Pasar saham sangat volatile, gampang naik turun. Potensi keuntungannya memang menarik, tapi kerugian juga bisa datang kapan saja dan sering terjadi bersamaan. Karena itu, setiap investor harus paham risiko yang ada dan bagaimana cara meminimalisirnya. Jangan hanya melihat cuannya, tapi juga siapkan strategi menghadapi kemungkinan buruk.
<h3 dir="ltr">1. Risiko Kondisi Ekonomi &amp; Politik</h3>
Kondisi ekonomi dan politik suatu negara sangat berpengaruh pada pasar saham. Jika suatu negara mengalami krisis, resesi, atau ketidakstabilan politik, investor akan ragu untuk menanamkan modalnya.&nbsp;
Ketika ekonomi lesu, daya beli masyarakat turun, bisnis melambat, dan harga saham ikut anjlok. Oleh karena itu, sebelum berinvestasi, penting untuk memahami situasi makroekonomi dan dampaknya terhadap pasar saham.
Di sisi lain, &nbsp;risiko kondisi ekonomi dan politik biasanya juga ada dampak positif ke sektor tertentu. Misalnya perang yang membuat harga komoditas cenderung naik, sehingga membuat industri komoditas cenderung diuntungkan karena harga jual rata-rata berpotensi ikut naik.
Baca juga: <a href="https://emtrade.id/blog/7089">Alasan Trading dan Investasi Saham Wajib Pantau Kondisi Makroekonomi</a>
<h3 dir="ltr">2. Risiko Capital Loss (Harga Saham Turun)</h3>
Capital loss adalah risiko paling umum dalam investasi saham. Ini terjadi saat harga saham yang dibeli turun dan dijual lebih rendah dari harga belinya.
Contoh:
<ul>
<li dir="ltr">
Seorang investor membeli saham PT A seharga Rp3.000 per lembar.
</li>
<li dir="ltr">
Harga saham turun menjadi Rp2.700 per lembar.
</li>
<li dir="ltr">
Karena khawatir turun lebih dalam, ia menjual sahamnya (cut loss).
</li>
<li dir="ltr">
Investor tersebut rugi Rp300 per lembar saham.
</li>
</ul>
Harga saham bisa turun karena berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan yang memburuk, kondisi pasar global, atau sentimen negatif dari investor.
Baca juga: <a href="https://emtrade.id/blog/9827">10 Istilah yang Muncul Saat Harga Saham Turun</a>
<h3 dir="ltr">3. Risiko Nilai Tukar Mata Uang</h3>
Perubahan nilai tukar mata uang juga memengaruhi stabilitas pasar saham, terutama bagi perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing, mengandalkan ekspor, maupun yang impor bahan baku. Jika nilai tukar rupiah melemah drastis, beban utang perusahaan meningkat dan bisa berdampak negatif pada harga sahamnya.&nbsp;
Namun, kondisi ini justru menjadi berkah tersendiri bagi perusahaan yang pendapatannya berdenominasi dolar AS karena nominalnya dalam rupiah menjadi lebih besar.
Sebaliknya, penguatan mata uang yang berlebihan bisa memicu deflasi yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Dan bagi perusahaan berpenghasilan dolar AS akan mendapatkan nominal rupiah lebih kecil.
<h3 dir="ltr">4. Risiko Suspend Saham</h3>
Suspend adalah penghentian sementara perdagangan suatu saham oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika saham yang kamu miliki terkena suspend, kamu nggak bisa menjualnya sampai BEI mencabut status tersebut.
Penyebab suspend saham antara lain:
<ul>
<li dir="ltr">
Lonjakan atau penurunan harga saham yang tidak wajar (unusual market activity/UMA).
</li>
<li dir="ltr">
Perusahaan mengalami kebangkrutan.
</li>
<li dir="ltr">
Perusahaan tidak menyampaikan laporan keuangan tepat waktu.
</li>
<li dir="ltr">
Bursa meminta klarifikasi terkait aksi korporasi tertentu.
</li>
</ul>
Masa suspend bisa berlangsung beberapa hari hingga berminggu-minggu, tergantung alasan dan kebijakan regulator.
Selain itu, jika suspensi sudah dibuka, otomatis saham tersebut akan masuk FCA atau full call auction untuk beberapa waktu. Di mana, saham akan diperdagangkan dengan metode lelang tertutup, sehingga akan jadi lebih berisiko. Selengkapnya bisa kamu baca di artikel berikut ini.
Baca juga: <a href="https://emtrade.id/blog/5275">Saham Kena Suspensi? Ini yang Harus Kamu Lakukan</a>
<a href="https://emtrade.id/blog/12829/bei-terapkan-mekanisme-full-call-auction-simak-dampaknya-ke-investor">BEI Terapkan Mekanisme Full Call Auction, Simak Dampaknya ke Investor</a>
<h3 dir="ltr">5. Risiko Likuiditas (Susah Jual Saham)</h3>
Risiko likuiditas terjadi saat saham yang dimiliki sulit dijual karena minimnya peminat. Ini sering terjadi pada saham dengan kapitalisasi kecil atau saham perusahaan yang sedang bermasalah. Jika kamu butuh dana cepat tapi nggak ada pembeli yang berminat di harga pasar, kamu bisa terpaksa menjual di harga lebih rendah atau bahkan nggak bisa menjual sama sekali.
Salah satu penyebab risiko ini adalah perusahaan mengalami kebangkrutan dan dinyatakan pailit oleh pengadilan. Jika itu terjadi, saham tersebut bisa kehilangan seluruh nilainya.
Baca juga: <a href="https://emtrade.id/blog/7517">Analisa Bid Offer Saham untuk Mengetahui Likuditas Saham</a>
<h3 dir="ltr">Cara Meminimalisir Risiko Investasi Saham</h3>
Nah, untuk meminimalisir risiko, simak 5 tips di bawah ini agar kamu bisa lebih siap menghadapi kemungkinan buruk di pasar saham:
<ol>
<li dir="ltr">
Gunakan Uang &lsquo;Dingin&rsquo;
</li>
</ol>
Keadaan pasar saham sangat fluktuatif dan sulit diprediksi apakah akan naik atau turun dalam waktu dekat. Karena itu, lebih baik gunakan modal yang memang tidak akan digunakan dalam jangka waktu 1-5 tahun ke depan. Jangan gunakan uang yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari atau dana darurat.
<ol start="2">
<li dir="ltr">
Pahami dan Analisis Sektor Perusahaan
</li>
</ol>
Sebelum membeli saham, kenali dulu perusahaan yang ingin kamu investasikan. Lakukan analisis fundamental untuk melihat apakah perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dalam jangka panjang.&nbsp;
Selain itu, pantau juga berita dan perkembangan sektor industri tempat perusahaan tersebut berada karena kondisi sektoral bisa memengaruhi pergerakan harga saham.
<ol start="3">
<li dir="ltr">
Batasi Diversifikasi Saham
</li>
</ol>
Memiliki portofolio yang tersebar memang bisa mengurangi risiko, tapi kalau terlalu banyak saham yang dipegang, justru bisa menyulitkan dalam mengawasi dan mengelola investasi.&nbsp;
Sebaiknya, cukup miliki 5-10 saham yang sudah dipilih dengan pertimbangan matang agar lebih mudah mengatur alokasi dana dan mengontrol risikonya.
<ol start="4">
<li dir="ltr">
Pahami Alasan Kuat Ketika Membeli Saham
</li>
</ol>
Jangan asal beli saham hanya karena rumor atau mengikuti tren sesaat. Prinsip "Buy on Rumors, Sell on News" sering kali menyesatkan. Pastikan kamu membeli saham berdasarkan analisis yang kuat, baik dari segi fundamental maupun valuasi perusahaan.&nbsp;
Jika kamu berinvestasi untuk jangka panjang, pilih perusahaan dengan kinerja yang stabil dan prospek bisnis yang jelas.
<ol start="5">
<li dir="ltr">
Hindari Averaging Down Tanpa Perhitungan
</li>
</ol>
Averaging down adalah strategi membeli lebih banyak saham saat harga turun agar harga rata-rata pembelian lebih rendah. Namun, ini bisa jadi jebakan kalau saham tersebut terus turun tanpa ada tanda pemulihan.&nbsp;
Jika kondisi perusahaan sedang buruk atau ada sentimen negatif yang kuat, harga saham bisa terus anjlok dan bukannya naik kembali. Jadi, jangan asal averaging down tanpa mempertimbangkan kondisi pasar dan fundamental perusahaan.
Dari 5 tips di atas, yang paling penting adalah tetap konsisten dan fokus pada strategi investasi yang sudah kamu tetapkan. Jangan mudah ikut-ikutan tren tanpa analisis, dan selalu fokus pada pertumbuhan portofolio. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi risiko investasi saham.
Baca juga: <a href="https://emtrade.id/blog/9640">3 Tips Meminimalisir Risiko di Pasar Saham</a>
<h3 dir="ltr">Kesimpulan</h3>
Investasi saham memang menawarkan keuntungan besar, tapi juga punya berbagai risiko yang perlu diwaspadai. Dari risiko capital loss, likuiditas, suspend, hingga pengaruh kondisi ekonomi dan politik, semua bisa berdampak pada investasi kamu. Karena itu, selalu lakukan riset sebelum membeli saham dan pastikan kamu punya strategi yang efektif agar investasi tetap aman dan menguntungkan!
Mau tahu strategi investasi saham yang minim risiko dan ramah untuk pemula? Pelajari selengkapnya di Emvestart, webinar saham untuk pemula bersama pakar saham Ms Ellen May.
<a href="http://emvest.id/blog" style="background-color: #f1c40f;">Klik di sini untuk daftar</a>

5 Risiko Investasi Saham dan Cara Meminimalisirnya

Investor saham harus paham risiko yang ada dan cara meminimalisirnya. Jangan hanya melihat cuannya, tapi juga siapkan strategi menghadapi kemungkinan buruk.

Investasi Saham BBRI Sekarang, Kenapa Harus Punya?

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. 

Yuk yang masih banyak pertanyaan soal BBRI, di video berikut Ms. Ellen May akan berbagi insight alasan kenapa saham BBRI masih menarik buat dibeli sekarang. Klik dan tonton videonya sampai selesai ya!

Fee Sekuritas Beli Jual Saham, Mana yang Murah?

Mau mulai investasi saham? Sekuritas mana yang menawarkan fee murah? Temukan jawabannya di video ini!

Battle sekuritas saham di Indonesia, mana yang murah?

Cara Pilih Sekuritas Saham Terbaik

Fee Sekuritas Saham, Mana Paling Murah?

Siap terjun ke dunia saham? Sebelum serbu beli saham, kamu harus tau dulu dong gimana caranya pilih sekuritas yang oke punya. Perusahaan sekuritas itu kayak gatekeeper-mu ke pasar saham. Gimana cara pilihnya? Tonton di sini!

Scalping, Swing Trading, Super Trader: Mana yang Terbaik?

Strategi scapling, swing trading dan super trader, kapan sih timing yang pas buat pakai ketiganya dalam saham?

Cara Scalping Saham, Swing dan Super Trader yang Benar dan Kapan Waktu Terbaiknya?

﻿﻿Pilih scalping saham, swing trading atau super trader.&nbsp; Mau ganti strategi trading tapi nggak tau timing-nya? Bosen dengan pilihan saham yang itu-itu aja?Di video kali ini, Ms. Ellen May, Found...