Pentingnya Merencanakan Modal & Aset Alokasi untuk Trader dan Investor.
https://emtrade.id/blog/5097/pentingnya-merencanakan-modal-aset-alokasi-untuk-trader-dan-investor
Sebelum memulai: “Start dari modal berapa?”
Ditulis oleh: Ellen May
Sebelum membeli saham pertama, sebelum membeli coin pertama,
atau beli instrument investasi apapun, hampir semua orang menanyakan hal yang
sama,
“Mulai dari modal berapa?”
“Gimana cara beli dan jualnya?”
Dua pertanyaan dasar ini, menjadi awal perjalanan seorang
investor (dan trader), dan bagaimana diri kita merespon kedua pertanyaan ini,
akan menentukan hasil akhirnya.
Start dari modal berapa?
Pertanyaan ini, pada umumnya selalu dijawab, “Yang penting uang dingin, jangan uang panas”. Uang dingin adalah uang yang tidak digunakan untuk keperluan sehari-hari termasuk juga dana darurat. Jadi, kalau kita berinvestasi (atau trading) dengan uang dingin, jika ada risiko kerugian, tidak akan mengganggu kualitas hidup.
Tapi benarkah cuma itu aturannya? Benarkah cuma perlu pakai
uang dingin?
Buat saya, pertanyaan ini selalu akan saya jawab dengan, “start
small”. Start small, mulai dari modal sekecil kamu siap jika ada kerugian.
Bayangin aja, misalnya kita mengalami kerugian 10% hingga 20% dari total modal,
kira-kira siap nggak? Stres nggak? Masih bisa makan tenang, tidur nyenyak?
Meskipun pada prakteknya kita akan membatasi risiko supaya tidak
mengalami kerugian sampai sebesar itu, selalu pikirkan ‘just in case’. Jangan
hanya siap cuan nya, tapi siap pula dengan risikonya.
Buat komitmen di awal. Misalnya mau masuk sekian
nominalnya, jangan terburu-buru nambah di tengah jalan, baik ketika baru untung
maupun ketika habis mengalami kerugian. Setidaknya sampai cuan udah lumayan
banyak, justru ambil modalnya, dan cuan nya yang diputerin. Atau, jika mau
ambil keuntungannya, sampai balik modal, boleh juga.
“Waduh, nanti kalo start small, cuan jadi dikit dong? Kalo
modal digedein kan nanti cuannya jadi banyak?”
Manusiawi kalau sempat berpikir seperti itu, karena manusia
punya fear and greed. Greed, keinginan untuk mengejar kenikmatan.
Fear, rasa untuk menghindari penderitaan / pain.
Justru karena itulah, sebaiknya menahan diri untuk terus
menambah modal ketika lagi cuan (supaya semakin cuan), atau ketika lagi loss
(untuk balas dendam supaya kerugian cepat kembali). Mengapa?
Karena setelah untung atau setelah rugi, kita seringkali
sudah mulai tidak objektif dalam pengambilan keputusan, terpengaruh oleh emosi,
fear / greed, bisa jadi bias.
Wajib pahami dan terapkan Money Management dasar, yang
mencakup:
1.
Menentukan modal awal (uang dingin, start small)
Misal: Rp 100.000.000 (angka ini hanya contoh)
2.
Menentukan jumlah saham yang akan dibeli,
sekaligus menentukan berapa % modal yang akan digunakan untuk pembelian tiap
saham
Misal : mau punya 5 saham, masing-masing maksimal 20%, jadi Rp 20 juta
3.
Sadari bahwa cash is the king! Beli bertahap dari
alokasi per saham, jangan dihabiskan. Jangan nafsu dan abisin modal karena FOMO
Misal: beli 25%-50% dari alokasi Rp 20 juta tadi, yaitu 5 juta-10 juta,
sehingga jika ada peluang lagi (retracement harga misalnya), masih punya cash
untuk beli lagi. Kalaupun nggak ada retracement, bisa digunakan untuk beli
saham lain yang berpeluang
4.
Tarik uang jika sudah mendapatkan keuntungan,
begitu terus sampai modal kembali, jangan diputar terus.
Misal: sudah untung 10% dari total modal, atau Rp 10 juta, boleh ditarik
dulu, supaya perlahan modal kembali dan trading ke depan bisa dilakukan dengan
modal yang didapat dari keuntungan.
5.
Tentukan level pembatasan risiko / stop loss
(harus disesuaikan dengan teknikal). Stop loss tidak boleh di atas support,
harus di bawah support supaya tidak kena false breakdown, harga mantul setelah
stop loss.
Strategi money management di atas nampaknya tidak terlalu
“sexy” bagi banyak trader / investor yang ingin mendapat imbal hasil banyak dan
cepat. Namun, setelah mengalami banyak fluktuasi baik di saham, crypto, dan
bahkan sempat di forex, saya mengambil kesimpulan bahwa holy grail atau
rahasia untuk survive & bertumbuh dalam investasi adalah dengan mendisiplin
diri dengan money management.
“Aduh, tapi susah lho ikutin aturan di atas… biasa emosi
lebih main”
Supaya mudah dan bisa menjalankan petunjuk di atas, maka
mindset awal dulu yang harus diubah, yaitu mindset bahwa instrument investasi
(saham, crypto, dll), merupakan kendaraan untuk kaya cepat dalam semalam.
Untuk menghasilkan pertumbuhan aset dan harta, banyak hal
yang harus kita lakukan, yaitu dengan bekerja secara aktif (apapun profesi
kita), melakukan aset alokasi dan diversifikasi dan investasi, serta melakukan
rebalancing (pengaturan kembali portfolio investasi sesuai siklusnya).
Supaya bisa survive dan terus bertumbuh dalam berinvestasi,
mindset yang harus kita tanamkan adalah mindset sustainable growth. Dalam
investasi, pasti bertumbuh dari hari ke hari, waktu ke waktu, secara
sustainable, bukan sprint.
Trus gimana dong kalau sudah terlanjur all in dan rugi,
karena baru tau tentang strategi money management ini?
Keep calm. Susun ulang portfoliomu seakan-akan belum membeli
saham tersebut, atau jika benar-benar galau, do nothing. Jangan tambah beli
terus, jangan menambah modal di tengah kegalauan. Ketika emosional, do nothing
(jangan buy sell dulu) sembari mengevaluasi strategi.
Nah jika pertanyaan pertama sudah terjawab, kini saatnya kita menjawab pertanyaan kedua, “Gimana cara beli jualnya? Apa saja yang perlu dipelajari?” Yuk baca artikel analisis Teknikal dari “TA1: Apa dan Mengapa AnalisisTeknikal” hingga “TA15: Indikator Analisis Teknikal”
https://emtrade.id/blog/5097/pentingnya-merencanakan-modal-aset-alokasi-untuk-trader-dan-investor
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2023, PT Emtrade Teknologi Finansial