Insight
Teknikal
Pemula
Fundamental
Psikologi Trading
Manajemen Risiko
Perencanaan Keuangan
Emtradepedia
premium-iconInsight

Balik Arah, Pelaku Pasar Pesimis Suku Bunga The Fed Dipangkas Dalam Waktu Dekat

24 Jan 2024, 15:58 WIB
Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
banner-image

Emtraders, Wall Street belakangan ini tengah memperdebatkan terkait kapan kemungkinan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga Amerika Serikat (AS). Lantaran, hingga Jumat pekan lalu (19/01) para investor memperkirakan ada kemungkinan 49% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada Maret, menurut CME Fed Watch Tool. Padahal, seminggu sebelumnya, mereka memperkirakan kemungkinan tersebut sebesar 81%. 


Sedangkan 50% pelaku pasar memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, naik dari sekitar 19% dari minggu sebelumnya. Artinya, mulai ada keraguan di tengah pelaku pasar bahwa The suku bunga The Fed akan turun dalam waktu dekat.

Pertimbangan Pelaku Pasar

Proyeksi pelaku pasar ini didasari atas keputusan China menerbitkan obligasi. Jika AS menurunkan suku bunganya, hal ini berpotensi membuat obligasi China lebih menarik bagi para investor, sehingga bisa terjadi aliran modal yang berpindah dari AS ke China. Untuk mencegah hal tersebut, mungkin akan ada keputusan strategis oleh The Fed untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi.


Baca juga: Laut Merah Hingga Potensi Inflasi dan Suku Bunga


Adapun beberapa faktor lain dari data perekonomian adalah sebagai berikut:

  • Peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen: Survei dari University of Michigan menunjukkan lonjakan indeks keyakinan konsumen (IKK) ke 78,8 pada Januari, yang merupakan tingkat tertinggi sejak Juli 2021. IKK yang tinggi menandakan bahwa konsumen merasa optimis tentang ekonomi, yang biasanya berarti mereka lebih cenderung menghabiskan uang, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

  • Penurunan Klaim Pengangguran: Laporan dari Biro Ketenagakerjaan AS yang menunjukkan penurunan klaim awal tunjangan pengangguran menjadi 187.000 untuk pekan yang berakhir pada 13 Januari 2024, menandakan pasar tenaga kerja yang kuat. Tingkat klaim pengangguran yang rendah menunjukkan sedikitnya jumlah orang yang kehilangan pekerjaan, yang merupakan indikator positif bagi ekonomi.

  • Peningkatan Jumlah Pekerjaan dan Rendahnya Tingkat Pengangguran: Kenaikan jumlah pekerjaan dan tingkat pengangguran yang rendah (3,7% pada Desember 2023) menunjukkan pasar tenaga kerja yang ketat. Hal ini biasanya mengarah pada peningkatan upah, yang kemudian meningkatkan daya beli konsumen dan pertumbuhan ekonomi.

  • Peningkatan Penjualan Ritel: Kenaikan penjualan ritel sebesar 5,6% secara tahunan pada Desember menunjukkan konsumsi yang kuat, yang merupakan komponen penting dari pertumbuhan ekonomi. Kenaikan ini lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar, mengindikasikan bahwa konsumen tetap menghabiskan uang meskipun ada kekhawatiran inflasi.

  • Inflasi yang Lebih Tinggi dari Perkiraan: Inflasi yang meningkat menjadi 3,4% pada Desember, yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar, menandakan bahwa tekanan harga masih ada. Inflasi yang tinggi biasanya menuntut kebijakan moneter yang lebih ketat untuk menjaganya agar tidak berlebihan.


Ketika ekonomi berjalan kuat seperti yang ditunjukkan oleh data ini, The Fed mungkin lebih cenderung untuk menahan suku bunga di level yang tinggi. Hal ini karena pemangkasan suku bunga biasanya dilakukan untuk merangsang ekonomi yang lemah. 


Baca juga: Stimulus Baru China, Siap Tebarkan Obligasi Khusus Rp2.000 Triliun

Kapan The Fed Pangkas Suku Bunga?

Sebagai informasi, sebelumnya The Fed, menahan suku bunga AS ketiga kalinya di level 5,00-5,25% pada pertemuan bulan Desember, sesuai dengan ekspektasi pasar. Anggota The Fed juga telah menyarankan pemangkasan sebanyak tiga kali dengan potensi penurunan menjadi 4,6% dari proyeksi sebelumnya hanya 5,1% atau dua kali penurunan. 


Pertanyaannya, kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga? Menyadur informasi CNBC Indonesia, sebanyak 17 lembaga global telah mengeluarkan penelitiannya, dan dari jumlah tersebut, 9 di antaranya percaya bahwa The Fed akan mulai mengurangi suku bunganya pada Juni 2024. Mereka memperkirakan total pengurangan suku bunga akan mencapai 100 basis poin (bps) hingga akhir tahun 2024.


Nah, dari proyeksi ini, maka kita bisa mendapatkan gambaran terkait kapan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan turut dipangkas. Biasanya, arah kebijakan The Fed akan memengaruhi keputusan BI dalam mengatur kebijakan moneter. Sehingga apabila pemangkasan suku bunga AS terjadi lebih lambat, BI juga akan mengikuti. 


Baca juga: Menelisik Potensi Ekonomi Makro di 2024: Inflasi, Suku Bunga AS, dan Ekonomi China


Sumber: CNBC Indonesia 


Maka dari itu, kita masih perlu wait and see langkah yang akan diambil oleh The Fed pada jadwal pertemuan berikutnya.


Jadwal pertemuan FOMC 2024:

  • 30-31 Januari 2024

  • 19-20 Maret 2024*

  • 30 April-1 Mei 2024

  • 11-12 Juni 2024*

  • 30-31 Juli 2024

  • 17-18 September 2024*

  • 6-7 November 2024

  • 17-18 Desember 2024*


Jadwal bertanda bintang (*) menandakan rapat di mana The Fed akan akan membahas dan merilis ringkasan tentang perkiraan ekonomi.Jadwal ini masih belum pasti dan baru akan dikonfirmasi pada rapat sebelumnya.


Baca juga: Alasan Rupiah Menguat Usai The Fed Tahan Suku Bunga, Trader dan Investor Harus Tahu


Lalu, bagaimana strategi trading di tengah kondisi seperti ini? Upgrade jadi VIP member untuk menikmati semua fitur Emtrade. Dengan menjadi VIP member, kamu bisa menikmati trading signal, referensi saham, konten edukasi, analisis, research report, tanya-jawab saham intensif, morning dan day briefing, dan seminar rutin setiap akhir pekan.

Klik di sini untuk upgrade menjadi VIP member Emtrade.

-RE-

emtrade.id/disclaimer

Setiap saham yang dibahas menjadi case study, edukasi, dan bukan sebagai perintah beli dan jual. Trading dan investasi saham mengandung risiko yang menjadi tanggung jawab pribadi. Emtrade tidak bertanggung jawab atas setiap risiko yang mungkin muncul.



Bagikan s
whatsapp
Facebook
Twitter
linkedin
telegram
Artikel Lainnya
ArtikelInsight

Gaji Dipotong Tapera, Apa dan Gimana Dampaknya?

30 Mei 2024, 13:05 WIB
article
ArtikelInsight

BBRI Masih Nyaman di Level 4000-an, Apa yang Mesti Dilakukan Holder?

29 Apr 2024, 14:20 WIB
article
ArtikelInsight

Harga Nikel Cetak Rekor, Sahamnya Menyala

22 Apr 2024, 16:23 WIB
article
ArtikelInsight

Rupiah Ambruk ke Level Terendah Empat Tahun, Begini Korelasinya ke IHSG Secara Historis

17 Apr 2024, 11:51 WIB
article
Video Populer
logo-emtrade

Aplikasi edukasi saham, bisa tanya jawab, dapat referensi saham, praktis, membuatmu bisa langsung praktek

Instagram
Youtube
Tiktok
Twitter
Facebook
Spotify
Download Aplikasi
appstoreplaystore

Terdaftar dan Diawasi

logo-ojkIzin Usaha Penasihat Investasi : S-34/D.04/2022
kominfoTanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Nomor :002568.01/DJAI.PSE/04/2022

© 2024, PT Emtrade Teknologi Finansial

Syarat & KetentutanKebijakan Privasi