Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Ini Rasio yang Buktikan Profitabilitas Saham Bank masih Tinggi

4 Sep 2021, 16:24 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image
Saham bank memiliki beberapa rasio keuangan yang berbeda dari saham lainnya. Salah satunya adalah net interest margin alias NIM. Nah, rasio ini yang membuat banyak investor asing menilai sektor bank di Indonesia masih profit.

NIM memberikan gambaran seberapa besar persentase keuntungan yang didapatkan bank dari menjalankan fungsi intermediasinya, alias aktivitas menghimpun dana dan penyaluran kreditnya. Semakin tinggi NIM bank, berarti semakin besar juga tingkat profitabilitas bank. 

Namun, NIM yang tinggi bisa jadi menjadi sinyal bank mematok suku bunga kredit terlalu tinggi dengan tingkat bunga deposito yang lebih rendah. Akhirnya margin antara bunga kredit dan beban bunga deposito menjadi cukup besar. 

Untuk itu, Bank Indonesia dan OJK mewanti-wanti bank, terutama bank besar, untuk menurunkan suku bunga kredit di tengah tren suku bunga acuan BI yang lagi rendah. 

Rata-rata NIM Bank Besar


Bank besar yang terepresentasi dalam kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV bisa dibilang memiliki NIM yang lebih tinggi dibandingkan dengan BANK BUKU III atau II. 

Dengan modal inti di atas Rp30 triliun, bank BUKU IV memang lebih fleksibel dalam penyaluran kredit. Jika bank besar masih mematok suku bunga kredit yang masih cukup tinggi di levelnya, berarti margin keuntungannya bakal tinggi. 

"Bank besar cenderung memiliki cost of fund alias beban pendanaan untuk bayar bunga deposito nasabah lebih rendah dibandingkan bank kecil. Penyebabnya, bank besar menguasai pasar hingga lebih mudah dalam mendapatkan dana dari masyarakat. Dengan tingginya tingkat permintaan simpanan, bank besar bisa lebih efisien dengan menawarkan suku bunga deposito yang lebih murah dibandingkan dengan bank kecil" 



Artinya, meski bank besar mematok bunga kredit sedikit lebih rendah dibandingkan dengan bank kecil, tingkat marginnya akan berbeda karena bunga deposito yang ditawarkan lebih rendah. 

Dengan komposisi bank BUKU IV saat ini ada sekitar 8 bank BUKU IV, yakni BBRI, BMRI, BBCA, BBNI, BNGA, PNBN, BDMN, dan BNLI. Rata-rata NIM bank BUKU IV sampai April 2021 sebesar 5,21 persen. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan bank BUKU III yang sebesar 3,49 persen dan bank BUKU II sebesar 4,51 persen. 

Kalau dirinci setiap bank, dari 8 bank BUKU IV, 5 diantaranya justru mencatatkan kenaikan NIM pada kuartal I/2021. Padahal, tren suku bunga Bank Indonesia terus turun hingga ke level rendah. Namun, kenaikan NIM itu bisa dibilang wajar lho.

Kenaikan NIM Saat Penurunan Suku Bunga Hal Wajar?


Bank besar juga punya alasan kuat kenapa NIMnya justru meningkat ketika tren suku bunga rendah. Soalnya, ada masa transisi penurunan suku bunga kredit dan deposito ketika BI menurunkan suku bunga acuannya. 

Lalu, bunga deposito bisa menyesuaikan lebih cepat karena mayoritas simpanan deposito berada di tenor 1 bulan. Jadi, ketika masuk ke bulan selanjutnya, suku bunga simpanannya sudah menyesuaikan. 

Menurut data OJK, data simpanan deposito rupiah bank BUKU IV memang mayoritas berada di tenor 1 bulan sebesar 56,69 persen dari total simpanan keseluruhan. 



Nah, saat suku bunga deposito sudah menyesuaikan, suku bunga kredit belum menyesuaikan. Akhirnya, penurunan suku bunga BI itu justru membuat NIM bank besar naik untuk sementara. 

Namun, penurunan suku bunga kredit yang lebih lama sering jadi sorotan regulator. Pasalnya, tingkat suku bunga kredit di Indonesia masih terlalu tinggi sehingga sulit menggenjot penyaluran kredit.

Pertumbuhan kredit sering dianggap sebagai representasi pertumbuhan ekonomi, tapi pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi juga bisa mengancam perekonomian sebuah negara.

Bahkan, bank sentral sempat mengganti acuan suku bunga BI dari SBI 12 bulan menjadi 7 days reverse repo rate pada Agustus 2016. Tujuannya, agar transisi penurunan suku bunga kredit ke bank dan sektor riil bisa lebih cepat. 

Di luar semua itu, dengan tingkat NIM bank besar masih bisa mencapai 5 persen, bahkan BBRI bisa tembus 7 persen. Artinya, tingkat profitabilitas saham bank di Indonesia masih cukup bagus. Pasar bank di Indonesia pun masih banyak yang belum terjamah sehingga prospek jangka panjangnya masih bagus. 

Hal itulah yang bikin banyak investor asing berburu bank di Indonesia karena tingkat profitabilitasnya masih tinggi. 

Nah, setelah ini kamu jadi tertarik untuk koleksi saham bank?


-S-
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Perusahaan
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi