Metode Dollar Cost Averaging Saham vs Lump Sum Saham
https://emtrade.id/blog/5369/metode-dollar-cost-averaging-saham-vs-lump-sum-saham
Metode Dollar Cost Averaging Saham vs Lump Sum Saham mana yang lebih baik ya? Dalam berinvestasi jangka panjang, terdapat berbagai macam strategi yang umumnya digunakan oleh para investor, salah satunya adalah strategi nabung saham dengan menyicil beli sebuah saham secara berkala dalam periode tertentu misalnya sebulan sekali.
Ada juga strategi lump sum, artinya beli langsung banyak di periode terendah untuk periode tertentu.
Kalau kamu masih bingung harus mengaplikasikan strategi yang mana dalam portofolio investasi kamu, yuk pahami lebih lanjut mengenai dua strategi tersebut di bawah ini.
Apa itu Dollar-Cost Averaging?
Dollar-cost averaging (DCA) adalah strategi nabung saham yang sangat pas untuk kamu yang baru mulai berinvestasi saham, soalnya kamu nggak perlu modal yang besar dan pusing mencari timing beli yang pas karena saham akan dibeli secara berkala. Jadi besaran modalnya bisa disesuaikan di awal, kira-kira berapa banyak yang dapat kamu investasikan sesuai dengan perencanaan keuangan bulanan.
Strategi DCA ini bisa mengurangi potensi return kamu apabila saham yang kita beli itu terus naik harganya. Meskipun begitu, kamu akan memiliki risiko kerugian yang lebih rendah dibandingkan lump sum, ketika harga saham itu turun, harga rata-rata pembelian kamu bisa di bawah pembelian harga lump sum jadi kerugiannya tidak terlalu besar.
Baca juga: Strategi Investasi Saham Saat Pasar Sideways
Apa itu Lump Sum?
Lump sum adalah strategi yang menginvestasikan modal besar sekaligus. Nah, karena lump sum dilakukan dengan jumlah lot yang lebih banyak dengan harga yang pas maka tentu saja kamu akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar kalau saham yang dibeli memiliki tren harga yang terus naik secara jangka panjang.
Tapi tetap harus diingat ya, dengan potensi return yang tinggi, maka risikonya juga akan lebih besar dibandingkan DCA serta modal yang dibutuhkan di awal pembelian juga cukup besar. Selain itu, kalau kamu beli saham secara lump sum, artinya kamu harus benar-benar paham soal fundamental perusahaannya, dan yakin bahwa prospek jangka panjangnya akan bagus, kalau salah pilih saham, bukannya dapat untung kamu malah akan merugi. Nah, tips untuk cara pilih saham untuk investasinya, bisa kamu simak di sini.
Baca juga: Prospek Saham Blue Chip yang Katanya Cocok untuk Pemula
Lebih Baik DCA atau Lump Sum?
Dalam Metode Dollar Cost Averaging Saham vs Lump Sum Saham sebenarnya, kedua strategi ini bisa sama-sama menguntungkan, kok. Letak perbedaannya terdapat di soal money management dan profil risikonya. Kalau kamu merasa gaya investasi kamu lebih cenderung agresif, maka strategi lump sum bisa menjadi pilihan yang pas.
Sebaliknya, kalau kamu adalah tipe yang lebih konservatif dengan modal yang sedikit, maka DCA bisa jadi solusi yang lebih baik.
Baca juga: Tertarik Investasi Saham? Hindari 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemula
Nah, kamu bingung mau pilih mana setelah baca artikel Metode Dollar Cost Averaging Saham vs Lump Sum Saham, daripada bingung supaya strategi investasi kamu semakin optimal, gabung user premium Emtrade aja.
Kamu bisa dapat analisis saham, report research saham, tanya jawab intensif, referensi saham, event khusus user premium, sampai webinar rutin morning dan day briefing interaktif.
Mau join sekarang? langsung saja klik di sini
-C-
https://emtrade.id/blog/5369/metode-dollar-cost-averaging-saham-vs-lump-sum-saham
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial