Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconFundamental

FA2. Top Down & Sectoral Analysis

11 Nov 2021, 19:52 WIB
Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Sebelum kita melakukan analisis fundamental perusahaan, ada baiknya kita memahami analisis makro ekonomi dan analisis sektoral yang juga berpotensi mempengaruhi fundamental perusahaan. Pendekatan analisis dari makro ke mikro (fundamental) disebut dengan pendekatan top down.

Analisis makro ekonomi

Analisis makro ekonomi mencakup analisis perekonomian secara global dan domestik, baik kebijakan moneter (suku bunga) maupun kebijakan fiskal (stimulus), serta berbagai indikator perekonomian lainnya seperti inflasi, nilai tukar uang, tingkat pengangguran, dan juga GDP.

Analisis sektoral

Ada banyak hal yang mempengaruhi kinerja dari sebuah industri / sebuah sektor tertentu, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi pergerakan harga saham dari perusahaan yang berada di sektor tersebut.

Berikut ini 9 sektor bisnis dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berikut beberapa hal yang bisa mempengaruhi sektor tersebut:

    Agriculture (CPO, Corn, Wheat, Cocoa, Flour)

Saham yang masuk dalam sektor ini antara lain: AALI, LSIP, SIMP, DSNG, BWPT, TBLA

Beberapa faktor yang mempengaruhi sektor agriculture:

1. Kondisi alam, misalnya La Nina. Fenomena ini menyebabkan adanya potensi berkurangnya suplai atas produk sawit karena kemungkinan terjadi gagal panen di negara-negara yang terdampak pandemi. Oleh karena itu hal ini menguntungkan untuk industry CPO di Indonesia yang tidak terdampak La Nina, dan harga CPO juga bisa meningkat karena suplai berkurang. Contoh lain adalah kondisi gagal panen bisa berpengaruh negatif buat sektor agrikultur pada umumnya.

2. Special event, seperti festival Diwali di India yang bisa mendorong permintaan CPO, bisa mempengaruhi harga CPO meningkat.

3. Kebijakan dari regulator, seperti penerapan program B30 oleh Pemerintah dan bahkan akan terus berkembang hingga B50 dan B100. Contoh lain adalah kesepakatan negara-negara atas pembatasan kuota impor dan ekspor, serta penetapan naik turunnya bea impor dan ekspor.


Finance (Perbankan, Pembiayaan)

Saham yang masuk sektor ini adalah:

1. Lembaga perbankan konvensional: BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, BBTN, BDMN, BNGA, BDMN, BNII
2. Lembaga perbankan syariah: BTPS, BRIS

3. Lembaga non-bank: ADMF, BFIN, PNIN

Contoh hal-hal yang bisa mempengaruhi sektor ini adalah:

1. Kondisi perekonomian: jika perekonomian sedang memanas, inflasi di angka yang sehat, dan juga GDP sebuah negara tinggi, maka hal ini menjadi sentimen positif untuk sektor finansial, khususnya perbankan.

2. Kebijakan moneter dan fiskal. Misalnya, pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) sehingga biaya perbankan rendah. Contoh lain adalah adanya relaksasi kredit sehingga mendorong minat kredit konsumen. Contoh lain, naiknya Loan to Value (LTV) sehingga permintaan kredit perumahan naik menjadi sentimen positif untuk industri finansial, terutama perbankan.

3. Pemangkasan Giro Wajib Minimum (GWM) sehingga likuiditas perbankan naik

    Infrastructure, Utilities and Transportation

Saham yang termasuk ke dalam sektor ini: EXCL, ISAT, FREN, TLKM, GIAA, JSMR, PGAS, POWR, TOWR, TBIG.

Beberapa hal yang bisa menjadi faktor yang mempengaruhi sektor ini antara lain
1. Kondisi tertentu yang seasonal misalnya masa liburan mendorong peningkatan pengguna jalan tol dan jasa penerbangan, maraknya work from home atau online meeting pada saat pandemi menjadi sentimen positif buat sektor telekomunikasi dan teknologi.
2. Kebijakan dari pemerintah, misalnya rancangan APBN, untuk naik turunnya dana infrastruktur yang mempengaruhi pendapatan dari sektor infrastruktur. Selain itu, contoh lain adalah belum adanya kejelasan regulasi tentang layanan Over the Top (OTT) yang bisa menjadi sentimen negatif untuk sektor ini.

Consumer Goods

Saham yang termasuk ke dalam sektor ini: CLEO, GGRM, HMSP, HOKI, ICBP, INDF, MYOR, SIDO, ULTJ, UNVR

Beberapa hal yang bisa menjadi faktor yang mempengaruhi sektor ini antara lain:

1. Kondisi tertentu / seasonal, misalnya ketika memasuki Lebaran, tingkat permintaan barang konsumsi meningkat.

2. Kebijakan dari pemerintah, misalnya adanya bantuan tunai langsung (BLT), subsidi listrik, gas, BBM, dan kenaikan UMK sehingga daya beli masyarakat bisa dialihkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok. Demikian pula sebaliknya, pencabutan subsidi bisa menekan daya beli masyarakat. Contoh lain adalah, penentuan HJE (Harga Jual Eceran) yang berpotensi membuat margin perusahaan tertekan.

3. Naiknya harga komoditas sebagai bahan baku pembuatan produk dan berimbas ke naiknya harga jual. Meski demikian sektor barang konsumsi ini biasanya masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok sehingga dampaknya tidak terlalu signifikan.


Basic Industry and Chemical

Saham yang termasuk ke dalam sektor ini: BRPT, EKAD, CPIN, JPFA, MAIN, INTP, INKP, TKIM, SMGR, WSBP, WTON.

Beberapa hal yang bisa menjadi faktor yang mempengaruhi sektor ini antara lain:

1. Kebijakan dari pemerintah / regulator.  Misalnya, program culling (pemusnahan ayam berkualitas jelek) sehingga supply ayam terjaga dan harga ayam lebih stabil. 

2. Perubahan harga bahan bakar dan bahan baku yang bisa berpengaruh pada biaya produksi.

3. Program pemerintah dan rencana APBN, jika anggaran untuk infrastruktur meningkat tentunya proyek pembangunan infrastruktur pemerintah dan pengembangan property juga meningkat. Contoh lain adalah, Omnibus Law bisa mendorong banyak investasi asing masuk ke Indonesia dan meningkatkan proyek infrastruktur yang berdampak positif bagi industri ini.

4. Perubahan suplai, yang bisa terjadi karena beberapa hal. Misalnya, over kapasitas semen yang membuat pemerintah menurunkan harga semen di tahun 2015.  Contoh lain misalnya impor ayam yang dilakukan pemerintah.

5. Perubahan harga bahan baku misalnya perubahan harga komoditas pulp and paper

6. Perubahan tren / perkembangan teknologi, misalnya maraknya tren digital sehingga permintaan kertas turun.


Miscellaneous Industry

Saham yang termasuk ke dalam sektor ini: ASII, GJTL, IMAS

Beberapa hal yang bisa menjadi faktor yang mempengaruhi sektor ini antara lain:

1. Regulasi. Misalnya relaksasi KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) mendorong permintaan otomotif. Contoh lain adalah naik/turunnya pajak kendaraan bermotor yang bisa mempengaruhi permintaan terhadap sektor otomotif.

2. Kondisi perekonomian yang semakin maju. Misalnya tingginya tingkat pembangunan infrastruktur mendorong permintaan kendaraan utk logistik.

Property, Real Estate, dan Building Construction

Saham yang termasuk ke dalam sektor ini: ADHI, APLN, BEST, BSDE, CTRA, DMAS, PTPP, WSKT, SRMA, WIKA

Beberapa hal yang bisa menjadi faktor yang mempengaruhi sektor ini antara lain:


1. Regulasi. Misalnya Omnibus Law yang mendorong permintaan properti residensial dan meningkatkan pembangunan properti industrial. Contoh lain adalah kenaikan anggaran / APBN untuk pembangunan infrastruktur. Relaksasi kredit untuk perumahan subsidi, perubahan LTV, kemudahan perizinan IMB, memberikan dampak positif untuk sektor ini. Kebijakan yang bertolak belakang memberi dampak negative untuk sektor property. Susahnya perizinan pendirian bangunan menjadi dampak negative buat sektor ini.

2. Kondisi perekonomian. Ketika perekonomian melambat, turunnya daya beli masyarakat berdampak pada turunnya permintaan akan property.


Trade, Service and Investment

Saham yang termasuk ke dalam sektor ini: ACES, BMTR, MNCN, SCMA, LPPF, RALS, IRRA, MIKA

Beberapa hal yang bisa menjadi faktor yang mempengaruhi sektor ini antara lain:

1. Kebijakan pemerintah / regulasi, misalnya perubahan coverage BPJS.

Naik turunnya daya beli masyarakat, misalnya adanya bantuan tunai langsung (BLT), subsidi listrik, gas, BBM, dan kenaikan UMK sehingga daya beli masyarakat bisa dialihkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok. Demikian pula sebaliknya, pencabutan subsidi bisa menekan daya beli masyarakat. Contoh lain adalah, penentuan HJE (Harga Jual Eceran) yang berpotensi membuat margin perusahaan tertekan.

2. Perkembangan tren digital, seperti kehadiran live streaming di media sosial dan kehadiran TV cable mengancam sektor media.

Mining (Coal, Metals, Oil, Gas)

Saham yang masuk sektor ini antara lain: 

- Pertambangan batubara = ADRO, PTBA, INDY, ITMG, DOID

- Minyak = MEDC, ELSA

- Gas = PGAS

- Metals = INCO, ANTM, TINS

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi gerak saham komoditas antara lain:

1. Peningkatan produksi minyak yang membuat harga turun dan pemangkasan produksi yang bisa membuat harga naik.

2. Perubahan musim, misalnya memasuki musim dingin, permintaan bahan bakar minyak, gas, dan batubara bisa meningkat.

3. Adanya alternatif substitusi / pengganti, misalnya penerapan DME untuk mengganti LPG mendorong permintaan coal dengan kalori rendah. Contoh lain adalah penggunaan baterai untuk sumber bahan bakar, sehingga permintaan nikel akan meningkat mensubstitusi permintaan batubara, sehingga bisa mendorong harga nikel naik dan batubara turun.

4. Regulasi. Misalnya adanya perubahan dalam undang-undang, misalnya UU Minerba dari pemerintah yang mempengaruhi ASP (Average Selling Price). Dari dalam negeri, naiknya pajak untuk sektor pertambangan batubara di dalam Omnibus Law misalnya, menjadi katalis negatif untuk sektor ini.

Contoh lain adalah pembatasan kuota impor dan ekspor, misalnya China membatasi impor batubara sehingga membuat harga batubara global turun, dan batubara China meningkat.

Nah setelah melakukan analisis sederhana dari kondisi makro dan sektoral, baru kita melakukan analisis terhadap fundamental perusahaan secara khusus.

Yuk lanjut ke FA3

-EM-


Bagikan
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Deretan Saham Big Caps yang Terdiskon, Mana yang Potensial?

18 Apr 2024, 16:47 WIB
article
ArtikelInsight

Adu Kuat Kinerja Big Bank Hingga November 2023

17 Jan 2024, 08:59 WIB
article
ArtikelInsight

Mana Saham Properti yang Valuasinya Paling Murah? Cek di Sini!

11 Jan 2024, 13:38 WIB
article
ArtikelFundamental

Laba Bersih vs Arus Kas, Mana yang Lebih Penting?

6 Des 2022, 15:37 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi