Tertekan Boikot, Laba Bersih UNVR Turun 10% Sepanjang 2023

Seperti yang diperkirakan, laporan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sepanjang tahun 2023 menunjukkan adanya pelemahan. Pada periode ini, UNVR mencatatkan penjualan mereka yang turun 6,3% dari Rp41,2 triliun menjadi Rp38,6 triliun. Hal ini sejalan dengan penurunan laba bersih sebesar 10,5% dari Rp5,4 triliun menjadi Rp4,8 triliun saja.

Kinerja perseroan yang terkoreksi didorong oleh penurunan penjualan seluruh segmen. Segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh melemah 7,7% menjadi hanya Rp25,1 triliun. Adapun segmen makanan dan minuman melemah 3,6% menjadi Rp13,5 triliun. 

Penyebabnya adalah sentimen negatif terkait boikot produk yang terafiliasi dengan Israel. Di mana, penurunan penjualan paling signifikan terjadi pada bulan November sebesar 26% dari level normalnya (running rate).

Selain karena penurunan penjualan, laba bersih kian tertekan akibat pembengkakan beban perusahaan. Di antaranya adalah beban pemasaran dan penjualan Rp8,9 triliun (+6,43%), beban umum dan administrasi Rp3,9 triliun (+10,6%), serta biaya keuangan Rp106 miliar (+24,4%).

Bagaimana dengan kondisi neraca keuangannya? Pada tahun 2023, UNVR membukukan aset sebesar Rp16,7 triliun, turun 9,0%. Di sisi lain, utang perusahaan berhasil dipangkas 7,2% menjadi Rp13,3 triliun. Namun, ekuitas atau modal mereka turun 15,4% menjadi hanya Rp 3,4 triliun. Hal ini menunjukkan ekuitas UNVR negatif karena utang lebih besar daripada modal.

Dengan begitu, rasio debt to equity (DER) di 0,22x dan debt to asset (DAR) 0,04x.

Saat ini, saham UNVR diperdagangkan dengan valuasi price to earnings ratio (PER) 25,98x. Angka ni berada di bawah minus 1 standar deviasi 27,51x. Artinya, secara valuasi saham UNVR sangat murah atau  undervalued.

Pertanyaannya, apakah sahamnya saat ini menarik untuk buy investasi? Temukan jawabannya di Emvest, program belajar saham online dan case study portfolio design jangka panjang. 

Klik di sini untuk dapat informasi selengkapnya.