Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Fakta Di Balik Kenaikan Saham Bank Digital

8 Nov 2021, 15:15 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Saham bank digital kompak mencatatkan kenaikan sejak pembukaan pasar 8 November 2021. Apa yang menyebabkan saham bank digital kembali bangkit jelang akhir tahun?


Saham bank digital mulai dari ARTO, BBYB, BABP, BNBA, sampai BBHI kompak menghijau. Rata-rata penguatan harganya pun di atas 5 persen. Dari data yang dihimpun pada pukul 14:00 WIB, ARTO naik 5,77 persen, BBYB naik 9,62 persen, BABP naik 9,26 persen, BBHI naik 11,96 persen, dan BNBA melanjutkan auto rejection atas (ARA) 25 persen. 


Faktor Eksternal


Secara global, salah satu faktor kuat yang menggerakkan saham teknologi adalah penurunan yield obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu. Yield obligasi AS itu turun ke level 1,451 persen dan menjadi level terendah sejak 23 September 2021. 




Penurunan yield obligasi AS terjadi saat Departemen Tenaga Kerja melaporkan data yang positif pada Oktober 2021. AS mencatatkan ada 531.000 pekerjaan baru pada Oktober 2021, angka itu di atas ekspektasi 450.000. 


Seperti dikutip dari Marketwatch, pengamat pasar menilai penurunan imbal hasil jangka panjang itu bisa mencerminkan kekhawatiran terhadap kekeliruan langkah Federal Reserve (The Fed) yang mulai melakukan pengetatan moneter akibat adanya tekanan inflasi. 


BACA JUGA: Apa Itu Tapering off dan Apa Efeknya Terhadap Harga Saham?


The Fed memang mengumumkan bakal mulai melakukan tapering off atau mengurangi pembelian obligasi negara pada akhir November 2021. Ketua The Fed Jerome Powell menekankan pihaknya bisa lebih bersabar soal rencana menaikkan suku bunga acuannya. 


Hubungan Yield Obligasi AS dengan Saham Teknologi


Penurunan yield obligasi di AS bisa menjadi sentimen positif untuk saham teknologi karena bisa membuat biaya modal seperti bunga juga bakal turun. Dengan begitu, perusahaan teknologi bisa lebih fleksibel dalam burning money untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang lebih agresif. 


Memang korelasi antara yield obligasi AS dengan saham teknologi secara langsung lebih terdampak ke saham di AS. Namun, sentimen positif saham teknologi bisa berimbas ke Indonesia juga, meski dampaknya tidak secara langsung. 


Selain yield obligasi AS yang lagi turun. Ada beberapa faktor internal di Indonesia yang mungkin menjadi salah satu cerita untuk saham bank digital. 


Aturan Bank Digital Mulai Berlaku


Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12 tahun 2021 terkait bank digital yang sudah dibahas sejak Agustus 2021 mulai berlaku sejak 31 Oktober 2021. 


Dalam aturan itu, jika ada investor yang ingin mendirikan bank digital baru harus menyiapkan modal inti minimal Rp10 triliun. Angka minimal Rp10 triliun itu bertujuan agar jika bank digital itu memperoleh laba bersih, dampaknya bisa terasa hingga ke perekonomian Indonesia. 


Dikutip dari Kontan.co.id, OJK memaparkan jika modal inti bank hanya Rp2 triliun, pencapaian laba bersihnya tidak akan memberikan dampak optimal terhadap perekonomian. 


Selain itu, ada jalan alternatif bagi investor yang ingin mendirikan bank digital, yakni dengan akuisisi bank yang sudah ada. Dengan begitu, investor cukup memenuhi aturan minimal modal inti bank umum senilai Rp3 triliun pada 2022. Saat ini, sudah ada beberapa bank dan investor yang memilih skema alternatif seperti, BBCA, Akulaku, Grup MNC, Grup CT, BBNI, BBRI, EMTK, dan lainnya. 


BACA JUGA: Alasan Bank Kecil Sering Diburu untuk Jadi Bank Digital


Rencana Rights Issue


Selaras dengan kepastian POJK terkait bank digital yang mulai berlaku, beberapa saham bank digital juga mau merealisasikan aksi rights issuenya pada akhir tahun ini. Beberapa saham bank digital yang mau melakukan rights issue antara lain, BNBA, BANK, dan BBHI. 


Khusus BBHI, perseroan sudah jelas bakal masuk ke dalam ekosistem CT Grup. Lalu, kabarnya, BBHI juga bakal melakukan uji coba aplikasinya bernama Allo Prime. 


Untuk BNBA dan BANK sendiri masih belum ada kepastian bakal digandeng siapa. Kedua bank itu sempat dikaitkan dekat dengan SEA Group, yang kini sudah punya SEA Bank hasil akuisisi Bank Kesejahteraan Ekonomi. Lalu, BANK juga dikaitkan dengan OVO serta Alfamart. 


Transaksi Investor Asing ke ARTO


Sementara itu, saham ARTO sempat ramai dibahas pada Jumat 5 September 2021 setelah ada transaksi beli bersih dari investor asing di pasar negosiasi senilai Rp1 triliun. Gara-gara transaksi ARTO itu, IHSG yang lagi diterpa sentimen buruk gara-gara pertumbuhan ekonomi tidak sesuai proyeksi Menteri Keuangan mencatat aksi beli bersih asing Rp1 triliun. 


Mengutip dari CNBC Indonesia, investor asing yang membeli ARTO mencatat transaksi sebanyak 673.000 lot di harga RP16.000 per saham. Jadi, total transaksinya mencapai Rp1,08 triliun. 


Namun, belum ada update informasi lebih jauh dari ARTO terkait transaksi beli oleh investor asing yang terjadi pada 6 November 2021 tersebut.


Strategi Emtrade


Emtrade mencatat 7 saham bank yang menarik di buy untuk jangka pendek pada 8 November 2021. Ke-7 bank itu antara lain, BABP, BACA, BBCA, BBTN, BRIS, BBNI, dan BBYB. 


Dari ke-7 saham itu, Emtrade melakukan scalping saham BABP dengan profit 11,2 persen. 


Emtrade mengingatkan jika sudah punya salah satu saham bank digital, tidak perlu diborong semua. Misalnya, sudah punya ARTO berarti tidak perlu BBYB. 


Lalu, bagaimana strategi saham trading saham bank digital ke depannya? yuk join VIP user Emtrade sekarang. 


Dengan bergabung VIP user Emtrade, kamu bakal dapatkan konten edukasi, analisis, research report, referensi saham, tanya-jawab saham intensif, briefing setiap pagi dan siang, sampai seminar rutin setiap akhir pekan. 


Klik di sini untuk Upgrade VIP user Emtrade


-SR-

Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi