Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Indomie Laris, ICBP Cetak Kinerja Manis

9 Des 2021, 18:13 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Indomie goreng rasa barbeque ayam dinobatkan sebagai mi instan terenak sejagat oleh LA Times, salah satu surat kabar populer di Amerika Serikat (AS).

Sebagai salah satu penikmat Indomie goreng, secara subjektif, penulis merasa bangga atas pencapaian ini.

Indomie adalah mi instan paling populer di Indonesia yang diproduksi oleh PT Indofood CBP Tbk (ICBP). Menurut indeks Top Brand, Indomie mendapatkan nilai 72,9% pada brand mi instan dalam kemasan.

Lantas sebesar apa peran Indomie terhadap kierja keuangan ICBP?

Indomie… Selera Semuanya

Selain Indomie, ICBP memiliki brand mi instan lainnya yaitu Supermi, Sarimi, Pop Mie, Sakura, dan Mi Telur Cap 3 Ayam.

Segmen mi instan berperan besar dalam penjualan, dengan menyumbang 73% total keseluruhan penjualan ICBP.

Penjualan yang diraih pada kuartal ketiga (3Q2021) sebesar Rp 10,53 triliun, naik 12,5% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).


Jika diakumulasi sepanjang Januari-September 2021 (9M2021), penjualan segmen mi instan ini tercatat Rp 30,75 triliun, naik 34,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Laba usaha dari segmen mi instan pada 3Q2021 sebesar Rp 2,29 trilun, naik 3,4% qtq. Jika diakumulasi, laba pada 9M2021 tercatat 42,62 triliun, naik 46,80% yoy.

Namun, jika diperhatikan laju pertumbuhan laba usaha mi instan lebih lambat dibanding laju pertumbuhan penjualan. Selain itu, marjin laba usaha turun cukup besar dari 1Q2021 sebesar 27% menjadi 22% pada 3Q2021.

Hal ini karena beban bahan baku yang lebih tinggi akibat harga minyak goreng, bahan baku utama mi instan, yang meroket.

Sebagai gambaran, harga minyak goreng curah di Indonesia telah naik 31,11% sepanjang tahun ini (year-to-date/ytd), mengacu data PIHPS Nasional.

Harga sawit sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng jadi “biang kerok” harga minyak goreng jadi mahal. Harga sawit global, acuan Bursa Malaysia, telah naik 31,94% ytd.

Harga sawit sendiri diperkirakan masih akan tinggi tahun depan karena permintaan dari energi biomassa. Namun produksi masih akan terbatas, sehingga akan timbul ketidakseimbangan pasar antara permintaan (demand) dan penwaran (supply). Artinya masih ada risiko marjin laba dari segmen ini yang akan tergerus di masa depan.

Kinerja Cemerlang ICBP

Pada 3Q2021, ICBP berhasil mencatatkan pendapatan Rp14,4 trilliun, naik 33% yoy. Kenaikan pendapatan terdorong segmen mi instan dan  snack yang naik 20% yoy. Kemudian, dari segmen dairy dan nutrition food naik 9% yoy dan 8% yoy masing-masing.

Pinehill, anak usaha ICBP yang baru diakuisisi, memberikan kontribusi ke jumlah pendapatan sebesar 22% pada 9M2021.

Posisi utang luar negeri ICBP 9M21 turun menjadi Rp198 miliar dibandingkan 6M21 sebesar Rp768 miliar. Penurunan ini ditopag oleh penguatan mata uang rupiah sepanjang 3Q2021. Perlu diketahui juga, mayoritas hutang ICBP berasal dari luar negeri yang menggunakan mata uang asing.

Pada 3Q21, marjin kotor sebesar 35,4%, lebih tinggi dibandingkan 2Q21 sebesar 34,8%. Tetapi masih ada tekanan dari kenaikan harga bahan bahan baku yang membuat marjin lebih rendah dibandingkan dengan 3Q20 sebesar 36,9%.

Kenaikan harga komoditas seperti minyak goreng dan gandum memberikan beban lebih terhadap biaya bahan baku yang harus dibayar.

Akan tetapi, ICBP ini termasuk saham di sektor konsumen yang memiliki marjin bagus dan stabil. Jadi, ICBP punya power untuk menaikkan harga jual untuk mengimbangi kenaikkan harga bahan baku.

ICBP untuk Investasi

Berdasarkan valuasi price to earning ratio (P/E) secara historis 5 tahun, ICBP masih termasuk murah atau terdiskon sehingga menarik untuk investasi jangka panjang.

Valuasi saat ini berada di P/E sebesar 14,2x, terdiskon 33,65% dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun sebesar 21,4x.


Kami perkirakan kinerja keuangan ICBP tahun 2021 masih akan tetap solid. Target penjualan ICBP sebesar 19-20% potensial bisa tercapai. Alasannya adalah mobilitas yang sudah meningkat di berbagai tempat seperti mall, cafe, dan restoran.

Seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia dan daya beli masyarakat yang meningkat, kami yakin kinerja positif ICBP akan tetap terjaga di masa depan.

Namun, perlu diperhatikan faktor risiko dari tigginya harga komoditas sawit dan gandum yang jadi bahan utama produk. Tingginya harga komoditas tersebut bisa menekan marjin laba ICBP. 


Bagaimana strategi selengkapnya?

Klik di sini analisis & strategi saham ICBP

Analisis dan strategi khusus user VIP. Klik di sini untuk upgrade ke VIP dan dapatkan full access.


-FR-

emtrade.id/disclaimer




Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi