Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

ADRO Punya Proyek EBT Jumbo, Begini Prospeknya

22 Mar 2024, 13:35 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emiten yang terkenal akan batu baranya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) kini tengah aktif memperluas usahanya di bidang energi baru terbarukan (EBT), terutama dalam sektor kelistrikan. Ini sejalan dengan tujuan ADRO untuk mencari sumber energi baru dan sebagai langkah untuk membuat energi lebih hijau.


ADRO mengembangkan sektor EBT sesuai salah satu pilar bisnis, yakni Adaro Green. Saat ini Adaro Green sedang mengerjakan beberapa proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB) di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).


Proyek terbesarnya adalah PLTA Mentarang Induk dengan kapasitas 1.375 megawatt (MW). Proyek ini sedang dalam proses pembangunan dan penandatanganan kontrak pembelian listrik. 


PLTA Mentarang akan mendukung pabrik aluminium anak usaha ADRO, yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang dijadwalkan mulai produksi pada kuartal IV/2025 dengan kapasitas 500.000 ton per tahun.


PLTA Mentarang Induk, yang dikelola oleh PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), akan menjadi salah satu PLTA terbesar di Indonesia dengan investasi sekitar US$2,6 miliar atau Rp40,3 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS). 


Pembangkit ini diharapkan dapat menyuplai listrik sebanyak 9 Terawatt jam (TWh) per tahun ke Kawasan Industri Hijau Kalimantan Utara. PLTA Mentarang Induk akan memiliki bendungan Concrete Face Rockfill Dam (CFRD) yang merupakan yang kedua tertinggi di dunia, dengan tinggi 235 meter dan panjang 815 meter. Diperkirakan proyek ini akan menciptakan lebih dari 5.000 lapangan pekerjaan.


Untuk diketahui, KHN adalah perusahaan holding yang dimiliki oleh PT Kayan Patria Pratama (25%), Sarawak Energy Berhad (25%), dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (50%).


Selain PLTA, ADRO juga mengembangkan proyek PLTB di Kalimantan Selatan dengan kapasitas 70 MW dan sistem penyimpanan energi baterai 10 MWh. pendanaan proyek PLTB diharapkan selesai pada akhir kuartal IV/2024 dan memulai operasi komersialnya pada kuartal II/2026


Untuk PLTS di Kelanis, Kalimantan Tengah, ADRO sedang mempertimbangkan penambahan kapasitas hingga 7 MW. Sebelumnya, ADRO telah mengoperasikan PLTS Kelanis sebagai salah satu PLTS terapung terbesar kedua di Indonesia dengan produksi listrik diperkirakan sekitar 618.000 kWh.

Dampak ke Kinerja ADRO

  • Pendapatan berpotensi naik dalam jangka panjang

Proyek EBT memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan ADRO dalam jangka panjang. Energi terbarukan menjadi semakin penting di pasar global, dan permintaan terhadap energi bersih terus meningkat. Dengan memasuki pasar EBT, ADRO dapat mengakses sumber pendapatan baru dan berkelanjutan.


  • Diversifikasi bisnis

Dengan berinvestasi di EBT, ADRO dapat mendiversifikasi portofolionya dari sektor batu bara yang lebih tradisional. Diversifikasi ini bisa mengurangi risiko bisnis dan membuat perusahaan lebih tahan terhadap fluktuasi pasar energi.


  • Biaya awal yang tinggi

Pengembangan proyek EBT sering kali membutuhkan investasi awal yang besar untuk pembangunan infrastruktur, seperti PLTA atau PLTB. Dampaknya, beban keuangan perusahaan dalam jangka pendek mungkin akan meningkat dan arus kas akan ikut terpengaruh.


Secara keseluruhan, meskipun terdapat tantangan dan biaya awal yang tinggi, pengembangan proyek EBT oleh ADRO dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang, sejalan dengan transisi global menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Adapun pemerintah RI juga menargetkan Net Zero Emission pada tahun 2060.


Sepanjang tahun 2023 pendapatan ADRO anjlok 19,6% YoY menjadi US$6,51 miliar. Hal ini mendorong penurunan laba bersih sebesar 34,2% YoY menjadi US$1,64 miliar turun 34.2%. Namun, angkanya lebih baik dari perkiraan konsensus. Penyebab utama penurunan kinerja adalah penurunan harga jual rata-rata batu bara sebesar 28.1%.


Lalu, bagaimana strategi trading saham ADRO? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Laba Bersih ICBP Terkoreksi Efek Pembengkakan Beban Keuangan

2 Mei 2024, 17:20 WIB
article
ArtikelInsight

Performa Keuangan ASII di Kuartal I/2024 Menurun, Ini Penyebabnya

30 Apr 2024, 16:18 WIB
article
ArtikelInsight

Performa Keuangan UNVR Membaik, Gimana Efek Penarikan Es Krim?

26 Apr 2024, 15:09 WIB
article
ArtikelInsight

BBRI Cetak Laba Bersih Naik Tipis 2,7% Jadi Rp15,6 Triliun

25 Apr 2024, 13:06 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi