3 Hal yang Harus Diperhatikan Investor Saat Saham Mau Rights Issue

Rights issue menjadi salah satu opsi perusahaan yang sudah melantai di bursa untuk mendapatkan dana segar dari investor di pasar saham. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh investor dan trader saham saat sebuah emiten mau melakukan rights issue.

Rights issue adalah aksi penerbitan saham baru di mana pemegang saham mendapatkan hak untuk mengambil saham baru tersebut. Nah, jika pemegang saham tidak melaksanakan hak untuk ambil saham baru, persentase kepemilikan sahamnya bakal terdilusi. 

Selain itu, earning per share (EPS) saham yang melakukan rights issue berpotensi turun sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan. Apalagi, jika pertumbuhan laba bersih lebih rendah dibandingkan kenaikan jumlah saham beredar setelah rights issue. 

Dengan berbagai risiko itu, ada beberapa yang harus diperhatikan oleh investor ketika ada emiten yang mau rights issue: 

Tujuan Rights Issue

Tujuan rights issue menjadi yang paling krusial. Soalnya, secara umum ada dua tujuan melakukan rights issue, butuh modal untuk ekspansi atau untuk bayar atau restrukturisasi utang. Tujuan untuk bayar utang yang kurang disukai oleh investor saham. Soalnya, potensi emiten untuk memberikan keuntungan ke pemegang saham dari segi dividen maupun prospek pertumbuhan kinerja bisnis bisa dibilang sangat kecil. 

BACA JUGA: Cara Investasi Saham dengan Tenang!

Di sisi lain, tujuan ekspansi bisa memberikan harapan adanya kenaikan kinerja emiten dan pembagian dividen yang lebih besar. 

Salah satu contoh rights issue untuk dana ekspansi adalah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Perseroan melakukan rights issue pada Oktober 2015. Harga penawaran rights issue senilai Rp371 per saham atau berada di bawah harga pasar saat itu sekitar Rp493 per saham. 

Tujuan perseroan melakukan rights issue adalah untuk menyelesaikan proyek pembangunan smelter feronikel di Halmahera Timur. Proyek itu memang belum rampung hingga saat ini karena ada masalah pasokan listrik untuk mulai operasi. Namun, keberadaan proyek yang sudah siap beroperasi itu menjadi angin segar di tengah permintaan nikel yang berpotensi tinggi akibat tren mobil listrik. 

Per sesi I 15 Juni 2021, harga saham ANTM berada di posisi Rp2.350 per saham. Lalu, per 2021 ANTM juga membagikan dividen senilai Rp16,74 per saham. Sebelumnya, pada 2015-2016, dan 2017 tidak membagikan dividen. 

Cek Return on Equity (ROE)

Investor juga harus mengecek return on equity (ROE) saham yang mau melakukan rights issue. ROE adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba dari modal yang diberikan pemegang saham. 

Semakin tinggi ROE, berarti semakin efektif perusahaan mengoptimalkan modal dari pemegang saham untuk mencetak laba. Dengan begitu, ketika emiten ini rights issue, berarti bisa mengoptimalkan tambahan modal dari para pemegang saham. 

Begitu juga sebaliknya, ketika ROE kecil berarti emiten kurang mampu mengoptimalkan modal dari para pemegang saham. Untuk itu, ketika saham dengan ROE kecil melakukan rights issue, mungkin investor akan bertanya-tanya apakah emiten itu bisa mengoptimalkan modal yang diberikan dengan baik agar bisa mendulang laba lebih banyak?

Harga Pelaksanaan Rights Issue

Umumnya, harga pelaksanaan rights issue selalu di bawah harga pasar. Tujuannya, untuk menarik minat pasar dalam mengeksekusi penerbitan saham baru tersebut. Selain itu, investor juga bisa membandingkan harga teoritis rights issue dengan harga pelaksanaan. Jangan sampai harga rights issue yang di bawah harga pasar itu masih memiliki valuasi yang tinggi. 

Itu tiga hal utama yang perlu kamu perhatikan jika ada saham yang berencana melakukan rights issue. Jangan sampai salah langkah dan masuk ke rights issue yang bikin kamu nyangkut. 

Nah, buat kamu yang masih butuh jawaban mengapa harus investasi saham, bisa tahu jawabannya di sini 

-CE-