Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Alasan Perusahaan Teknologi yang Rugi Bisa Punya Valuasi Puluhan Triliun

10 Jul 2021, 12:54 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Rencana Bukalapak melantai di bursa menjadi topik terheboh sepanjang pekan lalu. Melakukan public expose pada 9 Juli 2021, Bukalapak pun memaparkan bagaimana prospek perusahaannya kepada investor. Menariknya, salah satu sorotannya adalah Bukalapak masih rugi Rp1,34 triliun pada 2020. Lalu, apakah tetap menarik dikoleksi?


Pola perusahaan teknologi seperti Bukalapak yang masih mengalami kerugian jelang IPO bukan hal baru. Sebelumnya, unicorn Asean, SEA Group, yang memiliki bisnis Shopee dan Garena, juga mengalami rugi saat melantai di bursa pada 2017. 


Waktu itu, secara full year pada 2016, SEA Group masih mengalami rugi 222,86 juta dolar AS. Padahal valuasinya mencapai 3,75 miliar dolar AS. Nah, sampai kuartal I/2021, SEA juga masih mengalami rugi 281,51 juta dolar AS. 




Lantas, bagaimana nasib sahamnya? di tengah pandemi Covid-19 saham SEA justru melejit dari rata-rata di bawah 50 dolar AS per saham menjadi tembus 275,7 dolar AS per saham pada 9 Juli 2021 kemarin. Kenaikan harga saham SEA itu dipicu kenaikan pengguna dari bisnis Garena, terutama game Free Fire dan Shopee sepanjang pandemi Covid-19. 


Melihat valuasi perusahaan dari potensi market share ini adalah salah satu cara menilai perusahaan new economy. Jelas berbeda dengan menilai old economy yang biasanya menggunakan price to earning ratio , enterprise value to ebitda, atau price to book value


Hal itu juga yang bikin valuasi perusahaan new economy bisa memiliki valuasi hingga ratusan triliunan rupiah, meski masih rugi. 


Bukalapak IPO dan Metriks Valuasi Perusahaan New Economy


Metriks utama untuk perusahaan new economy memang lebih fokus ke market share yang dilihat lewat total nilai transaksi pengguna atau gross merchant value (GMV) untuk e-Commerce atau gross transaction value (GTV) untuk platform di luar e-Commerce. Selain itu, indikator market share juga dilihat dari segi penjualannya. 


Indikator market share ini bisa memperlihatkan seberapa besar kemampuan perusahaan new economy dalam menciptakan ekosistem yang besar. Semakin besar market share, berarti semakin besar juga ekosistem yang bisa diciptakan. 


Alasan Perhitungan Valuasi Old Economy dengan New Economy Berbeda


Salah satu penyebab perhitungan valuasi old economy dan new economy berbeda adalah karena mindset yang berbeda. 


Di sini, old economy masih fokus dalam menjaga cashflow agar tetap baik. Perusahaan old economy membutuhkan cash flow yang baik agar bisa lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank. 


Bahkan, semakin baik kondisi cashflow, berarti perusahaan old economy bisa mendapatkan keringan bunga pinjaman dari bank.


Pola pendanaan dari bank itu yang membuat bila debt to equity ratio perusahaan old economy terlalu tinggi jadi kurang menarik minat investor. Soalnya, semakin besar tingkat utang, berarti risiko perusahaan kolaps saat ada gejolak ekonomi juga menjadi tinggi. 




Sementara itu, perusahaan new economy tidak fokus mencari pendanaan dari bank, tetapi mencari modal dari investor dengan penerbitan saham baru. Seperti Bukalapak, dalam laporan keuangannya, perseroan sama sekali tidak memiliki utang bank. Bukalapak hanya memiliki utang usaha yang berasal dari pembelian dan penggunaan layanan. 


Perusahaan new economy lebih memilih jaga hubungan dengan investor dengan baik dan membuat narasi perusahaan yang menarik demi terus mendongkrak valuasinya. Keberadaan investor pun turut membuka peluang terlahirnya ekosistem yang lebih besar lagi untuk keberlangsungan bisnisnya. 


Untuk itu, perhitungan valuasi saham perusahaan new economy jelas tidak bisa menggunakan old economy. Soalnya, tujuan akhirnya berbeda. New economy fokus mengembangkan ekosistem, sedangkan old economy fokus menjaga cashflow yang berarti juga menjaga konsistensi pertumbuhan laba bersih. 


Nah, bagaimana pandanganmu tentang perusahaan teknologi yang mau melantai di bursa setelah membaca tulisan ini?


Mau belajar saham dari mulai analisis fundamental dan teknikal, kamu bisa gabung menjadi VIP user Emtrade. Bersama Emtrade, kamu akan mendapatkan konten edukasi, konten analisis, research report, tanya jawab eksklusif, referensi saham, seminar rutin, ngobrol bareng emiten, dan webinar morning serta day briefing setiap hari perdagangan di bursa


Klik link ini untuk langsung daftar VIP User Emtrade


-S-


emtrade.id/Disclaimer


Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi