Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Belajar Membaca Laporan Keuangan Perbankan

28 Agu 2021, 12:49 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Laporan keuangan (LK) bank dan non-bank kurang lebih sama. Komponennya tetap sama ada neraca, laba rugi, dan laporan kas.  Perbedaannya hanya ada di istilah accountingnya dan melihat laporan keuangan bank tidak terlalu melihat laporan kas dan yang penting laporan laba/rugi. Lalu bagaiaman cara membaca laporan keuangan perbankan dan apa saja yang harus dilihat? 

Cara Baca Neraca

Neraca menunjukan posisi aset, utang, dan ekuitas. Di bank, komponen yang paling penting di neraca adalah aset. Pasalnya kredit yang diberikan ke konsumen dihitung sebagai aset dengan akun “total kredit yang diberikan”. Bagaimana dengan utang?

Non perbankan utang dibagi dua ada liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Sedangkan di perbankan adalah utang berupa deposit dan tabungan nasabah. Ini karena bank memiliki beban usaha berupa bunga yang dibayar ke deposito atau tabungan. Sehingga dicatatat sebagai utang bank.

Perbankan jadi salah satu sektor yang disukai oleh investor. Itu karena perbankan kasih 2 laporan, kuartalan dan bulanan. Jadi dinilai bagus karena sangat terbuka.

Laba Rugi

Driver pendapatan suatu bank adalah net interest income yang datang dari bunga. Bunga ini berasal dari kredit yang diberikan kepada konsumen. Sedangkan non nterest income dapet dari fee income atau pendapatan selain dari bunga seperti fee transfer atau top up e-money. Interest income dijumlah dengan non-interest income menjadi operating income.

Pendapatan bank bisa sejalan dengan ekonomi suatu negara. Karena pertumbuhan ekonomi negara lekat dengan kebijakan fiskal yang berdampak pada pergerakan suku bunga bank dan muaranya di perbankan. Bank cenderung mengikuti kebijakan suku bunga.

Ekonomi suatu negara juga bisa berpengaruh pada likuiditas bank. Ketika ekonomi negara sedang bertumbuh sanget cepat alias hot,  bunga bank cenderung naik karena likuiditas yang berkurang akibat penyaluran kredit yang masif.

Sebaliknya, keitka ekonomi melambat bank akan menurunkan bunga kredit untuk menjaga agar likuiditas tidak berlebih. Biasanya ketika ekonomi melambat kredit akan sulit disalurkan.

Lalu apakah langsung berdampak pada laporan keuangan Bank?

Dampak ketika BI menaikan atau menurunkan suku bunga baru terasa kurang lebih 3 bulan. Jadi tidak langsung terlihat. Hal tersebut karena laporan kredit yang diberikan pada aset adalah berupa rata-rata jadi ada timelag.

Kualitas Aset

Kualitas aset jadi satu hal penting dilihat selain neraca dan laba rugi. Apalagi ketika covid dimana risiko kredit macet sangat besar. Rasio yang paling populer dan sering digunakan adalah NPL (Non-Performing Loan).

Sederhananya NPL adalah kredit macet yang masuk tingkat kolektabilitas tiga sampai lima. Tingkat kolektabilitas menunjukan seberapa lancar debitur membayar utangnya. Biasanya berdasarkan waktu. Seperti jika sudah lebih dari 90 hari tidak membayar utang, akan masuk kolektabilitas 3 atau 4 atau 5 tergantung manajemen risiko tiap bank.

Level kolektabilitas memiliki empat level.

Level 1 = lancar

Level 2 = semi lancar

Level 3 = mulai macet

Level 4 = macet

Level 5 = macet dan dianggap tidak tertagih

 

Dampak NPL ke laba rugi gimana?

Dampaknya ada di besaran nilai beban provisi. Semakain tinggi NPL, pencadangan naik sehingga beban provisi naik dan ini akan menggerus laba yang dimiliki. Beban provisi akan mengecil ketika NPL mulai membaik.

 

Rasio yang penting dilihat

1.                   NIM >> semkain tinggi semakin bagus

2.                   COC >> semkain rendah semakin bagus

3.                   CASA >> CASA perbandingan giro dan tabungan >> Semakin tinggi CASA ratio semkain bagus karena biaya semakin murah.

4.                   Cost income rato >> beban opex dibagi revenue >> semkain rendah semakin bagus

5.                   ROA/E >> profit / total aset/ekuitas

6.                   CAR >> rasio kecukupan modal >> semakin tinggi berarti tidak agresif

7.                   LDR >> rasio likuiditas >> semakin rendah berarti bank semakin dikit menyalurkan kredit

8.                   NPL

9.                   NPL cover >> provisi / NPL >> makin tinggi makin bagus

 

Kesimpulan

Melihat laporan keuangan perbankan sama halnya seperti laporan keuangan non-bank yaitu laba/rugi. Perbankan sendiri relate dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi ketika ekonomi sedang bertumbuh, pendapatan bank bisa meningkat arena tingkat kredit yang juga naik. Ini yang bisa menjadi pendorong bagi saham perbankan untuk naik.

Ekonomi Indonesia sendiri saat ini sedang menuju pemulihan. Vaksinasi yang gencar dilakukan menjadi pendorong pemulihan. Bahkan Jakarta sebagai pusat ekonomi Indonesia sudah mencapai setengah jalan (vaksinasi pertama) menuju herd immunity.

Sebuah keniscayaan jika ketika ekonomi Indonesia pulih, saham bank juga akan ikut naik dan cocok untuk investasi seperti BBCA yang memiliki kinerja baik. Tanda-tanda positif dari bank juga terlihat dari beban provisi bank yang tidak sebesar tahun lalu. Artinya bank mulai optimis terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. 


Mau belajar saham praktis? yuk gabung VIP user Emtrade

Dengan menjadi VIP user Emtrade, kamu bisa mendapatkan konten edukasi, analisis, research report, tanya jawab saham intensif, referensi saham, seminar rutin, dan webinar morning dan day briefing setiap hari perdagangan bursa. 



-R-

emtrade.id/disclaimer

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Telegram
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi