Saham Pakan Ternak Melejit, Masih Bisa Lanjut atau Tidak?

Saham pakan ternak melejit selaras dengan tren harga telur dan ayam broiler yang naik, seolah-olah harga ayam dan telur justri lagi window dressing. Bagaimana keduanya berkorelasi dan apa yang menyebabkan harga telur dan ayam naik? 

Empat saham pakan ternak kompak menguat pada perdagangan 27 Desember 2021. PT Charoen Phokphand Indonesia Tbk. (CPIN) naik 0,85 persen, PT Japfa Comfeed Tbk. (JPFA) naik 6,56 persen, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) 4,48 persen, PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) naik 3,27 persen. 

Sepanjang kuartal IV/2021, harga telur dan ayam memang mencatatkan kenaikan signifikan. Harga ayam naik dari rata-rata Rp27.000 per kg hingga tembus Rp50.000 per kg di beberapa daerah. Lalu harga telur juga naik dari rata-rata Rp20.000 per kg menjadi sekitar Rp30.000 per kg. 

Kenaikan harga ayam dan telur itu diperkirakan akibat 2 faktor. Pertama, faktor harga pakan ayam yang berbasis jagung lagi tinggi. Kalau, melihat harga jagung global di Chicago Board of Trade, posisi harga jagung memang lebih rendah  dari level tertinggi pada Mei 2021. 

Namun, posisi harga jagung saat ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir. 

Selain itu, permintaan ayam dan telur memang meningkat jelang akhir tahun, terutama saat momen natal dan tahun baru. Ditambah, adanya kenaikan permintaan signifikan sejak penerapan PPKM darurat sudah beralih menjadi PPKM per level atau momentum re-opening ekonomi. 

Soalnya, ketika PPKM darurat di mana pembatasan mobilitas kembali menjadi ketat, akhirnya permintaan untuk telur dan ayam dari restoran menurun. Jadi, momen akhir tahun ketika ekonomi kembali dibuka ditambah natal dan tahun baru membuat permintaan melejit sehingga harga mau tidak mau naik. 

Siklus Saham Pakan Ternak

Saham pakan ternak memang memiliki siklusnya tersendiri dalam soal supply dan demand yang menggerakkan harga jual days old chick, ayam broiler, maupun telur. Misalnya, saat periode bulan puasa dan Idulfitri, permintaan memang cukup tinggi, tetapi setelah itu tren demand langsung turun drastis hingga membuat harga ayam dan produk turunannya tertekan. 

Begitu juga tren permintaan saat natal dan tahun baru. Setelah itu, ada potensi penurunan permintaan sehingga industri sedikit tertekan. 

Untuk itu, pemerintah beberapa kali melakukan culling ayam jika kondisi harga lagi turun drastis. Culling adalah strategi memisahkan ayam yang secara fisik produktif dengan tidak. Ayam yang kondisi kurang baik akan dimusnahkan sehingga jumlah supply berkurang. Dengan begitu, harapannya harga akan diharapkan kembali normal. 

Selain masalah supply and demand, salah satu faktor lainnya adalah harga jagung dan kurs dolar AS. Jagung adalah bahan baku untuk pakan ternak dan saat ini untuk memenuhi kebutuhan itu, harus mengimpor jagung. Alhasil, beban biaya saham pakan ternak akan dipengaruhi harga jagung dan kurs dolar AS. 

Untuk Emtrade sendiri, 27 Desember 2021 merekomendasikan beberapa saham pakan ternak seperti, JPFA, MAIN, dan WMUU. 

Emtrade buy JPFA di level 1.685 untuk jangka pendek dengan floating profit 1,2 persen. 

MAIN juga dibeli di level Rp690-695 untuk jangka pendek dengan floating profit 0 persen - 0,7 persen. 

WMUU dibeli di level 156-158 dengan status scalping potensial. Namun, saat ini belum disell dan sudah floating profit hingga 1,3 persen. 

Baca juga: Analisis Saham JPFA

Mau tau strategi trading saham sektor pakan ternak ke depannya?

Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, morning dan day briefing, cryptoclass, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-SR-

emtrade.id/disclaimer