Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Makin Banyak Rilis, Apakah EV Pilihan Yang Tepat?

9 Feb 2024, 09:28 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dalam jumlah mobil listrik atau Electric Vehicles (EV) yang dirilis di Indonesia, namun, adopsi EV di Indonesia masih lebih lambat dibandingkan pasar global lainnya. 


Menurut survei yang dilakukan PwC, salah satu tantangan terbesar dalam adopsi EV adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya. Meskipun jumlah stasiun pengisian daya listrik (SPDL) telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, fasilitas ini belum dapat menjangkau pelosok daerah. Di sisi lain banyak dari stasiun pengisian daya listrik yang tidak memiliki kapasitas untuk melakukan recharge dalam waktu yang cepat,. Sehingga hal ini tentu menjadi kendala dalam adopsi EV mengingat jarak tempuh kendaraan EV yang terbatas pada kapasitas baterai.


Kendaraan modern memiliki berbagai pilihan bahan bakar yang dapat digunakan, mulai dari bensin, listrik dan bahkan hybrid. Setiap jenis bahan bakar memiliki karakteristiknya sendiri, dengan kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh konsumen, lalu apa aja?

Kendaraan Bahan Bakar Fosil (ICE)

Kendaraan dengan Mesin Pembakaran Dalam (ICE) telah menjadi standar dalam transportasi selama lebih dari satu abad. Kendaraan ini beroperasi dengan membakar bahan bakar fosil, seperti bensin atau diesel, di dalam mesin untuk menghasilkan tenaga yang mendorong kendaraan. 

Kendaraan ICE memiliki beberapa keuntungan, seperti jangkauan perjalanan yang luas dan waktu pengisian bahan bakar yang cepat. Namun, mereka juga memiliki beberapa kelemahan, termasuk emisi gas rumah kaca yang tinggi dan biaya operasional yang relatif tinggi.

Kendaraan Listrik (EV)

Kendaraan Listrik (EV) adalah kendaraan yang menggunakan motor listrik untuk tenaga penggerak, dengan energi yang disimpan dalam baterai dan dapat diisi ulang. EV tidak menghasilkan emisi langsung dan umumnya lebih efisien daripada kendaraan ICE. Mereka juga lebih senyap dan memiliki biaya pemeliharaan yang lebih rendah. 

Namun, EV saat ini memiliki beberapa tantangan, termasuk jangkauan perjalanan yang lebih pendek dibandingkan dengan kendaraan ICE dan waktu pengisian baterai yang lebih lama serta infrastruktur yang belum merata khususnya di Indonesia.

Kendaraan Hybrid

Kendaraan Hybrid adalah gabungan dari kedua teknologi ICE dan EV. Mobil hybrid dilengkapi dengan mesin bensin dan motor listrik yang memungkinkan kendaraan jenis ini untuk beroperasi dengan bahan bakar fosil atau energi listrik. 

Kendaraan hybrid dirancang untuk memanfaatkan keuntungan dari kedua jenis kendaraan yang dapat menggunakan motor listrik untuk perjalanan jarak pendek dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik di kota, sementara mesin pembakaran juga dapat digunakan untuk perjalanan jarak jauh. 

Baterai kendaraan dapat diisi secara otomatis tanpa charger melalui regenerasi energi saat pengereman, yang dikenal sebagai “regenerative braking”.

Cara kerja mobil hybrid secara garis besar : 

  1. Dari posisi berhenti, mobil bergerak menggunakan mesin listrik.

  2. Saat berjalan normal, beralih ke mesin bensin.

  3. Saat akselerasi berat kedua mesin bekerja bersama.

  4. Saat pengereman sistem berpindah ke Pengereman Regeneratif/regenerative braking.

  5. Saat mobil tidak bergerak/berhenti, seluruh daya menggunakan listrik.


Hybrid Bisa jadi Opsi Transisi Menuju Adopsi Full EV

Sebagai perbandingan konsumsi bahan bakar, rata-rata konsumsi bahan bakar mobil berteknologi hybrid adalah 19 km/liter hingga 25 km/liter, tergantung pada kondisi mengemudi dan faktor lingkungan, sebagai contoh : 


Hybrid

Toyota Camry Hybrid 2.487 cc : 25 km/liter.

Innova Zenix Hybrid 2.000an cc : 21 km/liter.

Konvensional (ICE)

Toyota Innova Reborn 2.494 cc : 12,2 km/liter - 19 km/liter.

New Avanza 1.300an cc : 16 km/liter.


Toyota Camry Hybrid, Innova Zenix Hybrid, Toyota Innova Reborn, New Avanza sendiri merupakan produk dari ASII.


Dengan demikian, kendaraan hybrid bisa menjadi jalan tengah di saat tren EV semakin naik daun, namun secara infrastruktur belum memadai untuk kendaraan yang full menggunakan baterai sebagai penggerak. Kendaraan hybrid memiliki semua kelebihan baik dari kendaraan ICE maupun EV, walaupun secara harga mobil-mobil hybrid masih cenderung lebih mahal.


Sebagai informasi tambahan, penjualan mobil EV hanya mencakup 1,7% dari penjualan mobil domestik di FY23, sementara kontribusi penjualan mobil hybrid lebih tinggi yaitu 5,4%. (produk hybrid ASII : Innova Zenix, Alphard Hybrid, Camry Hybrid, dll)


Jadi ASII masih menarik buat di koleksi? Bagaimana strateginya? Kapan boleh entry? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-MNF-


emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.


Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi