PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi big bank pertama yang merilis hasil laporan keuangan untuk periode kuartal I/2024. Pada periode ini, BBCA kembali menorehkan capaian yang positif.
Berdasarkan data dari presentasi perusahaan, pendapatan bunga bersih tumbuh 7,1% YoY dari Rp18,5 triliun pada kuartal I/2023 menjadi Rp19,8 triliun pada kuartal I/2024. Laba bersih naik 11,7% YoY dari Rp11,5 triliun menjadi Rp12,9 triliun.
Biaya operasional naik 4,4% YoY menjadi Rp9,3 triliun. Namun, karena kenaikan lebih rendah dibanding pendapatan bunga bersih, BBCA masih mampu membukukan pertumbuhan PPOP (pre-provision operating profit) 8,5% YoY mencapai Rp16,9 triliun. Sebagai informasi, PPOP adalah pendapatan operasional sebelum dikurangi dana yang disisihkan untuk menutupi kredit macet.
Net interest margin (NIM) cenderung flat di level 5,6%. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan bunga bank dari kredit dan biaya bunga yang harus dibayar tetap stabil. Sehingga tingkat keuntungan BBCA tidak bertambah maupun berkurang.
Di sisi lain, rekor pertumbuhan kredit yang tinggi turut menopang laba bersih. BBCA mencatatkan kredit sebesar Rp835,7 triliun, naik 17,1% YoY. Kredit masih didorong oleh segmen korporasi dengan kontribusi mencapai 46,6%. Segmen ini tumbuh 22,1% YoY menjadi sebesar Rp389,2 triliun.
Source: Company presentation
Baca juga: Sektor Banking 101: Pemahaman dan Cara Analisisnya
Tren kenaikan kredit bisa mendorong laba bersih BBCA di tahun ini. Apalagi, BBCA sudah meluncurkan BCA PayLater sebagai jenis pinjaman KTA (Kredit Tanpa Anggunan), sehingga penyaluran kredit bisa semakin gencar dilakukan.
Di kala kredit yang cetak rekor, BBCA berhasil mempertahankan bahkan memperbaiki kualitas kreditnya. Hal ini tercermin pada rasio non-performing loan (NPL) yang hanya naik tipis 0,1% YoY menjadi 1,9%. Adapun loan at risk (LAR) terpangkas 3,2% YoY menjadi 6,6%.
Rasio loan to deposit (LDR) yang menggambarkan tingkat likuiditas, naik 5,6% YoY menjadi 71,2%. Semakin ketat likuiditas, artinya semakin sempit ruang untuk menyalurkan kredit. Meski begitu, angka ini masih aman karena berada di bawah range standar Bank Indonesia (BI) 78%-92%.
BBCA juga masih membukukan rasio current account saving account (CASA) yang lebih tinggi dibandingkan industri. Ini menandakan bahwa penghimpunan dana yang dilakukan perusahaan lebih efektif daripada rata-rata industri.
Source: Company presentation
Saat ini BBCA diperdagangkan dengan price to book value (PBV) 4,82x, sedangkan rata-rata 5 tahun di 4,32x. Itu berarti, valuasi BBCA sudah premium 12%.
Baca juga: Punya Saham Bank? Ini Deretan Indikator yang Wajib Dipantau
Lalu, kapan bisa ambil peluang investasi di BBCA? Gimana strategi dan prospeknya? Belajar di Emvestart, webinar saham untuk pemula bersama pakar saham Ms Ellen May.
GRATIS senilai Rp 500.000 dengan kode BLOG terbatas untuk 50 orang pertama
Klik di sini untuk informasi selengkapnya.
Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.
https://emtrade.id/blog/12933/kinerja-bbca-tumbuh-positif-didorong-rekor-pertumbuhan-kredit
Laba Bersih ICBP Terkoreksi Efek Pembengkakan Beban Keuangan
Performa Keuangan ASII di Kuartal I/2024 Menurun, Ini Penyebabnya
Performa Keuangan UNVR Membaik, Gimana Efek Penarikan Es Krim?
BBRI Cetak Laba Bersih Naik Tipis 2,7% Jadi Rp15,6 Triliun
Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek
Terdaftar dan Diawasi
© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial