.id/blog/7236/apa-itu-january-effect-memahami-tren-musiman-di-pasar-saham
Jika di bulan Desember lalu ada tren santa claus rally, di bulan Januari ada yang disebut dengan January effect. Memasuki perdagangan awal tahun, fenomena january effect cukup dinanti-nanti karena dianggap mampu memberikan keuntungan yang optimal. Lalu, apa maksud dari istilah January effect?
Pengertian January Effect
January effect adalah sebuah tren dalam pasar saham yang berangkat dari optimisme investor bahwa bulan Januari membuka peluang profit. January effect biasanya ditandai oleh IHSG yang cenderung menguat mengingat sebagian besar harga saham mengalami kenaikan dibandingkan bulan lain.
Kenaikan tersebut sejalan dengan meningkatnya permintaan saham yang seringkali didahului oleh penurunan harga saham di bulan Desember. Hal ini dikarenakan banyak investor yang menutup perdagangan akhir tahun dengan melepas kepemilikan saham mereka.
Aksi jual yang besar menekan harga saham dan kemudian dimanfaatkan untuk dibeli dengan harga yang rendah dan dijual di akhir bulan Januari ketika harga mulai menanjak. Maka tak heran pasar saham cenderung positif di bulan Januari sebab siklus psikologi seperti inilah yang sebenarnya mendorong munculnya fenomena tersebut.
Baca juga: Santa Claus Rally & Window Dressing
Asal Mula Fenomena January Effect
Pada tahun 1942, seorang bankir bernama Sidney B. Watchel melakukan observasi dengan hasil yang menunjukkan bahwa saham small cap terus mengungguli saham big cap yang mana kinerja positif tersebut terjadi sebelum pertengahan bulan Januari. Setelah diteliti lebih lanjut, Watchel menemukan fakta bahwa pola itu sudah ada sejak tahun 1925.
Pengamatannya didukung oleh penelitian lain oleh Rozeff dan Kinney yang menganalisis data pasar saham AS di NYSE selama lebih dari 70 tahun, mulai dari 1904 hingga 1974. Hasil dari penelitian tersebut mengindikasikan bahwa pengembalian saham menjadi lima kali lebih besar selama bulan Januari dibandingkan bulan lainnya, terutama pada saham-saham berkapitalisasi kecil.
Berdasarkan penelitian tersebut, rata-rata imbal hasil di bulan Januari sebesar 3,48%, sedangkan rata-rata imbal hasil pada bulan lainnya hanya sebesar 0,42%.
Baca juga: Trading Tanpa Emosi, Bisakah? Begini Tips Kendalikannya
Penyebab Munculnya January Effect
Bagaimana January effect bisa terjadi? Ada beberapa hipotesis yang mendukung adanya tren musiman ini di pasar saham.
Pertama, karena retail memilih untuk menjual saham berkapitalisasi kecil dengan tujuan untuk menghindari pajak akhir tahun. Kemudian di awal tahun sebelum harga saham benar-benar naik mereka kembali membeli saham-saham tersebut yang mengakibatkan kenaikan harga.
Hipotesis berikutnya berasal dari bonus akhir tahun yang mungkin diterima oleh sebagian besar investor dan digunakan untuk memborong saham. Lagi-lagi, tekanan beli yang besar tentu akan membuat harga saham mengalami penguatan pada bulan Januari.
Selain itu selama masa window dressing, saham-saham yang punya performa baik di tahun tersebut akan dibeli manajer investasi guna mempercantik portofolio investasi mereka di laporan tahunan yang diberikan kepada pemegang saham. Permintaan besar dari manajer investasi ini yang turut mendorong harga saham menjadi lebih tinggi di awal tahun.
Baca juga: 4 Trik Melihat Perubahan Tren Melalui Candlestick
Menyikapi January Effect
Karena January effect pada dasarnya lebih seperti psikologi pasar, maka sebaiknya jangan menjadikan January effect sebagai penentu timing untuk masuk ke pasar. Namun jika ingin memanfaatkan peluang ini, faktor fundamental dan teknikal tetap harus diperhatikan dengan baik.
Bagi para penganut value investing, strateginya adalah dengan melakukan analisis fundamental agar dapat menemukan saham berfundamental baik dengan harga yang murah. Sedangkan untuk trader yang punya time horizon lebih singkat, bisa membeli saham small cap di bulan Desember. Sebab saham berkapitalisasi kecil biasanya akan outperform saham big cap pada periode ini.
Hal tersebut tercermin dalam hasil analisis Salomon Smith Barney yang mengkaji kinerja saham antara tahun 1972 hingga 2002. Hasilnya, saham-saham small cap lebih unggul daripada saham big cap selama bulan Januari.
Tonton juga: Penerapan Teknik Sederhana dengan Value Investing
Apakah January Effect Selalu Terjadi?
January effect bisa terjadi, bisa tidak, tergantung pada beberapa faktor. Pertumbuhan ekonomi yang bagus akan lebih memberi peluang terhadap January effect. Di sisi lain, January effect yang gagal terjadi biasanya dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi maupun politik.
Contohnya saja krisis ekonomi pada tahun 2008 di mana masyarakat AS gagal bayar KPR berimbas pada tiadanya January effect di tahun 2009. Nah, di Indonesia sendiri, selama 20 tahun terakhir sejak 2003-2021 tercatat bahwa January effect tidak selalu terjadi setiap tahunnya.