Strategi Investasi Terbaik untuk Reksa dana
https://emtrade.id/blog/5769/strategi-investasi-terbaik-untuk-reksa-dana-
Banyak pemula yang merasa ingin mulai investasi di reksa dana dulu sebelum terjun langsung ke saham. Alasannya, mereka tidak perlu pusing mikirin beli saham atau instrumen investasi dan memantaunya terus. Namun, masalah selanjutnya adalah bagaimana strategi investasi reksa dana? Dalam pengelolaan dana investasi reksa dana memang dibantu oleh manajer investasi. Namun, tetap saja pengalokasian dan money management uang yang akan diinvestasikan tergantung dari si investor. Lalu, bagaimana strategi investasi reksa dana yang tepat? Ya enggak ada yang tepat si, tapi disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapanmu menerima risiko. Strategi Lump Sum ini langsung membeli instrumen investasi, seperti reksa dana, dengan seluruh modal yang dimiliki di awal. Kelebihan cara ini: investor bisa mendapatkan keuntungan optimal jika tren instrumen investasi sedang naik-naiknya. BACA JUGA: Bingung Pilih Saham atau Reksa dana? Pahami Semuanya Di sini Kekurangannya: investor bisa merasakan risiko yang maksimal ketika tren instrumen investasi turun. Lalu, membutuhkan modal yang besar juga. Misalnya, investor membeli reksa dana saham Manulife Saham Andalan pada 30 Desember 2020 senilai Rp8 juta di posisi Rp2.003,73 per unit. Nah, pada 9 Agustus 2021, harga reksa dana itu menguat menjadi Rp2.496,57 per unit. Artinya, investasi senilai Rp8 juta sejak akhir 2020 sudah profit 24,59 persen menjadi Rp9,92 juta. Lalu, studi kasus kedua membeli reksa dana saham Avrist Ada Saham Blue Safir. Dengan pola yang sama, investor masuk pada 30 Desember 2020 senilai Rp8 juta di posisi Rp978,31 per unit. Lalu, posisi harga reksa dana itu pada 9 Agustus 2021 adalah Rp897,03 per saham. Artinya, investasi Rp8 juta di akhir 2020 sudah turun 8,35 persen menjadi Rp7,33 juta. Itu dengan pola lump sum, bagaimana dengan pola dollar cost averaging? apakah untungnya lebih besar dan risiko juga lebih rendah? Secara sederhana, strategi dollar cost averaging adalah berinvestasi dengan cara mencicil. Kelebihannya: modal yang dibutuhkan bisa lebih sedikit dibandingkan dengan lump sum. Lalu, tidak perlu pusing mencari timing yang pas untuk investasi karena posisi harga investasi akan dirata-rata sesuai periode cicilannya. Selain itu, strategi ini juga bisa meredam potensi risiko yang ada Kekurangannya: strategi ini bisa menekan potensi keuntungan yang kamu dapatkan karena membeli dengan berbagai posisi harga. Jadi, ketika pasar naik tinggi, hasil keuntungan yang diperoleh bakal lebih rendah dibandingkan dengan lumpsum. Untuk membandingkan dengan Lump Sum, berikut perhitungan keuntungan investasi reksa dana saham Manulife Saham Andalan dan Avrist Ada Saham Blue Safir. Reksa dana Manulife Saham Andalan: Berarti dengan modal Rp8 juta yang dicicil setiap bulan, keuntungan yang diperoleh dengan skema dollar cost averaging adalah 14,66 persen. Lebih rendah jika dibandingkan dengan strategi Lump Sum yang bisa tembus 24 persen. Lalu, bagaimana jika dengan studi kasus reksa dana ada saham blue safir? Reksa dana Avrist Ada Saham Blue SafirStrategi Lump Sum
Strategi Dollar Cost Averaging
Dari total investasi Rp8 juta, kini nilai investasi di reksa dana Avrist Ada Saham Blue Safir turun 5,03 persen. Penurunan lebih rendah dibandingkan dengan metode Lump Sum yang mencapai 8,35 persen Tidak ada strategi yang terbaik, tetapi gunakan strategi yang sesuai kemampuan adalah yang terbaik. Memang., lump sum itu bisa mengoptimalkan keuntungan, tapi ingat jika ada risiko juga bakal terkena maksimal. Artinya, kamu yang investasi dengan skema Lump Sum harus menggunakan uang dingin dan sudah siap dengan fluktuasi pasar. Tonton Sekarang: Recording Strategi Investasi Reksa dana dan Saham Di Sini Di sisi lain, strategi dollar cost averaging memang berpotensi memangkas sedikit keuntungan dibandingkan dengan Lump Sum jika pasar sedang naik. Namun, ketika pasar berfluktuatif, bisa jadi dollar cost averaging justru memberikan keuntungan yang lebih besar. Soalnya, posisi harga dikoleksi secara beragam. Selain itu, strategi dollar cost averaging bisa meredam potensi risiko yang ada. Buktinya, kerugian yang dialami dollar cost averaging lebih rendah ketimbang lump sum. Jadi, semua kembali lagi, apa tujuanmu dalam berinvestasi dan bagaimana kemampuanmu dalam mengatasi risiko yang berpotensi diterima? Mau belajar saham secara intensif? Yuk gabung VIP user Emtrade agar bisa mendapatkan konten edukasi, konten analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, referensi saham, seminar rutin, sampai webinar morning dan day briefing setiap jam perdagangan saham. Mau gabung VIP user Emtrade sekarang? Klik di sini ya -C-Kesimpulan
https://emtrade.id/blog/5769/strategi-investasi-terbaik-untuk-reksa-dana-
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial