Fakta Tentang Indeks MSCI yang Wajib Diketahui
https://emtrade.id/blog/6701/fakta-tentang-indeks-msci-yang-wajib-diketahui
Akhir-akhir ini Indeks MSCI semakin umum didengar oleh investor di Indonesia, terutama pasca menguatnya IHSG di awal bulan Oktober dan rebalancing pada bulan November tahun ini. Sehingga banyak muncul pertanyaan, apa itu MSCI dan kenapa selalu hangat untuk dibicarakan? Yuk kita bahas..
Morgan Stanley, Si Pencipta Indeks MSCI
MSCI merupakan singkatan dari Morgan Stanley Capital International salah satu institusi riset investasi global yang menyediakan indeks saham, manajemen aset, hingga analisis risiko dan performa aset. Sedangkan Indeks MSCI adalah salah satu produk dari Morgan Stanley yang mengumpulkan beberapa saham dengan performa terbaik menurut mereka.
Secara total, per September 2021
Indeks MSCI memiliki subscriber
senilai US$ 667 juta, naik 11% dibanding kuartal 3/2020. Indeks MSCI secara
rutin melakukan rebalancing atau penyesuaian saham anggota indeks setiap 6
bulan sekali (semi-annually) yang biasanya dilakukan pada April dan November
tiap tahunnya serta tiap 3 bulan sekali (quarterly) yang biasanya dilakukan
pada bulan ke dua tiap kuartalnya.
Selalu updatenya Indeks MSCI serta cakupannya yang cukup luas membuat Indeks
MSCI menjadi salah satu acuan investor-investor asing untuk berinvestasi di
negara-negara tertentu, termasuk Indonesia. Sehingga saham-saham yang masuk ke
dalam indeks MSCI tidak bisa disepelekan keberadaannya.
Baca juga: MSCI, Penggerak IHSG di Masa
Recovery
Saat ini MSCI memiliki puluhan indeks saham dengan berbagai macam kategori seperti market (develop/emerging), regional/country, ESG, bahkan ada juga Islamic Index. Tetapi umumnya, investor sebagian besar hanya melihat MSCI Global Standar Index, MSCI Global Small Cap Index, MSCI SMID Index, dan MSCI Micro Cap Index sebagai acuan dalam berinvestasi.
Indeks MSCI Global
MSCI Global merupakan indeks yang terdiri dari saham-saham unggulan dari beberapa negara di seluruh dunia.
1. MSCI All Country World Index (ACWI)
Terdiri dari kumpulan saham-saham dari 23 negara maju dan 27 negara berkembang dengan kapitalisasi pasar besar hingga menengah, saat ini terdapat 2.975 konstituen (saham) dari 11 sektor. Saham-saham di bursa AS masih mendominasi indeks MSCI ACWI dengan bobot hampir lebih dari 60% dari indeks. Dari 2.975 konstituen, saham-saham teknologi AS seperti Apple, Microsoft, Amazon, Tesla, dan google mendominasi bobot indeks ini dengan total bobot ke 5nya sebesar 11,8%.
2. MSCI Developed Market
Atau yang biasa disebut MSCI World Terdiri dari saham-saham negara maju (develop market) pilihan Morgan Stanley dengan kapitalisasi pasar besar hingga menengah. Saat ini terdapat 1.558 konstituen (saham) yang sebagian besar merupakan saham-saham di bursa AS, terutama sektor teknologi.
3. MSCI Emerging Market
Sedangkan kategori emerging market merupakan saham-saham berkapitalisasi besar hingga menengah indeks MSCI dari negara berkembang seperti Argentina, Brazil, Mesir, China, dan Indonesia. Saat ini terdapat 1.417 konstituen (saham) dari 27 negara berkembang dalam indeks MSCI Emerging Market.
Melihat grafik diatas mungkin akan timbul pertanyaan, dimana Indonesia? Kok tidak terlihat di grafik? Hal tersebut terjawab dengan bobot MSCI Indonesia yang masih sangat kecil dibawah 1,5% terhadap Indeks MSCI Emerging Market. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang pasar saham Indonesia, terutama dengan mulai tercatatnya saham-saham teknologi ke IHSG.
4. MSCI Countries
Lebih mendalam,
MSCI juga mengelompokkan saham-saham pilihannya berdasarkan negara dimana saham
tersebut tercatat. Indonesia termasuk salah satunya, per akhir Oktober 2021
Indeks MSCI Indonesia memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar US$ 116 miliar
dengan 22 konstituen saham dengan kapitalisasi besar hingga menengah di
dalamnya.
Indeks MSCI Indonesia memiliki ETF bernama EIDO yang menjadi indeks untuk menggambarkan pergerakan 22 saham anggotanya.
Indeks MSCI SMID Cap
Indeks MSCI tiap negara tidak
berhenti pada saham-saham kapitalisasi besar dan menengah saja, tetapi ada juga
yang disebut SMID Cap Index yaitu indeks MSCI yang menampung saham-saham
pilihan dengan kapitalisasi pasar menengah hingga kecil.
Di Indonesia saat ini ada 54 saham yang masuk dalam indeks MSCI Indonesia SMID Cap dengan total market cap senilai US$ 40,2 miliar. Berikut 10 saham-sahamnya dengan kapitalisasi terbesar:
Indeks MSCI Small Cap
Disamping Indeks MSCI utama dan SMID yang dihuni oleh saham-saham berkapitalisasi besar hingga menengah, MSCI juga memiliki indeks untuk saham-saham berkapitalisasi kecil di tiap negara. Nantinya per Desember 2021, Indonesia memiliki 48 saham yang tercatat dalam Indeks MSCI Indonesia Small Cap. Dimana, saham ASSA, BANK, BEBS, BFIN, DMMX, INDY, MCAS, SSMS, dan SILO akan menjadi penghuni baru. Sedangkan BOGA, SMSM, dan WTON akan terdepak dari indeks.
Indeks MSCI Micro Cap
Yang terakhir adalah MSCI Micro
Cap untuk saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil. Untuk saat ini indek
MSCI Micro Cap hanya terdapat di 23 negara maju (develop market) dengan 6.192
konstituen tercatat per akhir Oktober 2021. Sedangkan untuk negara-negara
berkembang seperti Indonesia belum terdapat indeks ini.
Jadi gimana strategi untuk
investasi dan trading di saham-saham indeks MSCI?
Klik
disini untuk upgrade ke VIP user Emtrade sekarang
-AVV-
https://emtrade.id/blog/6701/fakta-tentang-indeks-msci-yang-wajib-diketahui
Berapa Beban Operasional Emiten yang Ideal? Baca Penjelasannya di Sini
Kepentingan Non-Pengendali pada Laporan Keuangan itu Apa sih?
Pembagian Dividen Saham 101: Penjelasan dan Prosedurnya
Begini Perbedaan Laba Kotor, Laba Operasional, dan Laba Bersih
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial