Belajar Membaca Laporan Keuangan Perbankan
https://emtrade.id/blog/5936/belajar-membaca-laporan-keuangan-perbankan
Laporan keuangan (LK) bank dan non-bank kurang lebih sama. Komponennya tetap sama ada neraca, laba rugi, dan laporan kas. Perbedaannya hanya ada di istilah accountingnya dan melihat laporan keuangan bank tidak terlalu melihat laporan kas dan yang penting laporan laba/rugi. Lalu bagaiaman cara membaca laporan keuangan perbankan dan apa saja yang harus dilihat?
Cara Baca Neraca
Neraca menunjukan posisi aset,
utang, dan ekuitas. Di bank, komponen yang paling penting di neraca adalah aset.
Pasalnya kredit yang diberikan ke konsumen dihitung sebagai aset dengan akun “total
kredit yang diberikan”. Bagaimana dengan utang?
Non perbankan utang dibagi dua
ada liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Sedangkan di
perbankan adalah utang berupa deposit dan tabungan nasabah. Ini karena bank
memiliki beban usaha berupa bunga yang dibayar ke deposito atau tabungan. Sehingga
dicatatat sebagai utang bank.
Perbankan jadi salah satu sektor yang disukai oleh investor. Itu karena perbankan kasih 2 laporan, kuartalan dan bulanan. Jadi dinilai bagus karena sangat terbuka.
Laba Rugi
Driver pendapatan suatu bank
adalah net interest income yang datang dari bunga. Bunga ini berasal dari
kredit yang diberikan kepada konsumen. Sedangkan non nterest income dapet dari
fee income atau pendapatan selain dari bunga seperti fee transfer atau top up
e-money. Interest income dijumlah dengan non-interest income menjadi operating
income.
Pendapatan bank bisa sejalan dengan
ekonomi suatu negara. Karena pertumbuhan ekonomi negara lekat dengan kebijakan
fiskal yang berdampak pada pergerakan suku bunga bank dan muaranya di perbankan.
Bank cenderung mengikuti kebijakan suku bunga.
Ekonomi suatu negara juga bisa
berpengaruh pada likuiditas bank. Ketika ekonomi negara sedang bertumbuh sanget
cepat alias hot, bunga bank
cenderung naik karena likuiditas yang berkurang akibat penyaluran kredit yang
masif.
Sebaliknya, keitka ekonomi
melambat bank akan menurunkan bunga kredit untuk menjaga agar likuiditas tidak
berlebih. Biasanya ketika ekonomi melambat kredit akan sulit disalurkan.
Lalu apakah langsung berdampak
pada laporan keuangan Bank?
Dampak ketika BI menaikan atau menurunkan suku bunga baru terasa kurang lebih 3 bulan. Jadi tidak langsung terlihat. Hal tersebut karena laporan kredit yang diberikan pada aset adalah berupa rata-rata jadi ada timelag.
Kualitas Aset
Kualitas aset jadi satu hal
penting dilihat selain neraca dan laba rugi. Apalagi ketika covid dimana risiko
kredit macet sangat besar. Rasio yang paling populer dan sering digunakan
adalah NPL (Non-Performing Loan).
Sederhananya NPL adalah kredit
macet yang masuk tingkat kolektabilitas tiga sampai lima. Tingkat kolektabilitas
menunjukan seberapa lancar debitur membayar utangnya. Biasanya berdasarkan
waktu. Seperti jika sudah lebih dari 90 hari tidak membayar utang, akan masuk
kolektabilitas 3 atau 4 atau 5 tergantung manajemen risiko tiap bank.
Level kolektabilitas memiliki
empat level.
Level 1 = lancar
Level 2 = semi lancar
Level 3 = mulai macet
Level 4 = macet
Level 5 = macet dan dianggap
tidak tertagih
Dampak NPL ke laba rugi
gimana?
Dampaknya ada di besaran nilai
beban provisi. Semakain tinggi NPL, pencadangan naik sehingga beban provisi
naik dan ini akan menggerus laba yang dimiliki. Beban provisi akan mengecil
ketika NPL mulai membaik.
Rasio yang penting dilihat
1.
NIM >> semkain tinggi semakin bagus
2.
COC >> semkain rendah semakin bagus
3.
CASA >> CASA perbandingan giro dan
tabungan >> Semakin tinggi CASA ratio semkain bagus karena biaya semakin
murah.
4.
Cost income rato >> beban opex dibagi
revenue >> semkain rendah semakin bagus
5.
ROA/E >> profit / total aset/ekuitas
6.
CAR >> rasio kecukupan modal >>
semakin tinggi berarti tidak agresif
7.
LDR >> rasio likuiditas >> semakin rendah berarti bank semakin dikit menyalurkan kredit
8.
NPL
9.
NPL cover >> provisi / NPL >> makin
tinggi makin bagus
Kesimpulan
Melihat laporan keuangan
perbankan sama halnya seperti laporan keuangan non-bank yaitu laba/rugi. Perbankan
sendiri relate dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi ketika ekonomi sedang bertumbuh,
pendapatan bank bisa meningkat arena tingkat kredit yang juga naik. Ini yang
bisa menjadi pendorong bagi saham perbankan untuk naik.
Ekonomi Indonesia sendiri saat
ini sedang menuju pemulihan. Vaksinasi yang gencar dilakukan menjadi pendorong
pemulihan. Bahkan Jakarta sebagai pusat ekonomi Indonesia sudah mencapai
setengah jalan (vaksinasi pertama) menuju herd immunity.
Sebuah keniscayaan jika ketika ekonomi Indonesia pulih, saham bank juga akan ikut naik dan cocok untuk investasi seperti BBCA yang memiliki kinerja baik. Tanda-tanda positif dari bank juga terlihat dari beban provisi bank yang tidak sebesar tahun lalu. Artinya bank mulai optimis terhadap pemulihan ekonomi Indonesia.
-R-
https://emtrade.id/blog/5936/belajar-membaca-laporan-keuangan-perbankan
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial