Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconPemula

Saham DCII Multibagger atau Gorengan? Cari Tahu Bedanya Di Sini

14 Sep 2021, 18:54 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Saham DCII alias PT DCI Indonesia Tbk. melejit 14.257% dari harga IPO hingga penutupan perdagangan 16 Juni 2021. Bahkan, sempat disuspensi oleh BEI, tetapi setelah dibuka kembali harga sahamnya terus terbang. Apakah DCII termasuk multibagger tahun ini? memang apa sih multibagger tersebut?


Multibagger adalah istilah yang muncul dalam buku karya Peter Lynch berjudul One Up on Wall Street yang diterbitkan pada 1988. Artinya, multibagger adalah saham yang bisa memberikan keuntungan berkali-kali lipat kepada investor. 


Ada dua kriteria saham calon multibagger, saham yang lagi undervalued alias lagi diskon atau saham small-mid cap yang harganya masih di bawah Rp1.000 per saham. Kalau bicara saham small-mid cap yang bisa jadi calon multibagger, lalu apa bedanya dengan saham gorengan?


Perbedaan Saham Multibagger dengan Gorengan


Cara paling efektif membedakan calon saham multibagger dengan gorengan adalah fundamental perusahaannya. Harga saham gorengan memang naiknya cepat sekali, tetapi tidak didukung oleh fundamental yang baik. Di sisi lain, saham multibagger bergerak naik signifikan didukung oleh fundamental yang kuat. 


Ada lima kriteria saham Multibagger yang membedakannya dengan saham gorengan. 


Pertama, harga saham masih murah dibandingkan nilai buku maupun intrinsiknya. 


Kedua, perusahaan memiliki fundamental keuangan yang kokoh sehingga bisa berkembang dan bertahan jika ada gejolak ekonomi dalam jangka panjang. 


Ketiga, level utang perusahaan masih terkendali atau berada di level wajar. Level utang sangat penting karena jika terlalu tinggi bisa berujung masalah dalam pembayaran utang. 


Keempat, kinerja laba bersih emiten tumbuh secara konsisten selama beberapa tahun terakhir. 


Kelima, emiten memiliki perencanaan dan strategi untuk adaptasi dari disrupsi dan rencana ekspansi agar bisnisnya terus berkelanjutan hingga jangka panjang. 


Namun, lima kriteria itu bisa saja berubah karena perkembangan zaman. Apalagi, saham sektor teknologi yang memiliki karakter berbeda dibandingkan saham perusahaan konvensional. 


Misalnya saja kalau di BEI ada saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), sampai DCII yang harga sahamnya melejit naik hingga masuk ke kelompok 20 saham berkapitalisasi pasar terbesar. Lonjakan saham yang berhubungan erat dengan sektor teknologi itu diprediksi karena investor dan trader melihat prospek jangka panjangnya. 


Namun, ingat, kamu jangan fear of missing out (FOMO) dengan ikut-ikutan masuk ke saham yang melonjak tinggi di pucuk. Meskipun statusnya saham multibagger, tetapi kalau kamu masuknya di pucuk juga bakal sulit. Soalnya, valuasi sudah ketinggian dan kenaikan harga saham bakal makin terbatas. Dengan kondisi valuasi yang tinggi, ada risiko penurunan harga ke depannya.


Untuk itu, kamu perlu melakukan analisis sebelum melakukan aksi beli atau jual. Nah, kamu termasuk yang bingung mau menganalisis waktu beli saham pakai fundamental atau teknikal? Pahami perbedaan antara analisis fundamental atau teknikal di sini


-S-

emtrade.id/disclaimer

Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi